Korban Gempa Diminta Validasi Mandiri soal Kerusakan Rumah
Proses pendataan korban terdampak gempa Malang masih berlangsung. Warga terdampak diminta proaktif melakukan validasi mandiri agar proses validasi lebih cepat dan akurat.
Oleh
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BLITAR, KOMPAS-Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta korban gempa bumi 6,1 M yang rumahnya rusak ringan-berat secara proaktif melakukan validasi mandiri. Setelah pihak desa menempel data kerusakan di tingkat RT maupun balai desa, warga korban gempa diharapkan mengecek data tersebut dan memastikan apakah kriteria kerusakan sudah sesuai dengan fakta.
Tujuan validasi mandiri ini untuk memercepat proses pendataan. Begitu beres, selanjutnya data tersebut diajukan ke Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) guna mendapatkan bantuan stimulan perbaikan atau pembangunan kembali rumah mereka.
Khofifah mengatakan hal itu di sela-sela peninjauan terhadap korban gempa bumi di Desa Tepas, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Rabu (14/4/2021) siang. Hadir mendampingi kegiatan ini Bupati Blitar Rini Syarifah.
“Selama proses menunggu ini diharapkan identifikasi kategori yang rusak, baik ringan, sedang, maupun berat. Baik rumah maupun fasilitas umum dan fasilitas sosial segera diumumkan. Di tulis, di RT, RW, dan balai desa supaya masyarakat terkonfirmasi bahwa rumahnya sudah tercatat,” ucapnya.
Khofifah berharap percepatan validasi ini disegerakan di tiga daerah yang mengalami dampak paling signifikan. Ketiganya adalah Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Blitar.
“Nah sekarang diharap percepatan validasinya. Uji publik bahasanya kira-kira begitu, selama seminggu masyarakat diminta memvalidasi apakah kategori kerusakannya seperti yang diumumkan. Kalau tidak benar (kerusakannya), mereka bisa menyampaikan (koreksi) sehingga saat mengajukan ke BNPB langsung final,” katanya.
Khofifah telah berkomunikasi langsung dengan Kepala BNPB Letnan Jenderal (TNI) Doni Monardo terkait bantuan stimulan, yakni rumah rusak berat mendapat Rp 50 juta, rusak sedang Rp 25 juta, rusak ringan Rp 10 juta.
Untuk yang rusak ringan dan sedang diupayakan untuk swakelola agar lebih cepat pengerjaannya. Adapun yang rusak berat sudah dikoordinasikan dengan Komando Daerah Militer V Brawijaya dan Kepolisian Daerah Jawa Timur. Nantinya personel TNI dan polri akan membantu proses pembangunannya.
Pada kesempatan ini, Khofifah juga mengajak relawan dari mana saja--meskipun cukup berat karena kondisi puasa--untuk turun membantu korban gempa, khususnya dalam hal memberikan terapi trauma healing dan konseling. Kegiatan ini dinilai masih kurang, khususnya untuk wilayah Kabupaten Lumajang dan Malang.
Sementara itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar Achmad Cholik mengatakan saat ini masih dalam proses pembersihan puing. “Setelah itu baru pendistribusian bantuan, khususnya sembako karena bantuan dari donatur sudah mulai berdatangan,” katanya.
Menurut Cholik kerugian akibat gempa di Kabupaten Blitar ditaksir mencapai Rp 6,5 miliar. Pemerintah Kabupaten Blitar juga akan memberikan bantuan stimulan untuk perbaikan rumah. Pemerintah Kabupaten Blitar menyiapkan dana penanganan bencana sekitar Rp 8 miliar.
“Berdasarkan peraturan daerah nilai bantuan Rp 1 juta untuk rusak ringan, Rp 2 juta untuk rusak sedang, dan Rp 4 juta untuk rusak berat. Ini bantuan di luar dana stimulan dari BNPB,” katanya.
Hingga 13 April, total kerusakan bangunan di Kabupaten Blitar mencapai 924 unit, terdiri atas 832 rumah dan 92 fasilitas umum. Untuk kerusakan rumah, dari 832 unit, sebanyak 516 rumah ringan, 285 rusak sedang, dan 31 rusak berat. Sedangkan fasilitas umum ada 60 rusak ringan, 29 rusak sedang dan 3 rusak berat. Jumlah kerusakan terbanyak di wilayah Kecamatan Kanigoro sebanyak 220 unit, Binangun 125 unit, dan Talun 115 unit.
Sedangkan jumlah kerusakan bangunan di Kabupaten Malang, per 13 April, mencapai 404 unit. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.925 unit rusak ringan, 1.319 rusak sedang, dan 1.160 rusak berat. Adapun jumlah sekolah rusak sebanyak 170 unit, fasilitas kesehatan 12 unit, rumah ibadah 64 unit, dan fasilitas umum lain 15 unit. Kerusakan berada di 29 dari total 33 kecamatan yang ada di Kabupaten Malang.
Di Kabupaten Lumajang, data per 14 April ada 2.130 unit rumah rusak dari kategori ringan-berat.