Kirim Bantuan ke NTT, Jateng Jaga Kolaborasi dengan Daerah Lain
Selain mengirim bantuan logistik berupa beras, gula, minyak goreng, teh, mi, sarung, selimut, diaper, sarden, kecap, dan pakaian anak, Jateng juga mengirim 18 sukarelawan. Ada juga bantuan dari Bank Jateng.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengirim bantuan logistik senilai Rp 503,7 juta untuk membantu korban bencana di Nusa Tenggara Timur, Selasa (13/4/2021). Sebagai upaya memupuk kolaborasi, Jateng menjaga pola komunikasi dan kerja sama dengan daerah lain, termasuk Jawa Timur yang diguncang gempa pada akhir pekan lalu.
Banjir bandang dan angin kencang melanda sejumlah daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 4 April 2021. Hingga hari kedelapan setelah bencana, jumlah korban meninggal di NTT 177 orang dan 45 orang lainnya hilang. Bantuan bagi penyintas bencana pun terus berdatangan (Kompas, 13/4/2021).
Selain mengirim bantuan logistik berupa beras, gula, minyak goreng, teh, mi instan, sarung, selimut, diaper, sarden, kecap, dan pakaian anak, Jateng juga mengirim 18 sukarelawan dari berbagai instansi. Mereka yang berangkat sudah sesuai dengan kebutuhan sukarelawan beserta keterampilannya di lokasi bencana. Menurut rencana, sukarelawan akan berada di NTT selama sepekan.
Ia menambahkan, dari segi jumlah, bantuan yang dikirimkan mungkin tidak terlalu banyak. Namun, lewat itu, Jateng ingin menunjukkan rasa kemanusiaan dan kepedulian tak hanya dari pemerintah, tetapi juga berbagai pihak.
Bukan seberapa banyak bantuan yang diberikan, melainkan seberapa besar keinginan untuk membantu.
Bukan seberapa banyak bantuan yang diberikan, melainkan seberapa besar keinginan untuk membantu. Spirit kebersamaan diharapkan terus terjaga.
Menurut Ganjar, pihaknya juga terus menjalin komunikasi dengan Jatim, yang beberapa daerahnya diguncang gempa. Pihaknya juga akan menyiapkan logistik untuk dikirimkan ke daerah-daerah terdampak di Jatim.
Di sisi lain, lanjut Ganjar, Jateng juga harus siap menghadapi bencana. ”Harus siaga. Kekuatan personel dan peralatan logistik harus diperhatikan baik, termasuk menyampaikan ke masyarakat agar terus mengikuti informasi BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika). Peralatan peringatan dini, termasuk yang tradisional, seperti kentongan, juga mesti siap. Begitu juga jalur-jalur evakuasi, harus siap,” kata Ganjar.
Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng Safrudin menambahkan, koordinasi dilakukan lebih dulu dengan BPBD NTT sebelum pihaknya memberangkatkan sukrelawan. Mereka yang berangkat berasal dari unsur tenaga kesehatan, Taruna Siaga Bencana (Tagana), Palang Merah Indonesia, dan BPBD kabupaten/kota di Jateng.
”Lantaran di sana banyak rumah rusak, dibutuhkan sukarelawan yang bisa membangun huntara (hunian sementara). Juga ada warga yang luka-luka sehingga butuh penanganan kesehatan. Lainnya untuk dapur umum,” ujar Safrudin.
Ia menambahkan, selain bantuan logistik senilai Rp 503,7 juta, juga ada bantuan lain yang bersumber dari Bank Jateng. Sebelumnya, Bank Jateng telah mengumpulkan uang hasil donasi konser virtual sebesar Rp 131 juta yang akan disumbangkan untuk korban bencana NTT.