Kasus Positif Meningkat, Masyarakat Perlu Waspadai Fenomena Pingpong
Peningkatan kasus positif Covid-19 di Indonesia signifikan, dari sekitar 4.000 kasus jadi 5.000-6.000 kasus positif per hari. Untuk itu, masyarakat perlu meningkatkan kesadaran dan kedisiplinan akan protokol kesehatan.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Dalam dua hari terakhir, kasus positif Covid-19 di Indonesia meningkat signifikan. Dari yang semula sekitar 4.000 kasus positif per hari menjadi 5.000-6.000 kasus positif per hari. Masyarakat diimbau untuk lebih waspada dengan tetap menaati protokol kesehatan mengingat lonjakan kasus diperkirakan akan terjadi pada pertengahan Juni mendatang.
Bahkan kasus positif Covid-19 sudah melebihi angka rata-rata kesembuhan yang masih rata-rata 4.000 orang per hari. Tidak hanya peningkatan kasus positif, angka kematian akibat Covid-19 pun dalam periode yang sama meningkat dari 2,71 persen menjadi 2,78 persen.
Hal ini disampaikan Ketua Satgas Penanganan Covid-19 sekaligus Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo saat mengunjungi Palembang, Sabtu (22/5/2021).
Dalam kunjungan bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi itu, mereka memantau pemeriksaan dengan GeNose C19 di Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang dan pemeriksaan cepat antigen di Terminal Alang-Alang Lebar Palembang. Sumsel kembali dikunjungi karena secara umum Sumatera mengalami kecenderungan peningkatan kasus aktif setelah Lebaran.
Doni menuturkan, berkaca pada libur Lebaran tahun lalu, di mana kasus aktif Covid-19 mencapai 119 persen dibandingkan hari normal. Pada pertengahan Juni mendatang, kasus positif Covid-19 diperkirakan kembali meningkat. ”Pasti ada peningkatan kasus, tetapi harapannya bisa ditekan serendah mungkin,” ujarnya.
Kini, seluruh daerah di Sumatera, kecuali Nias, berstatus zona oranye dan merah. Jika keadaan itu tidak ditanggulangi sejak dini, dikhawatirkan akan terjadi fenomena ”pingpong”, di mana pelaku perjalanan yang datang dari Sumatera kembali ke Jawa berpotensi menjadi carrier Covid-19 dan menularkannya kepada orang-orang di Jawa.
Pasti ada peningkatan kasus, tetapi harapannya bisa ditekan serendah mungkin. (Doni Monardo)
Karena itu, ujar Doni, pemerintah sudah menyiapkan sejumlah langkah, termasuk meningkatkan kapasitas rumah sakit dan tenaga kesehatan guna mengantisipasi risiko lonjakan kasus aktif Covid-19. ”Para tenaga kesehatan sudah sedikit rehat kemarin, kini mereka harus kembali bersiap,” ujar Doni.
Menurut dia, penanganan kasus sudah harus dilakukan ketika di fase awal daripada baru ditanggulangi ketika sudah memasuki fase kritis.
Evaluasi bersama
Terkait penyekatan, ujar Doni, akan ada evaluasi bersama kementerian dan lembaga terkait untuk membahas efektivitas penyekatan. Apabila masyarakat dinilai sudah patuh dan konsisten dalam menjalankan protokol kesehatan, penyekatan bisa saja dikendorkan.
Ke depan, perlu ada kolaborasi yang baik antarinstansi di daerah agar kasus positif ataupun kasus aktif tidak melonjak. Perlu kedisiplinan dan konsistensi untuk melakukan pemeriksaan dan skrining kepada masyarakat. ”Harus tetap menjalankan protokol kesehatan jangan pernah kendor,” tegas Doni.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada kesempatan yang sama menuturkan, Sumatera saat ini mengalami kecenderungan kenaikan kasus positif Covid-19. Karena itu, dia berharap masyarakat tetap konsisten karena menjalani regulasi yang telah ditetapkan, termasuk dalam hal operasional angkutan darat agar secara rutin menjalani pemeriksaan acak.
”Mekanisme ini perlu dilakukan agar masyarakat lebih berhati-hati. Jika dalam kondisi tidak sehat, lebih baik tidak bepergian terlebih dulu,” ujarnya.
Dia mengapreasiasi upaya Pemerintah Sumatera Selatan yang telah bekerja keras untuk menekan angka positif. Apalagi angka keterisian tempat tidur sudah meningkat dari 62 persen pada tiga minggu lalu, sekarang menjadi 46 persen. Budi berharap langkah kolaborasi yang baik di Sumsel ini bisa menjadi contoh bagi daerah yang lain.
Gubernur Sumsel Herman Deru mengakui pada tiga minggu lalu sempat terjadi peningkatan kasus. Bahkan, Sumsel harus dikunjungi oleh dua pejabat tinggi, yakni Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian untuk memberikan bimbingan. Namun setelah dibimbing untuk melakukan sejumlah langkah, akhirnya kasus aktif pun menurun.
”Ini merupakan tekad dari Satgas Covid-19 Sumsel untuk menekan angka penyebaran Covid-19,” ucapnya. Penurunan ini disebabkan oleh kepatuhan dan kedisiplinan warga Sumsel untuk menjalani protokol kesehatan.