Meneropong Masa Depan Keluarga Para Patriot Nanggala
Personel KRI Nanggala-402 yang gugur meninggalkan keluarga, termasuk anak-anak yang menuju masa depannya. Mereka perlu dukungan banyak pihak agar tumbuh dan berkembang menjadi kebanggaan bangsa.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI/AMBROSIUS HARTO
·5 menit baca
Ketegaran dan ketabahan luar biasa yang mendorong Berda Asmara hadir dalam shalat gaib dan jumpa pers di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, Jawa Timur, Senin (26/4/2021). Dosen Jurusan Pendidikan Guru PAUD itu istri dari juru diesel 2 KRI Nanggala-402, Sersan Dua (Mes) Guntur Ari Prasetyo. Kapal selam dari Komando Armada 2 itu tenggelam di Laut Bali dan 53 awak dinyatakan gugur.
Sebelum ke kampus, rumah Berda di Surabaya didatangi mereka yang menyampaikan duka mendalam atas gugurnya awak Nanggala, anggota Satuan Kapal Selam Komando Armada 2. Dalam keletihan dan suasana duka, Berda masih menanti kepastian kelanjutan operasi pencarian dan pertolongan (SAR). ”Kami sangat berharap semua awak dapat diselamatkan agar kembali ke pangkuan keluarga,” kata Berda.
Ia paham dan siap, diselamatkan di sini dalam kondisi apa pun. Dengan demikian, keluarga kru dapat mengebumikan dengan layak. Jalan lain, mengikhlaskan semua awak untuk ”patroli abadi” di lautan Nusantara.
Berda dan putrinya yang berusia 8 tahun harus menjalani hari-hari tanpa sosok suami dan ayah yang amat mereka cintai. ”Saya berharap Ibu Berda diberikan ketabahan dan ketegaran, begitu pula semua keluarga awak KRI Nanggala-402,” ujar Rektor Unusa Jazidie saat mendampingi Berda dalam jumpa pers.
Di tempat terpisah, Cica Yuemi, istri Padivsen KRI Nanggala-402 Letnan Dua Laut (P) Munawir, berharap suaminya dapat kembali ke keluarga dalam kondisi apa pun. Jika kembali, almarhum akan dimakamkan di Rembang, Jawa Tengah, tanah kelahirannya.
Cica kini menjalani babak baru bersama dua putrinya bersama Munawir. Salah satunya, Aura Aulia Maharani, akan tamat SMA dan berencana menjadi taruna Angkatan Laut, sedangkan Cinta Aurelia Az-zahra akan menyelesaikan SD. ”Saya akan terus dampingi anak-anak agar dapat menggapai cita-cita, termasuk yang akan mengikuti jejak ayahandanya,” katanya.
Munawir sebenarnya adalah kru KRI Cakra-401. Namun, untuk latihan penembakan torpedo, ia diperbantukan ke KRI Nanggala. Rabu (21/4/2021) pukul 03.00 WIB, selepas mendapat izin menyelam, Nanggala tak lagi mengirim kontak hingga ditemukan di dasar Laut Bali pada kedalaman 830 meter dengan kondisi terbelah tiga, Minggu (25/4/2021) petang, lima hari setelah dinyatakan hilang.
Keluarga awak Nanggala menyampaikan terima kasih kepada pemerintah yang akan menjamin pendidikan anak-anak hingga lulus perguruan tinggi. Selain itu, sejumlah bantuan bagi istri kru yang sedang hamil dan uang tunai untuk penguatan ekonomi keluarga yang ditinggalkan.
Kebanggaan bangsa
Di rumahnya, Sheva Naufal Zidane (18), terlihat tegar meski duka mendalam terpancar dari wajahnya. Dengan ramah, pelajar SMA itu menerima para tamu yang datang silih berganti menyampaikan ucapan belasungkawa dan menyuntikkan semangat yang menguatkan.
Sheva putra pertama pasangan Kolonel Laut Harry Setyawan dan Winny Widayati (45). Harry merupakan Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel) Komando Armada II yang ikut dalam latihan perang di KRI Nanggala-402. Keluarga yang dikaruniai empat anak ini tinggal di rumah dinas TNI AL Desa Tebel, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo.
Ia sangat bangga kepada ayahnya, prajurit TNI yang berjuang menjaga kedaulatan bangsa. Sheva pun berencana mengikuti jejak sang ayah. ”Rencana masuk akademi militer setelah lulus sekolah tahun ini,” ujarnya.
Sementara itu, di sebuah rumah di Desa Kragan, Kecamatan Gedangan, seorang bayi mungil terlelap dalam gendongan ibunya. Bayi berusia 18 hari yang diberi nama Elzayn Virendra itu putra pasangan Sertu Rusdiansyah Rahman dan Gresilia (26). Rusdiansyah merupakan juru pompa di KRI Nanggala-402.
Gresilia sangat terpukul dengan kepergian suaminya dan berharap masih bisa bertemu untuk yang terakhir kali. Perempuan yang menikah Juni 2020 dan berencana menggelar resepsi pada Juni 2021 ini terus memikirkan nasib anaknya yang akan tumbuh dan berkembang tanpa Rusdiansyah.
Saat ini, Gresilia masih mengandalkan penghasilan suaminya. Ia sempat menjadi guru honorer di sekolah dasar swasta sebelum pandemi. Namun, masa kontraknya tidak lagi diperpanjang karena pembelajaran tatap muka di sekolah ditiadakan untuk meminimalisasi penularan Covid-19.
Sebanyak 53 personel kapal selam KRI Nanggala-402 merupakan tulang punggung ekonomi keluarga. Merekalah yang berjuang mencari nafkah, sedangkan kebanyakan istri prajurit ini bertanggung jawab mengurus keluarga, terutama anak-anak. Tak banyak istri prajurit yang juga bekerja.
Masa depan anak-anak para prajurit KRI Nanggala-402 tentu tidak semudah jika ayah mereka masih bersama. Meski demikian, mereka tidak boleh patah semangat agar kelak berhasil menggapai masa depan. Oleh karena itulah diperlukan dukungan dari berbagai pihak, terutama pemerintah.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam kunjungannya ke rumah keluarga korban Nanggala-402 di Sidoarjo mengatakan, selain memberikan dukungan moral, pihaknya berjanji akan membantu memudahkan akses pendidikan bagi anak-anak para prajurit yang gugur dalam tugasnya.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa juga berjanji memperkuat ekonomi keluarga para prajurit. Kebijakan itu diambil karena dari 53 awak kapal selam, 47 di antaranya warga Jatim. Para prajurit ini menjadi tumpuan ekonomi bagi keluarganya.
Khofifah sudah berkoordinasi Dharma Pertiwi, organisasi yang menaungi para istri anggota TNI. Di antara para istri awak kapal selam KRI Nanggala-402 ini banyak yang memiliki keterampilan dan memungkinkan menopang keluarga ataupun membantu keluarga lainnya.
”Oleh karena itulah, Pemprov Jatim ingin membangun sinergi agar peran-peran ekonomi yang semula berada di pundak para prajurit ini tetap bisa diteruskan istri mereka,” kata Khofifah.
Mantan Mensos ini menambahkan, pemerintah akan memberikan akses seluas-luasnya demi memperkuat ekonomi keluarga yang sudah ditinggalkan patriot bangsa ini. Detail dari program penguatan ekonomi keluarga prajurit ini akan dibahas lebih lanjut dengan Dharma Pertiwi dan Jalasenastri, yakni organisasi para istri TNI Angkatan Laut.
Seperti pernyataan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, semua personel KRI Nanggala-402 yang gugur saat menjalankan tugas negara adalah patriot bangsa. Oleh karena itu, sepatutnya pengabdian paripurna mereka tak hanya dihargai dengan kenaikan pangkat. Menjamin masa depan pendidikan putra-putri para patriot, misalnya, juga bentuk penghargaan negara yang layak disematkan.