Wakil Bupati Lingga Jemput Korban Kapal Tenggelam di Jambi
Wakil Bupati Lingga Neko Wesha Pawelloy bertolak ke Tanjung Jabung Timur, Jambi, untuk menjemput para korban KM Wicly Jaya Sakti sekaligus meninjau prosedur keselamatan transportasi laut di rute tersebut.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Delapan dari total 26 penumpang Kapal Motor Wicly Jaya Sakti yang tenggelam di perairan timur Jambi merupakan warga Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau, Minggu, (23/5/2021) pagi, Wakil Bupati Lingga bertolak ke Tanjung Jabung Timur, Jambi, untuk menjemput para korban sekaligus meninjau prosedur keselamatan transportasi laut di rute tersebut.
Kapal Motor (KM) Wicly berangkat dari Pelabuhan Nipah Panjang, Tanjung Jabung Timur, menuju Dabo Singkep, Lingga, Sabtu (22/5/2021) pagi. Di tengah perjalanan, kapal itu tenggelam karena cuaca buruk dan ombak tinggi. Sebanyak 18 orang telah dievakuasi, sedangkan delapan lainnya belum ditemukan.
Wakil Bupati Lingga Neko Wesha Pawelloy, Minggu (23/5/2021), mengatakan, siang ini dirinya masih dalam perjalanan menuju Pos Sar Kuala Tungkal di Tanjung Jabung Timur untuk memantau pencarian dua warga Lingga yang belum ditemukan. Ia berharap korban yang hilang itu dapat segera ditemukan dalam kondisi selamat.
”Empat warga (Lingga) yang selamat akan langsung diserahkan kepada keluarganya pada hari ini. Adapun dua orang lainnya masih dikarantina di Rumah Sakit Umum Daerah Nurdin Hamzah, Jambi, karena karena tidak lolos tes antigen Covid-19,” kata Neko saat dihubungi dari Batam.
Dua orang lainnya masih dikarantina di Rumah Sakit Umum Daerah Nurdin Hamzah, Jambi, karena karena tidak lolos tes antigen Covid-19. (Neko Wesha Pawelloy)
Sebelumnya, Kepala Badan Pencarian dan Penyelamatan Nasional (Basarnas) Provinsi Jambi Ibnu Harris Al Hussain mengatakan, 18 penumpang KM Wicly yang selamat itu ditolong KM Sabang yang kebetulan tengah melintas di perairan Kuala Tungkal. Salah seorang penumpang yang selamat itu adalah bayi berusia 1,5 tahun.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Jambi Ibnu Sulistyono, menambahkan, tiga hari terakhir sebagian besar wilayah Jambi terdampak aktivitas gelombang ekuator Rossby dan Kelvin yang terpantau aktif meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan.
Masyarakat diimbau waspada terhadap dampak yang timbul seperti angin kencang, banjir, berkurangnya jarak pandang, hingga tanah longsor, dan potensi kecelakaan di perairan.
Cegah peristiwa serupa
Pada 24 Juni 2018, kecelakaan serupa pernah terjadi. KM Berkat Anugerah yang berangkat dari Nipah Panjang menuju Batam tenggelam di perairan Lingga. Kapal itu bermuatan 10 ton kelapa bulat, 5 ton pisang, dan 13 orang, meliputi satu nakhoda, satu kepala kamar mesin, dua kelasi, dan sembilan penumpang .
Kapal terbalik dan tenggelam karena diempas gelombang besar disertai angin kencang saat melintasi perairan Lingga. Sebanyak 12 penumpang selamat dan 1 orang meninggal.
Neko berharap kecelakaan KM Wicly adalah kecelakaan naas terakhir di perairan Jambi-Lingga. ”Kami akan membicarakan masalah ini ke Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan agar meningkatkan standar keselamatan transportasi laut,” ujarnya.
Terlepas dari hal itu, Neko menyatakan terima kasih terhadap pemerintah daerah dan aparat di Jambi yang telah bekerja keras menyelamatkan para korban kecelakaan KM Wicly. "Pada hari ini, kami juga bertolak langsung ke Jambi karena ingin membantu rekan-rekan di Jambi melakukan pencarian,” ujarnya.