Dalam beberapa hari terakhir, banjir akibat luapan sungai masih terjadi di beberapa wilayah Karawang, Jawa Barat. Sejumlah upaya penanganan disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Karawang untuk meminimalkan dampak banjir.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Banjir akibat luapan sungai masih terjadi di Karawang, Jawa Barat. Endapan sedimentasi dan sampah di sungai tetap menjadi penyebab utamanya.
Jumat (16/4/2021) pagi, banjir setinggi 30-80 sentimeter merendam puluhan rumah di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat. Sebelumnya, banjir terjadi di Desa Wadas, Kecamatan Telukjambe Timur, Senin (12/4/2021) malam. Kedua daerah itu turut terdampak banjir akibat luapan Sungai Cikalapa di Wadas dan Sungai Cibeet di Karangligar, Februari lalu
Wakil Bupati Karawang Aep Syaepuloh mengatakan, akan segera menyiapkan rencana penanganan banjir yang terjadi di Sungai Cikalapa. Hal itu mengingat dalam beberapa hari terakhir, warga Wadas mudah terdampak banjir, jika hujan turun lebih dari dua jam.
Rencana pengendalian banjir yang akan dilakukan adalah membangun sodetan dengan menurunkan alat berat, pengerukan sedimentasi, hingga penertiban bangunan liar yang berdiri di sekitarnya. ”Semua harus menjadi tanggung jawab bersama demi kebaikan warga,” ujarnya.
Sejumlah wilayah di Karawang kerap menjadi langganan banjir. Selain curah hujan tinggi, menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Karawang Yasin Nasrudin, potensi banjir di Karawang turut dipicu banyaknya endapan dan sampah di sepanjang sungai.
Beberapa tanggul juga jebol karena tak mampu menahan derasnya arus sungai. Padahal, daerah ini adalah hilir dari Sungai Cibeet, Cikaranggelam, Citarum, dan Sungai Cilamaya.
Pada Februari 2021, cuaca ekstrem yang berlangsung dalam beberapa hari memicu sejumlah sungai yang berhilir di Karawang meluap. Sedikitnya 15 dari total 30 kecamatan terdampak. Daerah yang rawan banjir di Karawang adalah Kecamatan Telukjambe Timur, Cilamaya Wetan, Rengasdengklok, dan Cikampek.
Tahun ini, penanganan banjir di Kecamatan Cikampek turut menjadi prioritas. Banjir di kecamatan ini disebabkan Sungai Cikaranggelam yang berhulu di Purwakarta meluap.
Sejumlah perumahan turut terdampak, misalnya Perumahan Bumi Mutiara Indah (BMI) Dawuan, Cikampek. Lahan seluas 20 hektar di sekitar Sungai Cikaranggelam di Kawasan Industri Bukit Indah City disiapkan sebagai area tambahan untuk serapan banjir.
Beberapa langkah penanganan ini merupakan tindak lanjut dari rapat koordinasi bersama antara Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana pada awal Februari 2021. Cellica memaparkan sejumlah permasalahan yang menjadi penyebab banjir tahunan di daerahnya.
Selama ini, pihaknya berupaya mengeruk dan menormalisasi Sungai Cikaranggelam secara berkala. Pada saat musim hujan dan banjir, langkah tersebut juga dilakukan untuk mengurangi potensi banjir sehingga bisa surut cepat dan antisipasi banjir susulan. Ia juga mengusulkan bantuan perbaikan sifon di beberapa titik bisa segera dilakukan oleh pemerintah provinsi.
Saat ini, Pemprov Jabar tengah mengerjakan beberapa proyek infrastruktur untuk mengatasi banjir yang terjadi di daerah pantura Jabar, antara lain pengerjaan pembesaran saluran sifon sungai di Karawang dan perbaikan tanggul di Subang. Dalam waktu dekat, pemprov berencana untuk membangun bendungan yang terletak di Cipunegara (Subang) dan Cibeet (Bogor). Infrastruktur ini diharapkan bisa mengurangi potensi banjir di daerah Karawang, Subang, dan Bekasi.