Berbagai cara ditempuh untuk menekan mobilitas masyarakat selama Ramadhan dan Lebaran di Jawa Timur. Keberhasilan atau kegagalan akan diuji pada bulan depan, apakah terjadi kenaikan kasus Covid-19 atau tidak.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Lebih dari 250.000 kendaraan dari dan ke Jawa Timur diperiksa selama pengetatan persyaratan pelaku perjalanan dalam negeri dan peniadaan mudik Lebaran kurun 22 April-24 Mei 2021. Lebih dari 45.000 kendaraan dilarang masuk Jawa Timur karena berkepentingan mudik atau perjalanan tidak mendesak.
Larangan masuk 45.000 kendaraan itu menjadi salah satu upaya petugas terpadu, terutama Kepolisian Daerah Jawa Timur, untuk membantu menekan risiko penularan Covid-19 (Coronavirus disease 2019) akibat virus korona jenis baru (SARS-CoV-2).
Situasi pandemi sejak Maret 2020 yang belum mereda ternyata diiringi ancaman lebih menakutkan karena masuknya varian baru virus korona. Varian ini lebih cepat menular dan amat mungkin berdampak fatal terhadap pasien Covid-19.
”Petugas dibantu tim kesehatan juga melaksanakan tes cepat secara acak terhadap kendaraan berpenumpang banyak yang dicurigai,” kata Direktur Lalu Lintas Polda Jatim Komisaris Besar Latif Usman saat dihubungi dari Surabaya, Minggu (16/5/2021).
Tes cepat itu ditujukan bagi 2-3 penumpang per kendaraan yang berpenumpang banyak. Sebanyak 3.000 pengendara dan penumpang telah mengikuti tes cepat secara acak sejauh ini. Hasilnya, lebih dari 30 orang diketahui reaktif. Penumpang reaktif terutama berasal dari Jatim ditindaklanjuti dengan tes dan pemeriksaan lanjutan oleh Satuan Tugas Covid-19 kabupaten/kota asal pengendara.
Latif mengatakan, pemeriksaan kendaraan masih berlangsung di sembilan lokasi perbatasan dengan Jawa Tengah dan Selat Bali. Selain itu, juga perbatasan 20 rayon kabupaten/kota di Jatim. Petugas berharap masyarakat terlibat dalam penanganan wabah dengan mematuhi anjuran pembatasan mobilitas dan tidak mudik.
Namun, diakui bahwa kepatuhan masyarakat belum terwujud sempurna. Meski belum ada datanya, ada pemudik yang berhasil masuk ke Jatim dari luar wilayah provinsi ini. Ada juga yang mudik antardaerah di dalam Jatim dan berhasil melewati pemeriksaan di perbatasan rayon.
Mereka memanfaatkan waktu ketika petugas mengendurkan penjagaan karena letih dan harus istirahat atau pergantian anggota. Bisa juga masyarakat melalui jalur-jalur alternatif yang ternyata tidak terjaga atau penjagaan kendur.
Secara terpisah, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meminta semua bupati dan wali kota tetap waspada dengan potensi kenaikan kasus Covid-19. Kepala daerah diminta memaksimalkan peran gugus tugas mandiri terutama di kampung tangguh semeru untuk memastikan penerapan protokol kesehatan dan pengawasan mobilitas masyarakat.
Secara statistik, menurut laman resmi http://infocovid19.jatimprov.go.id/, situasi wabah di Jatim masih melandai. Setengah bulan terakhir atau kurun 1-16 Mei 2021, penambahan jumlah pasien sebanyak 3.107 orang atau 194-195 orang setiap hari. Pasien sembuh 3.107 orang atau sama dengan penambahan. Adapun yang meninggal 330 orang atau 20-21 orang setiap hari. Sementara pasien yang dirawat turun dari 1.966 pasien menjadi 1.666 pasien atau ada pengurangan 330 orang.
Dalam bulan ini, tidak ada penambahan kasus harian melampaui 300 orang. Situasi ini jauh lebih baik dibandingkan dengan triwulan pertama 2021. Ketika itu pernah terjadi penambahan kasus harian tembus 1.000 orang.
Dalam bulan ini pula baru terjadi penambahan kasus dan kesembuhan sementara berimbang. Hampir selalu jumlah yang sakit melampaui yang sembuh. Meski demikian, fatalitas atau tingkat kematian Covid-19 yang terkini 7,32 persen atau masih jauh dari anjuran ideal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang 3 persen.
”Saya sangat berharap warga tetap berikhtiar membantu dalam penanganan pandemi dengan tetap patuh protokol kesehatan dan tidak lengah,” kata Khofifah.
Di Surabaya, Satgas Covid-19 terpaksa menutup sementara kolam renang dan wahana air di Atlantis Land dan Kenjeran Park. Penutupan terjadi sejak Sabtu (15/5/2021) karena gugus tugas dan masyarakat tidak sanggup mengendalikan diri selama berwisata sehingga melanggar protokol kesehatan, yakni berkerumun.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Surabaya Eddy Christijanto mengatakan, pengelola Atlantis Land dan Kenjeran Park harus menunggu persetujuan operasional kembali dari Satgas Covid-19. ”Kami datang karena laporan dugaan pelanggaran protokol sehingga terpaksa operasional ditutup dan pengunjung tersisa kami tes usap antigen,” ucapnya.
Dalam bulan ini pula baru terjadi penambahan kasus dan kesembuhan sementara berimbang.
Eddy mengatakan, sulit membendung keinginan masyarakat yang ingin menikmati libur Lebaran dalam masa pandemi terutama ada kebijakan pembatasan mobilitas dan larangan mudik. Akibatnya, sebagian warga Surabaya yang tidak betah di rumah terus keluar dan menyerbu obyek-obyek wisata yang diperbolehkan buka.
Di Kebun Binatang Surabaya (KBS), jumlah pengunjung terus naik sejak hari pertama Lebaran atau Kamis (13/5/2021). Pengunjung yang datang 3.000 orang, 5.000 orang, 5.000 orang, dan hari ini atau Minggu setidaknya ada 5.000 orang. Jumlah ini masih di bawah kapasitas kunjungan serentak di KBS yang 6.000 orang. Di masa libur Lebaran sebelum serangan pandemi, kunjungan di KBS tembus 140.000 dalam sepekan atau rerata 20.000 orang per hari.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat Kota Surabaya Irvan Widyanto mengatakan, di seluruh obyek wisata telah diturunkan tim pengawas dari satgas untuk membantu gugus tugas mandiri memastikan pengunjung menerapkan protokol kesehatan. Warga yang tidak patuh tidak diperkenankan masuk obyek wisata.
”Seluruh ruang publik diawasi dengan harapan aktivitas masyarakat tetap patuh protokol kesehatan sehingga menekan risiko peningkatan kasus,” ujar Irvan.
Meski demikian, satgas memahami potensi ledakan kasus Covid-19, jika terjadi, mungkin mulai dirasakan pada Juni atau bulan depan. Menurut Irvan, seluruh upaya satgas dan ikhtiar masyarakat akan diuji dengan kejadian ledakan kasus baru atau tidak dalam sebulan mendatang.