Lulusan SMK untuk Kemajuan Wisata Aceh
Sekolah menengah kejuruan adalah solusi untuk menyiapkan tenaga kerja yang terampil sesuai kebutuhan daerah.
Sekolah menengah kejuruan adalah solusi untuk menyiapkan tenaga kerja yang terampil sesuai kebutuhan daerah. Pemerintah Provinsi Aceh sedang serius mengembangkan wisata. Sekolah Menengah Kerujuan Negeri 3 Banda Aceh siap melahirkan sumber daya manusia andal mendukung kemajuan wisata di Tanah Rencong itu.
Ramadhan Ramzi, siswa kelas XII Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 3 Banda Aceh, sedang merapikan tempat tidur di Hotel Jeumpa Mannheim, Senin (3/5/2021). Memakai seragam layaknya staf hotel, dia terlihat cekatan memasang seprai dan menata barang-barang di kamar hotel itu.
Setelah menyelesaikan semua tugas, sambil menunduk, satu tangan dikatupkan ke dada. Dia memberikan penghormatan kepada tamunya. Pelajaran praktik mengurus kamar hotel selesai. Guru pembimbing mencatat apa yang dilakukan Ramzi sebagai bahan penilaian pelajaran praktikum.
Hotel ini milik SMK 3 Banda Aceh dan berada di kompleks sekolah. Selain sebagai tempat praktik siswa jurusan perhotelan, hotel ini juga dibuka untuk umum. Namun, sekarang dipersiapkan untuk karantina tenaga medis yang menangani pasien Covid-19.
”Setelah lulus nanti, saya ingin bekerja di hotel bintang, tetapi saya juga ingin lanjut kuliah,” ujar Ramzi.
Selain belajar teori dunia perhotelan di sekolah, Ramzi juga mendapat kesempatan magang di hotel bintang tiga. Waktu dia dia magang di Hotel Ayani Banda Aceh.
Baca juga: Membangun Nyali Berwirausaha dari Sekolah
Setelah lulus nanti, saya ingin bekerja di hotel bintang, tetapi saya juga ingin lanjut kuliah. (Ramadhan Ramzi)
Selama magang di hotel banyak ilmu yang dia dapatkan, seperti pola kerja di restoran dan tata berkomunikasi dengan tamu. Dia merasa kemampuan dirinya sebagai waiter (pelayan) semakin terasah. ”Awalnya saya grogi, lama saya menikmati. Saya juga mulai bisa bekerja tim,” kata Ramzi.
Karena kecakapan melayani itu pula Ramzi mendapat tawaran kerja di sebuah restoran di Banda Aceh. Dia bekerja paruh waktu, selain untuk menambah uang saku, juga untuk mengasah kecakapan sebagai pelayan.
Keluar dari Hotel Mannheim, tercium wangi aroma rempah-rempah yang berasal dari ruangan dapur praktik siswa jurusan tata boga. Beberapa siswa terlihat sedang memasak. Mereka berbagai tugas, ada yang menggoreng ayam, cabai, dan tomat.
Mereka memasak ayam penyet dan sambil cabai merah. Masakan itu akan disalurkan kepada warga kurang mampu dalam kegiatan bakti sosial bagi-bagi takjil. Ini juga bagian dari pelajaran praktik memasak menu Nusantara.
Jauza Akifah, siswa kelas X jurusan tata boga, menuturkan, dia hobi memasak. Di rumah dia sering membantu ibu memasak apa saja. ”Di sekolah saya belajar teknik memasak, kandungan gizi, hingga seni penyajian,” kata Jauza.
Baca juga: Pendidikan Vokasi Kunci Hadapi Disrupsi
Setelah lulus, Jauza ingin bekerja di restoran atau hotel. Namun, dia memiliki cita-cita membuka restoran sendiri.
Terampil
SMK N 3 Banda Aceh memiliki empat jurusan atau kompetensi keahlian, yakni perhotelan, tata boga, tata busana, serta kecantikan kulit dan rambut. Dengan jumlah siswa 918 orang, SMK ini setiap tahun meluluskan sekitar 300 siswa.
Kepala SMK N 3 Banda Aceh Salma menuturkan, sebanyak 70 persen lulusan diserap dunia usaha dan industri dan 30 persen melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Salma mengatakan nyaris tidak ada lulusan SMK N 3 yang menganggur. Bahkan, sebelum siswa tamat sekolah sudah ada pelaku usaha yang meminta lulusan untuk jadi karyawan.
”SMK mencetak sumber daya manusia yang siap dipakai oleh dunia usaha dan industri. SMK jadi solusi menekan angka pengangguran,” kata Salma.
SMK N 3 menjalin kerja sama dengan 100 lebih dunia usaha dan industri di Banda Aceh dan Aceh Besar. Siswa diberi kesempatan praktik kerja lapangan atau magang di perusahaan-perusahaan tersebut. Tidak jarang usai tamat, siswa itu ditarik oleh perusahaan tempat dia PKL atau magang.
Baca juga: Mutu Pendidikan Kejuruan
”Tidak ada lulusan SMK N 3 yang jadi pengangguran, sebab mereka punya kompetensi keahlian Mereka siap bekerja, jika ada modal siap membuka usaha sendiri,” kata Salma.
Salma menambahkan, sistem pembelajaran di SMK lebih banyak praktik daripada teori. Siswa diasah keterampilan dan karakter sehingga setelah lulus mereka punya bekal untuk kehidupan mereka ke depan.
SMK N 3 memiliki unit usaha yang unggul dengan salah satunya perhotelan dan catering. SMK N 3 Banda Aceh bermitra dengan PT ACS, anak PT Garuda Indonesia, sebagai penyedia makanan untuk jamaah haji dan menyediakan makanan reguler rute penerbangan Banda Aceh-Medan dan Banda Aceh-Jakarta dari tahun 2012 hingga 2016.
Namun, sejak 2017, setelah SMA/SMK dialihkan ke pemerintah provinsi, dua usaha itu tersendat sebab belum ada regulasi tentang badan layanan umum daerah (BLUD), sebagai syarat sekolah bisa mengelola keuangan sendiri.
”Draf peraturan gubernur mengenai BLUD SMK N 3 sedang disusun, semoga cepat selesai. Semoga tahun depan kedua unit produksi ini bisa berjalan kembali,” ujar Salma.
Kepala Dinas Pendidikan Aceh Alhudri mengatakan, pendidikan SMK menjadi jalan keluar untuk menyiapkan sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia kerja. ”Kami memfasilitasi lulusan dengan dunia usaha agar para lulusan langsung terserap,” ujar Alhudri.
Dalam setahun, jumlah lulusan siswa SMK di Aceh mencapai 16.000 lebih. Sebanyak 40 persen bekerja, 30 persen melanjutkan ke perguruan tinggi, 20 persen berwirausaha, dan 10 persen aktif di berbagai sektor.
Alhudri menuturkan, kompetensi keahdilan dan penataan SMK di Aceh sesuai dengan potensi daerah seperti wisata, pertanian, kemaritiman, seni dan industri kreatif, serta teknologi dan rekayasa. Alhudri optimistis lulusan SMK di Aceh dapat memenuhi kebutuhan dunia kerja.
Dalam setahun, jumlah lulusan siswa SMK di Aceh mencapai 16.000 lebih. Sebanyak 40 persen bekerja, 30 persen melanjutkan ke perguruan tinggi, 20 persen berwirausaha, dan 10 persen aktif di berbagai sektor.
Untuk melahirkan lulusan yang berkualitas, pihaknya melakukan peningkatan kapasitas guru, memperbarui perlengkapan praktik sekolah, penambahan prasarana pelatihan, membentuk BLUD, dan meningkat produksi serta pemasaran.
Ketua Indonesian Islamic Youth Economic Forum (ISYEF) Fauzan Febriansyah mengatakan, strategi pemerintah menciptakan SDM unggul melalui pendidikan vokasi sangat bermanfaat bagi iklim dunia usaha di Indonesia.
”Kami juga menjembatani pengusaha-pengusaha di ISYEF untuk menampung lulusan SMK,” kata Fauzan.
Fauzan menambahkan, ISYEF telah tanda tangan kerja sama dengan Kementerian BUMN, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian UMKM dan Koperasi. Khusus untuk Aceh, ISYEF Aceh memiliki agenda mendorong pengembangan wisata halal.
Baca juga: Industri Didorong Bangun Pendidikan Vokasi
Kami juga menjembatani pengusaha-pengusaha di ISYEF untuk menampung lulusan SMK. (Fauzan Febriansyah)
”Lulusan SMK bidang perhotelan dan tata boga bagian dari sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan pengembangan wisata halal,” ujar Fauzan.
Kepala Pariwisata dan Kebudayaan Aceh Jamaluddin mengatakan, pengembangan wisata Aceh butuh banyak sumber daya manusia yang cakap. Lulusan SMK dan universitas jurusan wisata akan sangat membantu kerja pemerintah.
”Aceh akan membuka obyek wisata besar-besaran di Aceh Singkil, kebutuhan tenaga kerja terampil pasti besar. Lulusan SMK akan memiliki peluang kerja,” kata Jamaluddin.
Jamaluddin mengatakan, dunia wisata termasuk paling banyak menyerap tenaga kerja karena itu jangan ragu sekolah di SMK.