Cakupan Vaksinasi Warga Lansia di Pontianak Lamban
Di puskesmas-puskesmas, warga lansia dalam satu hari rata-rata hanya 10 orang yang divaksin. Padahal, per kapasitas puskesmas bisa mencapai 60 orang per hari.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Cakupan vaksinasi warga lansia di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, lamban. Hal itu terjadi diduga karena minimnya informasi terkait vaksinasi yang diterima warga lansia dan terbatasnya stok vaksin. Upaya sosialisasi terus dilakukan jajaran Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pontianak.
Kepala Dinkes Kota Pontianak Sidig Handanu, Senin (19/4/2021), menuturkan, cakupan vaksinasi para lansia sejak Maret hingga sekarang baru 10.000 dari sekitar 17.000 target. ”Capaian untuk warga lansia masih rendah,” ujar Handanu.
Vaksinasi di daerah pinggiran kota kurang diminati dibandingkan dengan di daerah perkotaan. Di puskesmas-puskesmas, warga lansia satu hari rata-rata hanya 10 orang yang divaksin. Padahal, per kapasitas puskesmas bisa mencapai 60 orang per hari.
”Jadi masih ada warga lansia yang belum mau divaksin di daerah pinggiran,” kata Handanu.
Rendahnya cakupan vaksinasi itu diduga karena kurang informasi. Keluarga harus menyampaikan informasi kepada warga lansia. Selain itu kurangnya peran serta dari keluarga karena warga lansia harus diantar ke pusat layanan vaksinasi. Padahal, fasilitas kesehatan sudah menjangkau seluruh wilayah.
Tujuan vaksinasi ialah memberikan kekebalan individu dan kelompok. Lambannya vaksinasi warga lansia ini bisa berdampak pula pada pembentukan kekebalan kelompok, maka Covid-19 akan tetap menjadi ancaman serius.
Sosialisasi terus dilakukan diarahkan ke setiap puskesmas. Puskesmas diminta untuk bisa merangkul tokoh masyarakat dan agama setempat mendorong vaksinsi warga lansia. Sebab, sosialisasi jika hanya secara umum tidak akan efektif.
Cakupan vaksinasi di Pontianak secara keseluruhan, mulai dari tenaga kesehatan (nakes), petugas pelayanan publik, hingga warga lansia, untuk vaksin pertama hingga Senin (19/4/2021) sebanyak 45.000 orang dari sekitar 90.000 target. Suntikan kedua sebanyak 15.000-20.000 orang. Dengan demikian stok vaksin untuk vaksin pertama sudah menipis. Stok vaksin masih sekitar 30.000 dosis vaksin untuk suntikan kedua.
”Kami menunggu pasokan vaksin dari pusat. Kami belum tahu kapan akan dikirim lagi. Mudah-mudahan vaksin segera dikirim lagi,” kata Handanu.
Vaksin yang menipis akan berdampak pada lambannya pencapaian target vaksinasi target keseluruhan sekitar 90.000 tersebut. Daerah berharap vaksinasi berjalan terus. Namun, karena keterbatasan vaksin, target tersebut tidak bisa terselesaikan dengan cepat.
Kami menunggu pasokan vaksin dari pusat. Kami belum tahu kapan akan dikirim lagi. Mudah-mudahan vaksin segera dikirim lagi.
Kepala Dinkes Provinsi Kalbar Harisson menuturkan, target vaksinasi warga lansia di Kalbar sebanyak 407.885 orang. Hingga 18 April pukul 18.00, warga lansia yang sudah divaksinasi pertama sebanyak 13.533 orang (3,32 persen). Vaksinasi kedua sebanyak 5.110 orang (1,25 persen).
Hambatannya, warga lansia terkadang kesulitan mengakses fasilitas-fasilitas kesehatan yang ditetapkan untuk vaksinasi. ”Mungkin tidak ada yang mengantar atau faktor kesehatan sehingga tidak bisa menjangkau fasilitas kesehatan,” ujarnya.
Di samping itu ada juga warga lansia yang tidak mengetahui prosedur vaksinasi sehingga tidak datang ke fasilitas kesehatan. Ada juga warga lansia yang belum mau divaksin. Selain itu, stok vaksin terbatas.
”Vaksinasi warga lansia agak lambat karena ada hambatan-hambatan tadi. Satu bulan ini baru mencapai 3,32 persen,” kata Harisson.
Sementara itu, perkembangan kasus Covid-19 berdasarkan data Dinkes Provinsi Kalbar per 18 April pukul 21.00, kasus konfirmasi di Kalbar secara kumulatif sebanyak 6.946 orang. Sebanyak 6.079 orang di antaranya sudah sembuh, 40 orang meninggal dunia, dan 827 orang terkonfirmasi sedang isolasi.