Rumah Sakit Covid-19 di Sumut Penuh, Kepatuhan Larangan Mudik Penting
Kepatuhan masyarakat pada larangan mudik sangat penting di tengah tingginya kasus Covid-19 di Sumut. Rumah sakit utama Covid-19 di Sumut kini penuh. Jika terjadi lonjakan, rumah sakit di Sumut bisa kolaps.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Kepatuhan masyarakat pada larangan mudik sangat penting di tengah tingginya kasus Covid-19 di Sumatera Utara. Sejumlah rumah sakit utama Covid-19 di Sumut kini sudah penuh dan terjadi antrean di instalasi gawat darurat. Jika terjadi lonjakan kasus lagi, rumah sakit di Sumut bisa kolaps.
Larangan mudik pun sudah mulai diterapkan di Sumut. Penjagaan dilakukan di 73 tempat di perbatasan antarprovinsi dan antarkabupaten/kota. Berdasarkan pantauan Kompas, masyarakat yang akan mudik diminta putar balik ke daerah asal.
Kepala Dinas Kesehatan Sumut Alwi Mujahit Hasibuan mengatakan, kepatuhan larangan mudik sangat penting untuk menekan penularan yang saat ini meningkat di Sumut. Tingkat keterisian ruang isolasi Covid-19 di Sumut pun kini mencapai 64 persen dan rumah sakit utama yang menangani Covid-19 di Medan pun sudah penuh.
”Kami minta masyarakat ikut berperan mengurangi beban rumah sakit dengan mematuhi larangan mudik dan mematuhi protokol kesehatan Covid-19,” kata Alwi.
Dalam rapat koordinasi bersama Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, sejumlah direktur rumah sakit menyampaikan kondisi rumah sakit yang sudah penuh.
Direktur Rumah Sakit Murni Teguh Jong Khai mengatakan, saat ini antrean pasien Covid-19 untuk masuk ke instalasi gawat darurat bisa sampai 15 orang. Sementara ruang isolasi mereka yang berkapasitas 64 orang terisi penuh. ”Mau merujuk pun kami kesulitan karena rumah sakit lain penuh,” katanya.
Jumlah pasien yang dirawat di RS Murni Teguh pun meningkat setiap bulan. Pada Februari 171 pasien, Maret 182 pasien, dan April melonjak menjadi 242 pasien.
Direktur RS Royal Prima Medan Suhartina Darmadi mengatakan, ruang isolasi mereka berkapasitas 224 tempat tidur saat ini semuanya penuh. Pasien pun silih berganti mengantre di ruang IGD. ”Akhir-akhir ini jumlah pasien meningkat tajam. Antrean pasien Covid-19 di IGD bisa 10 orang,” katanya.
Gambaran serupa juga terjadi di sejumlah rumah sakit di Medan, termasuk RSUP H Adam Malik. Menurut Alwi, persoalan itu juga terjadi karena banyak pasien Covid-19 yang dirujuk dari daerah.
Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, per Selasa (4/5/2021), kasus positif Covid-19 per di Sumut mencapai 29.653 kasus. Sebanyak 26.375 kasus di antaranya telah sembuh dan 976 meninggal. Kasus aktif di Sumut pun mencapai 2.302 kasus.
Kasus aktif di Sumut pun mencapai 2.302 kasus.
Wali Kota Medan Bobby A Nasution mengatakan, tingkat keterisian rumah sakit Covid-19 di Medan semakin penuh, antara lain, karena banyak pasien Covid-19 dari daerah dirujuk ke Medan. ”Kami tetap melayani, tetapi pasien yang bisa dibuat di rumah sakit daerah kami mohon Pak Gubernur untuk bisa mendistribusikan kembali ke daerah,” kata Bobby.
Di Kota Medan saja, kasus positif Covid-19 mencapai 15.467 kasus. Sebanyak 14.337 di antaranya telah sembuh dan 506 meninggal. Pasien positif Covid-19 yang dirawat di Kota Medan pun mencapai 624 orang.
Larangan mudik
Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah Sumut Komisaris Besar Valentino Alfa Tatareda mengatakan, pihaknya mulai menerapkan larangan mudik dengan menutup perbatasan Sumut dengan Aceh, Sumatera Barat, dan Riau. Perbatasan antarkabupaten/kota pun saat ini ditutup dan hanya dibuka untuk perjalanan lokal dan kepentingan tertentu.
Penjagaan, antara lain, dilakukan di Jalan Medan-Tebing Tinggi di perbatasan Deli Serdang dengan Serdang Bedagai. Sejumlah kendaraan pribadi yang datang dari Medan diminta putar balik ke tempat asal.
Petugas hanya mengizinkan warga yang melakukan perjalanan lokal. Namun, mereka yang berangkat dari Medan langsung diminta putar balik. Selain di jalan nasional, pemeriksaan juga dilakukan petugas di dekat Gerbang Tol Tebing Tinggi.
Angkutan kota antarprovinsi dan dalam provinsi sudah berhenti beroperasi. Pul sejumlah bus di Jalan Sisingamangaraja dan di Terminal Amplas, Medan, semuanya sudah tutup.