Para pelaku UMKM dan usaha kreatif harus tetap didampingi agar bisa berhasil. Selama ini pelatihan-pelatihan usaha kreatif tidak berhasil karena seusai dilatih, UMKM dilepas tanpa pendampingan.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah serta usaha kreatif harus tetap didampingi agar bisa berhasil. Selama ini, pelatihan-pelatihan usaha kreatif tidak berhasil karena setelah dilatih, UMKM dilepas tanpa pendampingan sehingga kehilangan momentum sebelum mencapai puncak.
Hal itu dikatakan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Jumat (21/5/2021), seusai mengunjungi Museum Panji di Tumpang, Malang. Dalam kesempatan itu, Sandiaga meninjau beberapa UMKM dan pelaku usaha seni, seperti pembuat topeng Malangan dan pembuat alat musik. Ia juga berdialog dengan sejumlah UMKM, baik secara luring (offline) maupun daring (online).
”Kementerian Parekraf mempunyai beberapa program, di antaranya meningkatkan keterampilan digital dan membuat konten kreatif, membuat program berkeadilan, serta memberikan akses keuangan untuk sektor ekonomi kreatif. Dan terpenting, mari kita semua kawal program pemerintah agar jangan sampai ada yang bocor dan tidak tepat manfaat,” kata Sandiaga dalam sambutannya.
Sandiaga menjelaskan, Kemenparekraf sudah memiliki beberapa kesepakatan untuk memajukan industri kreatif. Hanya saja, ia mengharapkan kerja sama semua pihak agar implementasinya bisa berjalan. ”Kita punya kesepakatan, tetapi implementasinya butuh bantuan semua pihak agar kita bisa bangkit dan maju bersama,” ujarnya.
Satu hal yang ditekankan Sandiaga adalah pentingnya pelatihan-pelatihan bagi usaha kreatif agar bisa terus mengikuti zaman. ”Namun, pelatihan-pelatihan itu, kalau tidak didampingi, 80 persennya tidak akan berhasil. Pendampingan harus sampai ke finish line atau garis akhir. Dengan demikian, usaha kreatif itu benar-benar sudah berhasil mendapatkan pasar yang tepat,” kata Sandiaga.
Pendampingan tersebut, menurut Sandiaga, mulai dari memilih kemasan produk, promosi, hingga membiasakan pelaku usaha dengan dunia digital. ”Beberapa kementerian dan lembaga melakukan kolaborasi. Harapannya, ini bisa meningkatkan kemampuan UMKM untuk mampu membuat konten-konten promosi sehingga bisa mengikat calon pelanggan. Intinya skilling dan up-skilling,” tambah Sandiaga.
Pernyataan Sandiaga tersebut diungkapkan setelah menerima beberapa pertanyaan dari pelaku UMKM yang hadir saat itu. Fajar, pelaku usaha animasi di Malang, misalnya, mengatakan bahwa mereka adalah pelaku usaha animasi yang terdampak pandemi.
”Di Malang, studio animasi banyak. Akan tetapi, kami tidak dapat pasar. Mungkinkah ada program untuk kami?” kata Fajar.
Menanggapinya, Sandiaga menjelaskan bahwa saat ini pemerintah sedang memetakan potensi-potensi yang ada agar bisa membuat kebijakan menciptakan ekosistem yang tepat.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur sekaligus pemilik Museum Panji, Dwi Cahyono, mengatakan, sektor wisata dan UMKM sangat terpukul akibat pandemi.
”Setahun pendemi ini adalah masa-masa berat bagi pelaku usaha wisata dan UMKM. Oleh karena itu, yang diharapkan adalah dukungan pemerintah bagi pelaku usaha wisata dan UMKM. Bentuk dukungannya bisa berupa insentif pengurangan pajak dan sejenisnya,” kata Dwi.