Warga Korban Gempa Malang Akan Mendapat Bantuan Rumah Sementara
Menjadi salah satu titik dengan kerusakan cukup parah oleh gempa 6,1 M, warga Desa Jogomulyan di Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang, akan mendapatkan bantuan berupa rumah sementara.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Warga korban gempa 6,1 M di Desa Jogomulyan, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, akan mendapatkan bantuan rumah sementara. Total ada 14 rumah sementara yang ada dibangun pada tahap awal ini.
Berdasarkan pantauan Kompas, Senin (19/4/2021) siang, area lokasi rumah sementara telah dibersihkan. Beberapa patok bambu sebagai penanda bakal ada bangunan di atasnya tertancap di tanah. Material berupa batu dan pasir juga tersedia di lokasi meski jumlahnya masih terbatas.
Sementara di sisi yang lain, proses pembersihan puing yang dilakukan secara gotong royong tetap berjalan. Sebuah ekskavator kecil digunakan untuk mempermudah pengerjaan. Beberapa truk pengangkut pasir dan tanah juga berjaga di lokasi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Bambang Istiawan saat dikonfirmasi, Senin malam, mengatakan, untuk tahap awal ini, pembangunan rumah sementara difokuskan di Jogomulyan. ”Untuk daerah lain, belum. Ini di luar dana stimulan dari pemerintah pusat,” ujarnya.
Konstruksi rumah sementara akan disesuaikan dengan standar dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Nantinya, pembangunan belasan unit rumah ini dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Kabupaten Malang dibantu personel TNI dan Polri.
Peletakan batu pertama pembangunan rumah sementara telah dilakukan oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dua hari lalu. ”Iya, kemarin Bu Gubernur ke sini meletakkan batu pertama,” ujar Iswahyudi (50), salah satu warga Desa Jogomulyan, yang bakal mendapatkan rumah sementara.
Menurut Iswahyudi, rumah sementara berukuran 4 meter (m) x 6 m, tidak jauh berbeda dengan ukuran rumahnya—yang telah roboh—berukuran 5 m x 9 m. Namun, dirinya belum paham bagaimana pengembangannya nanti, apakah akan dilakukan sendiri oleh warga atau juga masih dibantu oleh pemerintah.
Sejauh ini, menurut Iswahyudi, pihaknya telah mendapat bantuan logistik, seperti beras dan bahan pokok. Begitu pula bantuan berupa kebutuhan untuk kaum perempuan dinilai telah mencukupi.
Sembilan hari terakhir, Iswahyudi bersama keluarga tinggal di gubuk kecil, di bawah kabel listrik tegangan tinggi. Meski begitu, dia merasa bersyukur karena semua anggota keluarganya selamat. Seorang tetangganya meninggal dunia di rumah sakit beberapa hari setelah gempa.
Pembangunan rumah sementara ini menggunakan dana dari donatur dan dermawan. Sebelumnya, Bupati Malang M Sanusi mengatakan, pihaknya menerima sumbangan dari dermawan Rp 510 juta dan tambahan dari Otoritas Jasa Keuangan Rp 300 juta yang diarahkan untuk membangun ke 14 rumah tersebut.
Dihubungi secara terpisah, Camat Ampelgading, Achmad Sovie, mengatakan, pihaknya masih mengajukan pembangunan rumah sementara bagi warga terdampak gempa yang rumahnya rusak berat. Dari hasil rapat dengan pemerintah kabupaten, wilayah Ampelgading akan mendapat fasilitas serupa. Namun, pastinya seperti apa, belum diketahui.
Ampelgading menjadi salah satu wilayah terdampak gempa dari 29 kecamatan di Kabupaten Malang. Salah satu desa terdampak paling parah ada di Wirotaman. ”Kalau yang rumahnya rusak ringan, sudah mulai dibenahi sendiri,” ujarnya.
Meski permintaan bahan bangunan melonjak akibat banyak orang yang membutuhkan, menurut Achmad Sovie, sejauh ini pihaknya belum menerima informasi mengenai adanya lonjakan harga ataupun kelangkaan material. Begitu pula dengan tenaga tukang, semua dikerjakan dengan melibatkan tetangga.
Sementara itu, jumlah kerusakan rumah berdasarkan data BPBD Kabupaten Malang per 18 April mencapai 8.360 unit, terdiri dari rusak ringan 3.321 unit, rusak sedang 3.144 unit, dan rusak berat 1.895 unit.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Sadono memberikan rincian data, selain rumah, jumlah sekolah yang rusak mencapai 222 unit, fasilitas kesehatan 23 unit, rumah ibadah 210 unit, dan fasilitas umum 45 unit.