Jawa Timur perlu tetap mewaspadai potensi kenaikan kasus Covid-19 karena kedatangan pelaku perjalanan mancanegara dan ditemukannya varian B117 virus korona yang lebih menular.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 di Jawa Timur berpotensi memburuk. Situasi ini terlihat dari peningkatan jumlah pasien di Rumah Sakit Lapangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan II dan Asrama Haji Sukolilo, Surabaya. Di Jatim juga telah ditemukan satu orang terjangkit varian baru B117 dengan karakter virus korona penyebab Covid-19 yang lebih menular.
RS lapangan atau disebut juga RS darurat, Jalan Indrapura, Surabaya, sampai dengan Jumat (7/5/2021) menangani 40 pasien buruh migran dari kedatangan mancanegara. Pasien terbanyak datang dari Malaysia (33 orang), Brunei Darussalam (3 orang), Belanda (2 orang), serta Singapura dan Hongkong masing-masing 1 orang.
”Fasilitas ini ditunjuk untuk menangani pasien buruh migran yang hasil pemeriksaan tes usap PCR dinyatakan positif saat karantina di Asrama Haji Sukolilo,” kata Penanggung Jawab RS Lapangan Laksamana Pertama IDG Nalendra Djaya Iswara di Surabaya, Jumat petang.
Di fasilitas dalam kompleks Museum Kesehatan ini juga ada 31 pasien lokal yang dirawat. Pasien buruh migran dan pasien lokal dipisahkan dan diawasi agar tidak saling kontak. Pasien buruh migran berpotensi tertular varian lain virus korona jenis baru (SARS-CoV-2) penyebab Covid-19.
Nalendra mengungkapkan, buruh migran pertama yang masuk RS lapangan adalah seorang lelaki pada Rabu (21/4/2021). Seorang buruh migran lainnya, lelaki, menyusul masuk pada Jumat (30/4/2021). Empat hari kemudian masuk tujuh pasien baru. Selasa (4/5/2021), RS Lapangan kedatangan 22 pasien baru. Selanjutnya ketambahan pasien baru lagi sampai sementara ini berjumlah 40 buruh migran yang dalam perawatan.
”Jumlah itu masih berpotensi bertambah karena yang karantina di asrama masih banyak dan menunggu hasil tes usap PCR. Yang positif sudah pasti dibawa dan ditangani di sini,” kata Nalendra.
Kepala Asrama Haji Sukolilo Sugianto mengatakan, pada April, fasilitas ini merawat maksimal 20 pasien Covid-19. Namun, pekan awal di bulan ini, jumlah pasien sudah melonjak. Sampai dengan Jumat, asrama menjadi tempat 43 pasien Covid-19 untuk isolasi hingga diperkenankan keluar.Jika dinyatakan boleh keluar dari asrama, selanjutnya, pasien tetap harus menjalani isolasi tambahan setidaknya sepekan di rumah atau fasilitas yang disediakan di lingkungan tempat tinggal.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat Kota Surabaya Irvan Widyanto, kenaikan jumlah pasien isolasi di asrama kemungkinan terkait dengan perilaku tidak disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Dalam penanganan pandemi Covid-19 yang belum juga mereda sejak serangan pada Maret 2020, protokol berperan amat penting untuk menekan risiko penularan Covid-19.
”Kami sangat berharap masyarakat yang meski sudah menjalani vaksinasi tetap disiplin menerapkan protokol untuk mencegah potensi penularan,” kata Irvan.
Bayang-bayang kenaikan jumlah pasien Covid-19 setidaknya dari buruh migran akan mendekati kenyataan jika prediksi epidemiologi terbukti. Asrama sejauh ini telah menjadi tempat karantina bagi hampir 5.000 buruh migran dan pelaku perjalanan dari mancanegara. Jumlah ini setidaknya 30 persen dari prediksi kedatangan buruh migran ke Jatim yang mencapai 14.000 orang.
Kami sangat berharap masyarakat yang meski sudah menjalani vaksinasi tetap disiplin menerapkan protokol untuk mencegah potensi penularan.
Diprediksi, 5-7 persen dari pelaku perjalanan mancanegara yang turun di Jatim berpotensi terjangkit Covid-19. Jumlah itu setara 700-980 orang. Adapun kapasitas RS lapangan saat ini bisa merawat 300 orang. Namun, menurut Nalendra, kapasitas bisa kembali ditingkatkan seperti pertengahan Januari 2021 ketika terjadi ledakan kasus sehingga RS lapangan menangani lebih dari 400 pasien Covid-19.
Varian baru
Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Jatim Herlin Ferliana mengatakan, varian baru B117 telah ditemukan pada seorang pasien asal Mojokerto. Pasien dimaksud memiliki riwayat perjalanan dinas secara berkelompok ke Kongo, Afrika, Februari 2021. Setiba di Jatim, kelompok ini diperiksa dan ditemukan ada satu orang terjangkit Covid-19.
Pasien yang terjangkit kemudian ditangani dan diteliti secara seksama. Hasil penelitian memang lama karena lebih seksama sehingga baru keluar pada April lalu. Diketahui bahwa virus Covid-19 yang menjangkiti pasien tersebut adalah varian baru B117 yang diklaim memiliki tingkat penularan lebih tinggi 35-75 persen daripada SARS-CoV-2 sebelumnya. Pasien telah dinyatakan negatif atau sembuh.
”Kami telusuri seluruh orang yang kontak erat dengan pasien itu hasilnya hanya pasien tersebut yang terinfeksi dan kini sudah sembuh,” kata Herlin. Meski demikian, Jatim tetap mewaspadai potensi pasien yang terinfeksi varian baru virus korona terutama pelaku perjalanan mancanegara. Untuk itu, penanganan melalui satu pintu yakni karantina di asrama haji sedangkan penanganan di RS Lapangan.