Diguncang Gempa Dua Kali, Bangunan di Selatan Jatim Kian Rusak
Kerusakan bangunan dilaporkan terjadi di kota dan kabupaten di selatan Jawa Timur. Bangunan yang sebelumnya sudah rusak akibat gempa pada 10 April 2021 kini bertambah rusak.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Selain kerusakan baru, gempa yang mengguncang Jawa Timur pada Jumat (21/5/2021) malam juga memperparah kerusakan lama akibat gempa 10 April lalu. Hingga kini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Timur mencatat ada 94 bangunan di kawasan selatan Jatim yang rusak.
Gempa terjadi pada Jumat pukul 19.09 WIB. Gempa diketahui berpusat di 57 kilometer arah tenggara Kabupaten Blitar dengan kedalaman 110 kilometer. Gempa berkekuatan M 6,2 lalu dimutakhirkan menjadi M 5,9. Getaran gempa dirasakan di 31 kabupaten dan kota di Jawa Timur, serta dirasakan di beberapa daerah, seperti Jawa Tengah, Bali, dan Lombok.
Kerusakan bangunan dilaporkan terjadi di Kota dan Kabupaten Blitar, Kota dan Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Jember.
Di Kabupaten Malang, kerusakan dilaporkan terjadi di Puskesmas Bantur. Plafon di delapan ruangan di lantai dua runtuh. Delapan ruangan itu adalah gudang obat, ruang pertemuan, ruang dinas dokter, ruang tata usaha, ruang imunisasi, ruang data, dapur bersih, dan ruangan IT.
Perawat di Puskesmas Bantur, Soabagijono, Sabtu (22/5/2021), mengatakan, bangunan puskesmas sudah rusak akibat gempa pada April 2021 dan belum tertangani. Kini kerusakannya bertambah parah.
Menurut Soebagijono, usai gempa 10 April 2021, sejumlah barang sudah dipindah ke ruangan lain yang masih aman sehingga bisa selamat dari kerusakan lebih besar. Untuk saat ini, pelayanan ke masyarakat akan terganggu tetapi tetap bisa dilakukan. Selain memberikan layanan kesehatan umum, puskesmas ini juga menjadi pusat pelayanan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Malang.
Gempa pada Jumat malam juga merusak empat rumah di Desa Belung dan Desa Poncokusumo, Kecamatan Poncokusumo, di Kabupaten Malang. Empat rumah tersebut milik Achmad Soleh (31), Muraji, Yon Maryoni; ketiganya warga Desa Poncokusumo, dan Suswati (53), warga Desa Belung.
”Kondisinya masih bisa ditempati. Untuk mereka, butuh matras untuk tidur dan bahan kebutuhan pokok,” kata sukarelawan Taruna siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Malang, Ali Usman.
Kondisinya masih bisa ditempati. Untuk mereka, butuh matras untuk tidur dan bahan kebutuhan pokok.
Di Blitar, ruang Unit Gawat Darurat Puskesmas Wates dilaporkan rusak. Kerusakan ada di bagian teras dan dinding ruang rawat inap. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Kabupaten Blitar Christine Indrawaty mengatakan, tidak ada korban luka atau jiwa. Meski demikian, kerusakan diperkirakan mengganggu pelayanan puskesmas. ”Ruang rawat inap sebaiknya ditutup dulu kalau melihat kerusakannya,” ujarnya.
Selain Puskesmas Wates, ada tiga rumah penduduk yang sejauh ini dilaporkan rusak, yakni di Talun, Selopuro, dan Udanawu. Satu korban luka akibat tertimpa genteng dilaporkan ada di Wonotirto, Blitar.
Di Kota Malang, rumah milik Iwan Sutisna, di Perum Griya Tirta Aji, Kelurahan Bakalan Krajan, Kecamatan Sukun, turut rusak. ”Plafon runtuh selebar 1,5 meter x 2 meter. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini,” kata Kepala Dinas Kominfo Kota Malang Nur Widianto. Di Lumajang, satu rumah di Bulurejo Tempursari dilaporkan rusak.
Sebelumnya, pada gempa April 2021, warga Jatim juga merasakan kekuatan gempa bermagnitudo 6,1. Kejadian itu menyebabkan 10 korban jiwa dan merusak ribuan rumah bangunan baik rumah warga, tempat ibadah, jalan, sekolah, puskesmas, maupun fasilitas umum lain. Hingga kini masih banyak warga tinggal di tenda darurat sebab rumahnya belum diperbaiki.