Antisipasi Covid-19, Sejumlah Jalur Pendakian Rinjani Ditutup hingga Akhir Pekan Ini
Dalam rangka mencegah Covid-19, terutama saat momen libur Lebaran ketupat, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani menutup sejumlah destinasi wisata pendakian dan non-pendakian di kawasan tersebut hingga akhir pekan ini.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Balai Taman Nasional Gunung Rinjani menutup empat jalur wisata pendakian dan belasan destinasi non–pendakian hingga akhir pekan ini. Selain itu, dilakukan juga pembatasan kapasitas untuk sejumlah destinasi lain yang berada di kawasan tersebut.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani Dedy Asriady melalui pengumuman resmi, Rabu (19/5/2021), mengatakan, keputusan itu diambil sebagai tindak lanjut sejumlah surat dari kepala daerah di Lombok Timur, Lombok Tengah, dan Lombok Utara.
Surat tersebut adalah Surat Bupati Lombok Timur perihal Pentupan Destinasi Wista di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2021, Surat Bupati Lombok Utara perihal Pembatasan Kegiatan Wisata di Obyek Wisata Dalam Masa Pandemi Covid-19 di Lombok Utara Tahun 2021.
Selain itu, ada juga Revisi Maklumat Bupati Lombok Tengah, Komandan Komando Distrik Militer 1620 Lombok Tengah, dan Kepolisian Resor Lombok Tengah tentang Pelaksanaan Pengendalian dan Pengawasan Kegiatan Masyarakat di Masa Pandemi Tahun 2021.
Menurut Dedy, destinasi wisata alam Taman Nasional Gunung Rinjani di wilayah Kabupaten Lombok Timur ditutup selama empat hari, terhitung 20-23 Mei 2021.
Destinasi yang ditutup adalah destinasi wisata alam pendakian jalur Sembalun (Kecamatan Sembalun), jalur Timbanuh (Kecamatan Pringgasela), dan Tetebatu (Kecamatan Sikur).
”Bagi yang telah melakukan pemesanan atau booking untuk tanggal tersebut, diharapkan melakukan penjadwalan ulang melalui aplikasi eRinjani,” kata Dedy.
Pada tanggal yang sama, jalur pendakian Aikberik di Kecamatan Batukliang Utara juga ditutup. Namun, ada pengecualian bagi calon pendaki yang telah melakukan pemesanan (sebelumnya) melalui aplikasi eRinjani.
Sementara itu, jalur pendakian di Kabupaten Lombok Utara tetap dibuka seperti jalur pendakian Senaru dan jalur Torean di Kecamatan Bayan. Hanya saja, selain pembatasan kapasitas hingga 50 persen, pendaki yang melewati jalur ini hanya boleh sampai Danau Segara Anak. Pembatasan kunjungan berlangsung 16-21 Mei 2021.
Sementara untuk destinasi wisata alam non-pendakian di kawasan TNGR, kata Dedy, yang ditutup 20-23 Mei meliputi Otak Kokoq Joben, Joben Eco Park, Telaga Biru, Treng Wilis, Ulem-Ulem, dan Air Terjun Jeruk Manis.
Selain itu, Balai TNGR juga menutup sementara Gunung Kukus, Sebau, Savana Propok, Tangkong Adeng, Bukit Malang, Bukit Gedong, Bukit Telaga, jalur sepeda Sembalun, dan Air Terjun Mangku Sakti.
Sementara di Lombok Utara, destinasi wisata alam non- pendakian di kawasan TNGR tidak ditutup, melainkan pembatasan kapasitas hingga 50 persen dari biasa terhitung 16-21 Mei 2021. Destinasi itu adalah Air Terjun Mangku Sakti, Air Terjun Penimbunga, dan Air Terjun Tiu Ngumbak.
Antisipasi
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah NTB Komisaris Besar Artanto mengatakan, penutupan obyek wisata di Sembalun merupakan upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19, terutama saat berlangsungnya liburan Lebaran ketupat.
Lebaran ketupat merupakan tradisi masyarakat Sasak di Lombok. Lebaran ini diselenggarakan tujuh hari setelah Idul Fitri. Seusai zikir bersama di masjid atau mushala, masyarakat akan beramai-ramai mengunjungi tempat wisata.
Sembalun, yang berada di sisi timur Gunung Rinjani, termasuk salah satu kawasan favorit bagi masyarakat. Tidak hanya dari Lombok Timur, tetapi juga berbagai wilayah di Lombok. Oleh karena itu, langkah antisipasi telah dipersiapkan.
Menurut Artanto, selain sosialisasi ke berbagai pihak terkait, penjagaan ketat akan disiapkan di setiap pintu masuk Sembalun. Kendaraan yang akan hendak masuk dan tujuan berwisata akan langsung diminta putar balik.
Terkait penutupan Sembalun, para pelaku atau pengusaha jasa pendakian mengaku kecewa. Lalu Erwin Mustiadi dari Mantap Advanture mengatakan, penutupan tidak tepat.
Apalagi pada bulan-bulan sebelumnya, saat pendakian tetap dibuka, jauh lebih ramai. ”Sudah banyak juga yang punya tiket elektronik sejak jauh-jauh hari sebelum penutupan,” kata Erwin.
Andi Eka Karya yang juga rutin mendampingi tamu mendaki Rinjani mengatakan, penutupan sangat mendadak. Tidak ada sosialisasi terlebih dahulu. ”Kami sudah mau belanja kebutuhan tamu. Tetapi ada kebijakan baru. Sayangnya, penutupan tidak merata. Di Lombok Utara, masih tetap buka, sementara di Lombok Timur tutup,” kata Eka.
Sementara itu, menurut data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi NTB, hingga Senin (17/5/2021), total pasien positif Covid-19 di NTB sebanyak 12.929 orang. Dari jumlah itu, 11.296 orang di antaranya sembuh, 599 orang meninggal, dan 1.034 masih dirawat.