Antisipasi Kebocoran Pemudik, Penyekatan Berlapis Dilakukan di Jalur Arteri Karawang
Penyekatan kendaraan secara berlapis diterapkan di jalur arteri Karawang, Jawa Barat. Upaya ini untuk mengantisipasi pemudik yang lolos dan mengurai kemacetan di titik pengawasan sebelumnya.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Penyekatan kendaraan secara berlapis diterapkan di jalur arteri Karawang, Jawa Barat. Upaya ini dilakukan untuk mengantisipasi pemudik yang lolos dan mengurai kemacetan di titik pengawasan sebelumnya.
Di Karawang, terdapat 15 titik pos pengawasan yang tersebar di perbatasan kabupaten. Pos pantau di antaranya ada di Tanjungpura yang berbatasan dengan Bekasi, Kobak Biru (perbatasan Bekasi), Gerbang Tol Karawang Barat (perbatasan Bekasi), Curug (perbatasan Purwakarta), dan Pasar Cilamaya (perbatasan Subang).
Berdasarkan pantauan di Tanjungpura, Kamis (6/5/2021), kepadatan kendaraan roda dua terjadi pagi dan sore hari. Salah satu pemicunya lalu lintas pekerja yang bekerja dan tinggal di antara Karawang-Bekasi. Mereka diperbolehkan melintasi perbatasan antardaerah dengan menunjukkan surat keterangan dari perusahaan.
Kepala Dinas Perhubungan Karawang Arief Bijaksana mengatakan, jalur arteri menjadi salah satu fokus pengawasan. Alasannya, jalur tersebut dilalui pemudik sepeda motor menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sejak Rabu (5/5/2021) malam, tercatat lebih dari 500 pemudik sepeda motor diminta putar balik ke Bekasi.
Terkait kemacetan saat pemeriksaan, Arief menjelaskan, pihaknya bersama tim gabungan berupaya mengurainya dengan tidak memberhentikan kendaraan berpelat nomor T (Karawang-Purwakarta-Subang). Jika dirasa masih padat, akan dilakukan screening cepat.
”Apakah dengan begitu pemudik bisa lolos? Tentu tidak. Kami menyiapkan empat pos pengawasan berlapis di jalur arteri untuk mengantisipasi kebocoran di pos sebelumnya jika sedang padat,” ucap Arief.
Di jalur arteri pintu masuk pertama Karawang, petugas berjaga di Tanjungpura. Jika pengendara lolos, mereka akan kembali diperiksa di Kepuh, Bundaran Masari (batas pintu masuk Tol Karawang Timur), dan Gamon (perbatasan Subang). Petugas juga mengantisipasi kebocoran di jalan alternatif dengan mendirikan pos pengawasan di Pasar Cilamaya (perbatasan Subang) dan Curug (perbatasan Purwakarta).
”Lima belas titik ini bisa dikatakan sudah menutup segala kemungkinan kebocoran pemudik. Sekalipun ada yang lolos, mereka bisa saja tercegat di Subang atau Cirebon,” ucap Arief.
Dalam kunjungannya ke Karawang, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi menilai penyekatan di perbatasan Karawang cukup menantang. Alasannya, banyak sepeda motor melintas serta tingginya pergerakan masyarakat yang bekerja lintas wilayah antara Bekasi dan Karawang.
Dari hasil evaluasi, pihaknya menyarankan screening dilakukan secara cepat agar tidak terjadi kemacetan. Salah satu caranya, kendaraan dengan pelat kendaraan T dibebaskan dari pengecekan.
Untuk mengantisipasi kemacetan, Budi menyarankan agar pemeriksaan dilakukan setiap dua jam sekali. Saat petugas istirahat, arus kendaraan dibiarkan terus berjalan. Hal ini bukan berarti sengaja membiarkan pemudik lolos. Sebab, pada akhirnya, mereka akan tercegat di pos penyekatan selanjutnya.
”Penyekatan berlapis di dalam arteri dan antarkabupaten. Kalau tidak tercegat di jalur arteri Karawang, mereka bisa tercegat di Subang, Purwakarta, atau Indramayu,” kata Budi.
Adapun petugas di sebagian wilayah pantura Jawa Barat, seperti Purwakarta dan Subang, juga menyiapkan pos pengawasan di sekitar gerbang tol dan jalur arteri pantura. Upaya ini diharapkan bisa menjaring pemudik yang lolos di penyekatan sebelumnya.
Di Subang, penyekatan tersebar di 10 titik, antara lain di jalur pantura Patokbeusi (perbatasan Karawang), Cipendeuy (jalur tengah menuju pusat kabupaten), Sagalaherang dan Tangkubanparahu (jalur arteri bagian selatan), serta Gerbang Tol Cilameri dan Gerbang Tol Kalijati.
Sementara penyekatan di Purwakarta dilakukan di tiga titik utama. Kepala Polsek Bungursari Komisaris Agus W mengatakan, kawasan itu adalah Gerbang Tol Sadang, Gerbang Tol Cikampek via Cikopo, dan Pospol Ciganea (pertigaan ke Gerbang Tol Jatiluhur).
”Ada 18 mobil pribadi yang diputar balik di Gerbang Tol Cikampek via Cikopo. Di titik ini tidak ada antrean, mungkin para pengendara sudah mengetahui konsekuensi diputar balik,” kata Agus.