Kontak Tembak di Puncak Papua, Dua Anggota KKB Tewas
Satuan Tugas Nemangkawi gabungan TNI-Polri terlibat kontak tembak dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Mayuberi, Kabupaten Puncak, Papua, Minggu (16/5/2021). Dua anggota kelompok itu dilaporkan tewas tertembak.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Satuan Tugas Nemangkawi gabungan TNI-Polri terlibat kontak tembak dengan kelompok kriminal bersenjata di Mayuberi, Kabupaten Puncak, Papua, Minggu (16/5/2021). Dua anggota kelompok itu dilaporkan tewas tertembak.
Hal ini disampaikan Kepala Satuan Tugas Humas Nemangkawi Komisaris Besar Iqbal Alqudusy, yang berada di Ilaga, Kabupaten Puncak, Minggu siang. Iqbal menuturkan, kontak tembak Satgas Nemangkawi dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Lekagak Telenggen itu terjadi di Jembatan Mayuberi. Kontak tembak berlangsung pada Minggu dini hari pukul 03.19 WIT.
”Sebenarnya ada tiga anggota KKB yang tertembak. Namun, salah satu anggota Lekagak Telenggen itu berhasil melarikan diri dalam kondisi terluka,” kata Iqbal. Ia menyatakan, tak ada aparat keamanan maupun warga sipil yang terluka dalam kontak tembak itu. Warga pun kembali beraktivitas dengan normal.
Adapun barang bukti yang disita dari penyisiran di lokasi kontak tembak, selain jenazah dua anggota KKB, meliputi satu pucuk senjata jenis Moser, dua magasin senjata Moser, satu radio handy talkie, 17 butir amunisi, 3 KTP, dan uang Rp 14 juta.
”Satgas Nemangkawi telah menguasai wilayah Mayuberi. Kami akan terus mengejar dan melakukan penegakan hukum terhadap KKB yang ditetapkan sebagai teroris, di Mimika, Puncak, Nduga, dan Intan Jaya,” kata Iqbal.
Ia menambahkan, situasi di Distrik Ilaga, ibu kota Puncak, saat ini sangat kondusif. ”Aktivitas warga di Ilaga berjalan seperti biasa, baik kegiatan ibadah di gereja maupun aktivitas di kios-kios dan pasar. Kios dan pasar ramai dengan penjual dan pembeli,” ujarnya.
Satgas Nemangkawi telah menembak mati empat anggota KKB pimpinan Lekagak Telenggen dalam tiga hari terakhir. Kelompok ini diketahui terlibat dalam sejumlah aksi teror di Kabupaten Puncak dalam beberapa tahun terakhir.
Pada 2021, KKB pimpinan Lekagak Telenggen menjadi kelompok yang paling aktif melakukan kekerasan di Kabupaten Puncak. Sementara, KKB pimpinan Sabinus Waker pada 2020 menjadi aktor utama serangan-serangan terhadap aparat keamanan dan warga sipil di Intan Jaya, tetangga Puncak.
Dari catatan Kompas dan data Polda Papua, terjadi 49 gangguan keamanan oleh KKB sepanjang tahun 2020. Teror penembakan KKB terjadi di tujuh wilayah hukum Polda Papua, meliputi Nduga, Intan Jaya, Paniai, Mimika, Puncak Jaya, Keerom, dan Pegunungan Bintang. Sebanyak 17 orang meninggal akibat aksi KKB.
Adapun sejak Januari hingga Mei 2021, KKB telah melakukan 17 penyerangan di Intan Jaya dan Puncak. Akibat aksi KKB, enam aparat keamanan dan enam warga sipil meninggal. Selain itu, enam aparat keamanan dan dua warga terluka.
Kepala Perwakilan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Wilayah Papua Frits Ramandey menegaskan, pihaknya akan terus memantau upaya penegakan hukum oleh Polri dan TNI serta mendorong dialog antara kedua pihak.
”Kami berharap upaya penegakan hukum terhadap kelompok bersenjata di sejumlah daerah di Papua tetap terukur. Komnas HAM tetap mendorong adanya dialog bersama untuk menyelesaikan konflik di Papua,” katanya.
Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Mathius Fakhiri mengatakan, pihaknya terus melakukan upaya penegakan hukum untuk menghentikan aksi KKB pimpinan Lekagak Telenggen di Puncak.
”Kami bersama TNI telah memblokade area Sugapa, ibu kota Intan Jaya, dan dua distrik (kecamatan) di Puncak, yakni Beoga dan Ilaga. Kami akan menghentikan aksi mereka,” ujar Mathius.