KKB Serang 12 Prajurit TNI AD di Pegunungan Bintang
Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka, Sebby Sambom, menyatakan bertanggung jawab dalam aksi penyerangan empat anggota TNI AD di Pegunungan Bintang, Selasa (18/5/2021).
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kelompok kriminal bersenjata menyerang 12 anggota TNI AD saat melintas Kampung Seramkatop Distrik Serambakon, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Selasa (18/5/2021) malam. Empat anggota terluka dalam insiden ini.
Komandan Distrik Militer 1715/Yahukimo Letnan Kolonel Christian Ireeuw saat dihubungi membenarkan insiden penembakan yang menyebabkan empat anggota TNI AD terluka di Kampung Seramkatop. Kabupaten Pegunungan Bintang dan Kabupaten Nduga masih masuk dalam wilayah teritorial Kodim 1715/Yahukimo.
Christian menuturkan, anggota KKB menyerang 12 anggota TNI AD yang berasal dari Satgas Pengamanan Daerah Rawan 310/KK dan Satgas Pengamanan Perbatasan/403 saat melintasi jembatan di Seramkatop pukul 19.30 WIT. Terjadi kontak tembak antara kedua belah pihak sehingga empat anggota terluka.
Adapun identitas empat anggota yang tertembak adalah Sersan Kepala Dian, Sersan Dua Sukri, Prajurit Kepala Kukuh, dan Prajurit Satu Roli. Mereka langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah Oksibil setelah insiden ini.
”Para korban tertembak di bagian kaki dalam insiden ini. Kondisi mereka baik-baik saja dan masih sadar hingga kini,” kata Christian.
Pelaku yang terlibat dalam aksi adalah kelompok Lamek Taplo yang beberapa kali menyerang aparat keamanan dan warga sipil di Pegunungan Bintang pada tahun 2020.
Para korban tertembak di bagian kaki dalam insiden ini. Kondisi mereka baik-baik saja dan masih sadar hingga kini.
”Direncanakan para korban dievakuasi ke Jayapura untuk mendapatkan perawatan yang lebih memadai di Rumah Sakit Marthen Indey. Anggota kami bersama aparat kepolisian setempat masih mengejar para pelaku,” ujarnya.
Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Mathius Fakhiri mengatakan, para korban diserang dalam perjalanan pulang seusai membeli bahan makanan di pusat kota.
”Sudah terjadi dua kali penembakan di lokasi tersebut. Saya telah menginstruksikan jajaran Polres Pegunungan Bintang untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengantisipasi situasi yang kurang kondusif,” kata Mathius.
Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka, Sebby Sambom, saat dihubungi menyatakan, pihaknya bertanggung jawab dalam aksi penyerangan empat anggota TNI AD di Pegunungan Bintang dan dua anggota TNI AD di Yahukimo.
”Pimpinan operasi di Yahukimo adalah Dirmeck Yando dan Lamek Taplo di Pegunungan Bintang. Kami tidak akan menghentikan serangan meskipun Pemerintah Indonesia menambah jumlah pasukan ke Papua,” ujarnya.
Kelompok Lamek Taplo terlibat penyerangan truk pekerja Jalan Trans-Papua ruas Yahukimo-Pegunungan Bintang pada 2 Maret 2020 di Distrik Oksop. Tiga pekerja terluka dalam insiden ini.
Mereka juga menembaki pesawat TNI AU jenis CASA CN-2909 pada 22 Maret 2020 sebelum mendarat di Bandara Oksibil. Terdapat tujuh lubang di badan pesawat. Namun, tujuh awak pesawat tidak mengalami luka.
Kemudian kelompok itu menyerang sejumlah anggota TNI AD yang sedang berpatroli di Serambakon pada 29 Maret 2020. Satu anggota TNI, yakni Sersan Dua Irfan Setiawan, cedera di kaki saat mencoba menghindari tembakan KKB dari atas bukit.
Terakhir, kelompok Lamek Taplo menyerang Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan dari Batalyon Infanteri 312/Kala Hitam di Distrik Serambakon pada 20 Oktober 2020. Tiga anggota TNI terluka dalam insiden ini.