Jenguk Korban Bom Makassar, Mensos Minta Korban Dipulihkan dari Trauma
Tiga korban bom Makassar yang masih dirawat di RS Bhayangkara Makassar kian membaik. Namun, perawatan lanjutan meliputi hipnoterapi dan pemulihan dari trauma masih diperlukan.
Oleh
Reny Sri Ayu
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS - Menteri Sosial Tri Rismaharini menjenguk korban bom beberapa waktu lalu, di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (20/4/2021). Selain memberikan santunan, Risma juga meminta para korban diberikan hipnoterapi dan penyembuhan trauma.
Kunjungan kepada korban dilakukan di RS Bhayangkara Makassar. Dalam kunjungan ini, Mensos didampingi Penjabat Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman.
Saat ini, tersisa tiga pasien korban ledakan bom di depan Gereja Katedral Makassar pada 28 Maret lalu yang masih dirawat di RS Bhayangkara. Usai menjenguk korban, Risma mengatakan kondisi ketiga pasien itu relatif membaik, tapi masih membutuhkan perawatan lanjutan berupa hipnoterapi dan juga pemulihan trauma.
"Tadi saya sudah sampaikan kepada Kepala Rumah Sakit Bhayangkara untuk memberikan hipnoterapi dan trauma terapi kepada korban," kata Risma.
Risma menambahkan, selain menjenguk dan melihat kondisi korban, dia juga memberikan santunan. Beberapa di antara korban kini sudah membaik dan bersiap untuk pulang.
Sementara itu, Penjabat Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman menjelaskan, Menteri Sosial tak hanya mengunjungi korban bom, tapi juga melakukan kunjungan ke beberapa tempat. Di antaranya yakni ke Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik Wirajaya dan meninjau Gudang Logistik Kemensos di Biringkanaya.
Mensos juga meninjau Balai Rehabilitasi Sosial Anak Memerlukan Perlindungan Khusus Toddopuli Makassar. Kunjungan juga dilakukan di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Makassar.
Peristiwa bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar terjadi pada Minggu (28/3/2021). Sebanyak 20 orang menjadi korban luka akibat ledakan ini dan dua pelaku tewas.
Salah satu korban yang mengalami luka cukup berat adalah Cosmas Balalembang (52), petugas gereja yang menghalangi pelaku saat memaksa masuk ke halaman gereja. Tak lama setelah itu, bom meledak.