Dinkes Kota Pontianak Sediakan Sentra Pelayanan Vaksinasi untuk Menggenjot Cakupan Vaksinasi
Pemerintah membuka sentra pelayanan vaksinasi di Gedung Pontianak Convention Center di Kalimantan Barat. Dengan adanya sentra pelayanan vaksinasi tersebut diharapkan bisa mempercepat cakupan vaksinasi di Kota Pontianak.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·4 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Upaya pemerintah menggenjot cakupan vaksinasi terus dilakukan. Untuk mewujudkan hal itu, Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Kalimantan Barat, menyediakan sentra pelayanan vaksinasi di Gedung Pontianak Convention Center, Rabu (24/3/2021).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pontianak Sidig Handanu, Rabu (24/3/2021), menuturkan, pada Rabu ini pihaknya membuat sentra pelayanan vaksinasi untuk Kota Pontianak. ”Kegiatan ini untuk lebih mempercepat dan mempermudah cakupan pelayanan vaksinasi,” ujar Handanu.
Sentra pelayanan vaksinasi tersebut khususnya untuk melayani guru yang cukup banyak di wilayah Pontianak Kota, Pontianak Selatan, dan Pontianak Tenggara. Banyak sekolah berada di tiga wilayah tersebut.
Beberapa pelayanan publik dilayani di sentra pelayanan vaksinasi. Pelayanannya akan secara berkelanjutan. Sentra pelayanan vaksinasi dibuka selama tiga bulan terus-menerus. Pelaksanaannya tergantung situasi. Sebab, pada Sabtu-Minggu, Gedung Pontianak Convention Center digunakan untuk kegiatan sosial.
”Dalam seminggu pihaknya bekerja di sentra pelayanan vaksinasi 3-4 hari,” ujarnya.
Saat bulan Ramadhan bisa dioptimalkan, bergantung pada animo masyarakat. Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan suntik tidak membatalkan puasa. Namun, apabila ada masyarakat yang tidak bersedia, akan dikaji, misalnya vaksinasi dilakukan malam.
Intinya, kata Hadanu, pelayanan vaksinasi pada hari Rabu ini juga diprioritaskan untuk guru sebagai persiapan pembelajaran tatap muka (PTM) yang diperluas. Untuk warga lansia, bisa di semua tempat vaksinasi, termasuk di sentra pelayanan vaksinasi, dengan terlebih dahulu menghubungi Dinkes Kota Pontianak.
Kegiatan ini untuk lebih mempercepat dan mempermudah cakupan pelayanan vaksinasi. (Handanu)
Namun, warga lansia disarankan mengakses fasilitas kesehatan (faskes) terdekat. Faskes terdekat adalah puskesmas yang bisa melakukan vaksinasi 50-60 warga lansia per hari. Faskes yang bisa melayani vaksinasi di Pontianak sebanyak 38 faskes (puskesmas, rumah sakit dan klinik). Di luar 38 faskes itu, juga ada yayasan yang menyelenggarakan vaksinasi.
Cakupan vaksinasi
Cakupan vaksinasi petugas publik di Pontianak terdiri dari pendidik, TNI-Polri dan aparatur sipil negara. Pendidik yang sudah divaksin sebanyak 1.898 orang dari target sekitar 7.000 orang (negeri), Polri sebanyak 598 orang dari target 3.000 orang, TNI 570 orang dari target 1.000 orang, dan petugas pelayanan publik yang lebih luas 3.339 orang dari target. Total target petugas pelayanan publik yang lebih luas lagi sulit diprediksi karena ada hotel serta pelayanan di pasar formal dan informal.
”Vaksinasi TNI-Polri mereka lakukan sendiri karena memiliki nakes,” papar Handanu.
Vaksinasi untuk warga lansia sudah sekitar 7.000 orang dari target 17.000 orang. Partisipasi vaksinasi untuk warga lansia masih belum merata. Ada di sentra-sentra tertentu sangat tinggi dan ada juga yang masih rendah. Sosialisasi dan pemahaman kepada masyarakat terus dilakukan jajaran Dinkes. Pasca-penyuntikan secara umum tidak ada masalah. Vaksinasi tahap kedua ini ditargetkan selesai Juli.
Kepala Dinkes Provinsi Kalbar Harisson menuturkan, untuk se-Kalbar sasaran vaksinasi warga lansia di tahap dua termin pertama 407.885 orang. Dari jumlah itu yang sudah divaksin 5.862 orang (1,44 persen) per 23 Maret.
Untuk pelayan publik target tahap kedua termin pertama 291.654 orang sasaran vaksinasi. Dari jumlah itu yang sudah divaksin hingga per 23 Maret sebanyak 29.834 orang (10,23 persen).
”Semuanya suntikan pertama,” ujar Harisson.
Harisson menuturkan, ada sejumlah kabupaten di Kalbar yang sulit diakses. Karena itu, pihaknya mengutamakan terlebih dahulu di sekitar ibu kota kabupaten. Setelah itu, kabupaten bergerak ke daerah perifer. Kabupaten biasanya mengandalkan tenaga kesehatan yang ada di puskesmas. Selain itu, di beberapa kabupaten sumber daya manusia juga masih sedikit sehingga pelaksanaan vaksinasi harus didukung dinkes masing-masing.
Sekarang yang diutamakan vaksinasi terhadap guru untuk mempersiapkan pembelajaran tatap muka pada Juni/Juli 2021. Diharapkan para guru segera mengakses tempat pelayanan kesehatan agar segera selesai sehingga Juni/Juli PTM sudah lebih aman.
Kekebalan tubuh
Salah satu guru SMA Sultan Syaif Abdurrahman Pontianak, Nonon Masnawati, menuturkan, vaksinasi ini baik untuk meningkatkan kekebalan tubuh menyongsong pembelajaran tatap muka. Ia berpikir positif.
”Pemerintah pasti memberikan yang terbaik untuk rakyatnya. Apalagi, sudah lama tidak PTM. Jika sudah divaksin, PTM bisa terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan,” ujar Nonon.
Senada dengan itu, guru SMPN 03 Pontianak, Erni Mitarsih, menyambut baik vaksinasi. Vaksinasi untuk kebaikan semua karena itu ia dan rekan guru-guru menjalani vaksinasi. Apalagi, sudah ada sosialisasi dari pemerintah.
Terkait data zona risiko di Kalbar, berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar per tanggal 21 Maret, ada empat daerah zona risiko sedang (zona orange), yakni Kabupaten Landak, Mempawah, Sintang, dan Kota Pontianak.
Sementara itu ada 10 kabupaten/kota risiko rendah (zona kuning), yakni Kabupaten Kapuas Hulu, Kayong Utara, Ketapang, Melawi, Sekadau, Bengkayang, Kubu Raya, Sanggau, Sambas, dan Kota Singkawang.
Daerah zona orange biasanya disebabkan masyarakat sudah lemah melaksanakan protokol kesehatan. Sementara itu, terkait perkembangan kasus Covid-19 hingga per 24 Maret di Kalbar secara kumulatif terdapat 5.647 orang terkonfirmasi Covid-19. Sebanyak 4.962 orang (87,86 persen) di antaranya sudah sembuh dan 34 orang (0,60 persen) meninggal.