Dalam dua hari ke depan, Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau akan mulai menggunakan 14.000 ”vial” vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca untuk program vaksinasi massal di tujuh kabupaten/kota.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau akan menggunakan 14.000 vial vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca untuk program vaksinasi massal di tujuh kabupaten/kota dalam dua hari ke depan. Sebelumnya, pemerintah pusat memutuskan menghentikan sementara distribusi dan penggunaan vaksin AstraZeneca kumpulan produksi CTMAV547 setelah ada dua laporan kasus fatal yang diduga terkait vaksinasi.
Kepala Dinas Kesehatan Kepri Mohammad Bisri, Senin (17/5/2021), memastikan, Kepri tidak mendapatkan vaksin AstraZeneca kumpulan produksi (batch) CTMAV547. Sampai saat ini, kata dia, sudah ada 60.000 warga Kepri yang disuntik vaksin tersebut, dan tak ada satu pun laporan kasus fatal terkait vaksinasi.
”Saat ini, Kepri masih memiliki stok 14.000 vial atau 140.000 dosis vaksin (AstraZeneca) yang akan digunakan untuk program vaksinasi massal. Tanjung Pinang dan Bintan sudah mulai hari ini, sedangkan (kab/kota) yang lain akan menyusul Rabu nanti,” kata Bisri.
Dalam keterangan pers, Juru Bicara Kementerian Kesehatan untuk Vaksinasi Siti Nadia Tarmizi di Jakarta, Minggu (16/5/2021), mengatakan, penghentian sementara vaksin AstraZeneca hanya dilakukan pada batch CTMAV547 yang berjumlah 448.480 dosis. Kumpulan produksi CTMAV547 merupakan bagian dari 3.852.000 dosis vaksin AstraZeneca yang diterima Indonesia pada 26 April 2021 melalui skema multilateral, yakni Covax Facility WHO (Organisasi Kesehatan Dunia).
Vaksin dalam kelompok produksi ini sudah didistribusikan untuk TNI dan sebagian ke wilayah DKI Jakarta serta Sulawesi Utara. Kini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tengah melakukan investigasi lebih lanjut terhadap dua laporan kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) fatal di Jakarta yang diduga terkait vaksin Covid-19 AstraZeneca batch CTMAV547 (Kompas, 17/5/2021).
Bisri mengatakan, Kepri perlu mempercepat proses vaksinasi karena sejak April lalu provinsi kepulauan itu tengah dilanda lonjakan kasus baru Covid-19. Vaksin AstraZeneca akan tetap digunakan karena vaksinasi Covid-19 dinilai membawa manfaat lebih besar daripada risiko yang mungkin terjadi.
Menurut dia, saat ini vaksin AstraZeneca adalah satu-satunya stok vaksin yang tersedia bagi warga Kepri. Adapun vaksin Sinovac baru akan kembali tersedia stoknya paling cepat pada Agustus nanti.
Vaksin AstraZeneca akan tetap digunakan karena vaksinasi Covid-19 dinilai membawa manfaat lebih besar daripada risiko yang mungkin terjadi. (Mohammad Bisri)
”Warga diharapkan segera ikut vaksinasi apabila ada kesempatan. Jangan ragu apa pun jenis vaksinnya. Saat ini, yang terpenting, melindungi diri dari penyakit Covid-19 ini,” ujar Bisri.
Meski demikian, salah satu warga Batam, Bobi Bani (29), menyatakan khawatir menerima suntikan vaksin AstraZeneca kedua yang dijadwalkan pada 24 Mei. Sebelumnya, ia mendapatkan suntikan vaksin AstraZeneca pertama pada 29 Maret lalu di Rumah Sakit Budi Kemuliaan, Batam.
Ketika mendapatkan suntikan vaksin AstraZeneca pertama, Bobi mengalami demam, menggigil, pusing, dan nyeri tulang. Namun, kata dia, kondisi itu hanya berlangsung tak sampai 24 jam setelah disuntik.
Menurut Bisri, efek simpang (adverse effects) yang dirasakan setelah mendapatkan suntikan vaksin AstraZeneca memang terbilang lebih kuat daripada efek simpang vaksin Sinovac. ”Tidak perlu takut karena semua gejala itu adalah bagian dari reaksi yang sudah diperhitungkan sebelumnya,” ujarnya.