Orang Tanpa Gejala Leluasa Bepergian di Bandung Saat Libur Lebaran
Orang tanpa gejala yang berkeliaran ini dilihat dari penemuan kasus positif dari tes acak saat libur Lebaran di sejumlah lokasi wisata dan akses masuk ke Kota Bandung. Kota ini pun terancam lonjakan kasus Covid-19.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Persebaran kasus Covid-19 di Kota Bandung terancam meningkat setelah libur panjang Lebaran usai. Selain ditemukan kasus baru di tempat wisata, penambahan kasus harian juga tercatat lebih tinggi dari sebelumnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanagara di Balai Kota Bandung, Kamis (20/5/2021), mengatakan, potensi lonjakan kasus terlihat dari munculnya 36 kasus baru positif Covid-19 lewat tes cepat acak. Pemeriksaan dilakukan kepada sekitar 890 orang selama masa larangan mudik Lebaran, 6-17 Mei 2021.
Pemeriksaan acak itu dilakukan di 14 titik keramaian dan penyekatan, seperti tempat wisata dan jalur utama keluar-masuk Kota Bandung. Ahyani berujar, temuan hasil tes acak tertinggi berada di Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution. Di sana, 23 orang terkonfirmasi positif. Tujuh orang terkonfirmasi positif lainnya ditemukan di Kebun Binatang Bandung.
”Pemeriksaan acak ini membuktikan orang-orang yang bepergian bisa membawa virus. Apalagi selama mudik kali ini, pergerakan warga terjadi di sejumlah tempat wisata. Artinya, para orang tanpa gejala ini berkeliaran. Seluruh masyarakat harus waspada,” ujarnya.
Di samping itu, Ahyani menjelaskan, penambahan kasus positif Covid-19 mulai meningkat. Pada Rabu (19/5/2021), jumlah konfirmasi kasus Covid-19 mencapai 101 pasien. Meski belum dipastikan penyebab peningkatan kasus tersebut, hal ini mulai menunjukkan adanya peningkatan tren kasus Covid-19 di Kota Bandung.
Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat mencatat, hingga Kamis (20/5/2021) pukul 18.00, kasus konfirmasi Covid-19 di Kota Bandung mencapai 18.943 orang. Sebanyak 1.381 orang di antaranya masih dalam perawatan atau isolasi. Sementara itu, 17.473 orang telah dinyatakan sembuh dan 89 lainnya meninggal.
”Sebelumnya, penambahan kasus harian hanya 40-50 orang. Kali ini sudah menyentuh lebih dari 100. Kami melakukan pelacakan epidemiologis. Semoga saja tidak ada lonjakan yang signifikan dan berdampak pada keterisian rumah sakit,” ujarnya.
Menurut Ahyani, tingkat keterisian rumah sakit di Kota Bandung belum menyentuh 50 persen atau masih dalam tahap aman. Meski demikian, pihaknya tetap menyiagakan rumah sakit untuk menghadapi kemungkinan lonjakan kasus pascalibur Lebaran kali ini.
Dengan alasan ini, Ahyani meminta warga Kota Bandung tetap menerapkan protokol kesehatan. Selain mengenakan masker saat bepergian, warga diharapkan tidak berkerumun dan melakukan mobilitas karena potensi persebaran Covid-19 masih tinggi.
Di sisi lain, program vaksinasi tahap kedua di Kota Bandung masih belum rampung, terutama bagi warga lanjut usia (lansia). Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Rosye Arosdiani menyebutkan, capaian vaksinasi lansia sebesar 31,6 persen dari total 306.666 target.
Lansia ini unik dan berbeda dengan kelompok usia lainnya. Sebagian tidak bisa divaksin karena masalah kesehatan sehingga diundur sampai kondisi tubuhnya membaik.
Padahal, vaksinasi tahap kedua ini ditargetkan rampung Juni 2021. Menurut Rosye, selain alasan kondisi kesehatan yang menentukan saat vaksinasi, faktor jarak juga dapat memengaruhi keinginan warga lansia untuk vaksinasi. Karena itu, pihaknya terus berkoordinasi dengan petugas kewilayahan untuk mengajak warga lansia melaksanakan vaksinasi.
”Lansia ini unik dan berbeda dengan kelompok usia lainnya. Sebagian tidak bisa divaksin karena masalah kesehatan sehingga diundur sampai kondisi tubuhnya membaik. Selain itu, mereka biasanya tidak mau jauh dan harus ada pendamping dari orang yang dikenal,” ujarnya.
Vaksin pengajar
Di samping lansia, Ahyani mengklaim vaksinasi tahap kedua di Kota Bandung untuk tenaga pengajar telah mencapai 100 persen dari target lebih kurang 36.000 orang. Sementara itu, dosis kedua sudah menyentuh 75 persen.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bandung Cucu Saputra mengatakan, pihaknya masih menunggu rampungnya vaksinasi untuk tenaga pengajar. Selain untuk mempersiapkan pembelajaran tatap muka, vaksinasi ini diharapkan bisa meningkatkan kekebalan kelompok di Bandung.
”Kami optimistis vaksinasi tenaga pengajar rampung sebelum Juni 2021 untuk mempersiapkan pembelajaran tatap muka terbatas. Selain itu, kami juga tengah memastikan kesiapan dari setiap sekolah sebelum diizinkan mengadakan belajar tatap muka,” ujarnya.