Kasus Covid-19 di Kota Bandung Berpotensi Melonjak Setelah Libur Lebaran
Libur hari raya Idul Fitri 1442 H memicu mobilitas masyarakat di Kota Bandung. Meski saat ini teren penambahan kasus masih belum terlihat, ancaman lonjakan kasus Covid-19 tetap diwaspadai.
Oleh
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Kewaspadaan terhadap lonjakan kasus pascalibur Lebaran harus diwaspadai karena mobilitas warga yang tinggi. Persiapan fasilitas kesehatan menjadi perhatian meskipun kini keterisian rumah sakit di Kota Bandung masih di bawah 50 persen.
Berdasarkan data yang disajikan Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat (Pikobar), Sabtu (15/5/2021), tingkat keterisian rumah sakit di Kota Bandung sebesar 43,6 persen. Dari 1.434 tempat tidur di rumah sakit Kota Bandung untuk penanganan Covid-19, sebanyak 634 unit di antaranya terisi pasien.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanagara menyatakan, tempat tidur ini masih disiagakan untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 pascaliburan. Alasannya, sebagian besar warga melakukan pergerakan selama liburan yang mengakibatkan kepadatan dan kerumunan di sejumlah tempat.
Beberapa titik keramaian di Kota Bandung berada di sejumlah tempat wisata seperti Kebun Binatang Bandung. Di samping itu, warga juga memadati Jalan Asia Afrika sebagai salah satu simpul keramaian. Sebelumnya, Shalat Id berjemaah pun dilaksanakan di berbagai tempat di Kota Bandung.
”Semua ini menjadi kewaspadaan. Biasanya tren peningkatan terjadi dua minggu setelah libur panjang. Fasilitas kesehatan juga akan disiagakan untuk mengantisipasi lonjakan ini. Pengamatan epidemiologi juga tetap dilakukan,” ujarnya.
Selain keterisian di bawah 50 persen, Ahyani menjelaskan, peningkatan kasus Covid-19 di Kota Bandung tidak mencapai 100 orang dalam sehari. Meski terlihat landai, dia menyatakan petugas bersiaga untuk mewaspadai potensi kenaikan kasus beberapa peka setelah libur.
Pikobar mencatat, hingga Sabtu (15/5/2021) pukul 19.00, jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Bandung mencapai 18.754 orang. Dari jumlah tersebut, 1.626 pasien masih dalam perawatan atau isolasi. Sebanyak 17.039 orang dinyatakan sembuh. Sementara 89 pasien Covid-19 di Kota Bandung meninggal.
Intinya pelaksanaan protokol kesehatan ketat meski seminggu terakhir ini penambahan kasus per hari tidak sampai 100. Sekarang tidak akan terlihat, tetapi dua minggu setelah libur biasanya berpotensi kasus meningkat.
Karena itu, Ahyani berharap, masyarakat tetap menahan diri untuk tetap di rumah saja selama libur Lebaran. Dengan meminimalkan pergerakan, persebaran pandemi bisa ditahan sehingga lonjakan kasus tidak terjadi di Kota Bandung.
”Intinya pelaksanaan protokol kesehatan ketat meski seminggu terakhir ini penambahan kasus per hari tidak sampai 100. Sekarang tidak akan terlihat, tetapi dua minggu setelah libur biasanya berpotensi kasus meningkat,” ujarnya.
Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna juga meminta kesadaran masyarakat menahan mobilitas di tengah libur Lebaran tahun ini. Larangan mudik dan anjuran untuk tetap di rumah saja ini dilakukan semata-mata untuk memutus mata rantai pandemi.
Ema berujar, pihaknya tetap mewaspadai peningkatan kasus yang dikhawatirkan terjadi setelah 14 hari dari momentum keramaian, sesuai dengan teori epidemiologi. Dia pun menyarankan warga bersilaturahmi virtual sehingga bisa mengurangi mobilitas.
”Saya memohon keikhlasan masyarakat. Kebijakan ini bukan untuk memutus silaturahmi. Larangan pada masa pandemi ini hanya untuk menjaga dan menyelamatkan nyawa manusia. Jangan sampai kita abai dengan adanya Covid-19 ini,” ujarnya.