Warga Korban Gempa Berharap Perbaikan Rumah Secepatnya
Belum semua korban gempa di Kabupaten Malang bisa memperbaiki kerusakan rumahnya. Mereka belum memiliki modal untuk membangun rumah lagi.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·4 menit baca
MALANG, KOMPAS — Korban terdampak gempa bumi M 6,1 di Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang rumahnya rusak berharap bisa mendapat bantuan dana perbaikan dan pembangunan rumah secepatnya. Sejak gempa terjadi, Sabtu (10/4/2021), mereka tinggal di tenda dan teras rumah tetangga yang masih bisa dimanfaatkan.
Pada siang hari, mereka sibuk membersihkan puing-puing bersama warga lain, sukarelawan, SAR, TNI, dan Polri. Adapun sebagian warga lainnya yang rumahnya rusak ringan mulai membenahi kerusakan dengan usaha sendiri.
”Kalau bantuan logistik dari provinsi saya sudah dapat, seperti beras 10 kilogram, mi, dan minyak goreng. Bu Gubernur (Khofifah Indar Parawansa) juga memberikan Rp 200.000 waktu datang ke sini dua hari lalu,” ujar Sutrisno (65), warga RT 005 RW 001 Dusun Lambangsari, Desa Majang Tengah, Kecamatan Dampit, Selasa (13/4/2021).
Menurut Sutrisno, dari sisi logistik apa yang dia terima dinilai sudah cukup. Bahan makanan pokok itu cukup untuk kebutuhan hidup selama beberapa hari ke depan. Apalagi, sejauh ini mereka juga masih mendapatkan nasi bungkus dari dapur umum. Adapun untuk tenda, Sutrisno—yang rumahnya roboh dan rata dengan tanah—mendapat bantuan dari Palang Merah Indonesia.
Sementara untuk perbaikan rumah, Sutrisno mengaku belum tahu jenis bantuan apa yang akan diperoleh. Namun, harapannya, dirinya bisa mendapat bantuan stimulan pembangunan rumah kembali.
”Ya, harapannya bisa segera mendapat bantuan itu meski untuk membangun rumah kembali paling cepat menunggu satu bulan, setelah Lebaran, karena saat ini masih awal puasa,” ucapnya.
Warga lain di RT 005 RW 001 Dusun Lambangsari yang rumahnya rusak berat, Mujito (65), juga sudah mendapat bantuan bahan makanan. Namun, ia belum mendapatkan bantuan uang tunai. ”Itu pun (bantuan bahan makanan), sebelumnya saya tidak dapat. Baru setelah saya lapor ke Camat Dampit dan dia datang ke sini, saya dapat bahan makanan,” katanya.
Dari pengamatan Kompas di Desa Majang Tengah, proses pembersihan puing masih berlangsung. Tidak mudah membersihkan puing, rumah yang rusak berat dirobohkan dulu, baru setelah itu dindingnya dihancurkan dan kerangka atap dipotong menggunakan gergaji. Tebalnya puing membuat upaya pembersihan membutuhkan waktu cukup panjang.
Posko bantuan juga mulai dibangun di Majang Tengah. Posko ini melengkapi posko kesehatan dan dapur umum yang sudah berdiri lebih dulu. Bantuan logistik dan keperluan lain dari donatur juga mulai berdatangan.
Sementara itu, hingga Selasa petang, total rumah yang rusak di Kabupaten Malang yang sudah terdata mencapai 4.404 unit. Dari jumlah tersebut, 1.925 unit rusak ringan, 1.319 rusak sedang, dan 1.160 rusak berat.
Selain rumah, ada pula fasilitas umum yang rusak. Jumlah sekolah rusak sebanyak 170 unit, fasilitas kesehatan 12 unit, rumah ibadah 64 unit, dan fasilitas umum lain 15 unit. Semua kerusakan tersebut berada di 29 dari 33 kecamatan yang ada di Kabupaten Malang.
Sementara itu, jumlah korban jiwa bertambah satu orang sehingga total menjadi 4 orang dan korban luka 104 orang. ”Satu korban terbaru berasal dari Desa Jogomulyan, Kecamatan Tirtoyudho. Meninggal kemarin (Senin) di Rumah Sakit Kanjuruhan,” ujar Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Bagyo Setiono.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Sadonomengatakan, proses pendataan kerusakan rumah dan fasilitas umum terus berlangsung. Proses pendataan berdasarkan nama dan alamat (by name by address) melibatkan potensi-potensi di desa dan kecamatan.
Setelah pendataan berlangsung, baru dilakukan verifikasi dengan melibatkan ahli. Setelah itu, data yang ada kemudian diusulkan ke pusat untuk memperoleh bantuan dana perbaikan rumah yang rusak.
”Proses pendataannya masih panjang. Soal kendala, ada pada wilayah terdampak dan skala dampaknya itu sendiri. Meski wilayah luas, kalau dampaknya kecil saya kira tidak ada masalah. Lha, ini wilayahnya sudah luas, 29 kecamatan, dan dampaknya juga besar,” ujar Sadono.
Proses pendataannya masih panjang. Soal kendala, ada pada wilayah terdampak dan skala dampaknya itu sendiri.
Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional Doni Munardo—saat mengunjungi posko bencana gempa bumi di Kantor Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang—mengatakan, pemerintah akan memberikan bantuan stimulan bagi warga yang rumahnya rusak dengan nilai Rp 10 juta untuk rusak ringan, Rp 25 juta untuk rumah rusak sedang, dan Rp 50 juta untuk rusak berat.