Jangan Terlena Dampak Seroja di NTT, Covid-19 Masih Mengintai
Pengungsi bencana siklon seroja di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang berjumlah ribuan orang dan tersebar dsi beberapa wilayah sebaiknya menjalani tes cepat atau antigen, karena pandemi Covid-19 masih berlangsung.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS - Jangan terlena pada penanganan dampak Badai Seroja lalu mengabaikan pandemi Covid-19 yang terus menular secara tak kelihatan. Para pengungsi yang berjumlah ribuan orang tersebar di sejumlah wilayah, sebaiknya menjalani tes Covid-19. Penanganan dampak Badai Seroja secara fisik, persoalan sudah jelas, tetapi masalah pandemi Covid-19 menginveksi tanpa kelihatan mata, karena itu jangan abaikan protokol kesehatan.
Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) Hyronimus Fernandes di Kupang, Jumat (23/4/2021) mengatakan, NTT sedang mengalami bencana dobel, yakni dampak dari Badai Seroja, dan pandemi Covid-19. Tetapi sejak dua pekan terakhir, pasca Badai Seroja, semua orang fokus pada penanganan dampak Covid-19.
“Jangan terlena karena sudah dapat vaksin, lalu abaikan protocol kesehatan, di tengah kesibukan menangani dampak Badai Seroja. Ini sangat berbahaya. Kita menyelesaikan satu bencana baru, tetapi membiarkan bencana lain meluas," ujar Fernandes.
Sejumlah wilayah di NTT memperlihatkan angka kenaikan virus korona dalam dua pekan terakhir. Sumba Timur misalnya, terdapat tambahan kasus baru per Rabu (21/4/2021) sebanyak 132 kasus, hasil pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR), tes cepat molekuler (TCM), dan rapid test antigen.
Jumlah 132 ini berasal dari Kecamatan Kota Waingapu 57 kasus, Kambera 52 kasus, Pandawai tiga kasus, Umalulu satu kasus, Kanatang 12 kasus, Pahungalodu dua kasus, Lewa satu kasus, dan Kecamatan Tabundung empat kasus. Pemeriksaan ini dilakukan saat mereka datang berobat di Puskesmas dan rumah sakit, kemudian dilakukan pemeriksaan secara acak.
Sementara data yang dirilis Gugus Tugas Penanganan Covi-19 NTT, Kamis (22/4/2021) menyebutkan, tambahan kasus baru di NTT sebanyak 116 pasien. Jumlah ini tersebar di Sikka sebanyak 49 orang, Kota Kupang 24 orang, Sumba Barat Daya sebanyak 13 orang, Manggarai sembilan, Sumba Barat lima kasus, Sumba Tengah dan Nagekeo masing-masing empat kasus, Timor Tengah Utara tiga kasus, Sumba Timur dan Belu masing-masing dua kasus, dan Flores Timur satu kasus.
Makin cepat lebih baik. Jika ditemukan kasus baru segera ditangani. Masyarakat juga harus lebih aktif melakukan pemeriksaan Covid-19 minimal rapid test antigen (Hyronimus Fernandes)
Kabupaten Timor Tengah Selatan terjadi tambahan 210 kasus baru pasca Badai Seroja. Tambahan kasus ini setelah sejumlah Puskesmas dan rumah sakit di wilayah itu melakukan tes PCR, antigen, dan TCM.
Fernandes mengingatkan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota agar segera melakukan tes Covid-19 terhadap semua pengungsi di sejumlah titik, atau mereka yang pernah menjadi pengungsi. Saat berkerumun di tempat pengungsian, peluang terjadi penyebaran Covid-19 sangat tinggi. Pemeriksaan sangat penting untuk segera mungkin memutus rantai penyebaran.
“Makin cepat, itu jauh lebih baik. Jika ditemukan kasus baru segera ditangani. Masyarakat juga harus lebih aktif melakukan pemeriksaan Covid-19. Cara yang sederhana adalah rapid test antigen,”katanya.
Kasus baru
Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Sumba Timur Chrisnawan Try Haryantana kepada wartawan mengatakan, munculnya kasus baru ini karena Satgas Covid-19 gencar melakukan pelacakan. “Kata kuncinya, makin banyak yang diperiksa makin banyak pula ditemukan kasus baru,”katanya.
Ia mengatakan, Satgas Covid-19 melakukan pemantauan terhadap pasien yang melakukan isolasi mandiri agar tetap tertib dan disiplin menerapkan protocol kesehatan. Pengawasan ini juga dilakukan oleh kepala desa dan RT/RW masing-masing.
Juru bicara Satgas Covid-19 NTT Marius Jelamu meminta masyarakat NTT tetap menjaga protokol kesehatan, di tengah kesibukan menata kembali hidup pasca bencana Seroja. Mereka yang berada di pengungsian pun jangan lengah. Koordinator pengungsi tetap mengingatkan warga agar selalu disiplin menjalankan protokol kesehatan.
“Sangat disayangkan, kalau ditengah penderitaan bencana Seroja ini, masyarakat juga terinveksi virus korona. Karena itu, memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak tetap dilakukan, meskipun berada di pengungsian,”kata Jelamu.
Penanganan dampak Badai Seroja secara fisik, persoalan sudah jelas dan segera ditangani siapa saja. Tetapi masalah pandemi Covid-19 menginveksi tubuh manisia selalu tak kelihatan mata, cara penanganan pun butuh tenaga ahli, yakni tim medis.
Jika warga sehat mereka bisa menata dan membangun kembali semua kerusakan akibat Seroja. Karena itu, utamakan kesehatan dengan selalu menjaga protokol kesehatan.
Data lima besar kasus Covid-19 di NTT, yakni Kota Kupang sebanyak 6.562 kasus, sembuh 5.538, sedang dirawat 852, dan meninggal dunia 172 orang. Sumba Timur 929 kasus, sembuh 658, dan meninggal dunia 31 orang. Ende 728 kasus, sembuh 688, meninggal dunia 29. Sikka sebanyak 714 kasus, sembuh 491,dirawat 215, dan meninggal dunia delapan orang. Kabupaten Kupang terdapat 707 kasus, sembuh 430, meninggal dunia 17 orang.
Timor Tengah Selatan (TTS), masuk bulan April 2021, 386 kasus, naik pada bulan April 2021 menjadi 596 kasus, sembuh 497, sedang dirawat 84, dan meninggal dunia 15 orang. TTS melewati Manggarai Barat yang sebelumnya mengalami lonjakan cukup tinggi tetapi tindakan pencegahan yang tinggi sehingga kasus dapat ditekan. Jumlah kasus di Manggarai Barat 547, sembuh 409 orang, dan meninggal dunia 22 orang.