Jenazah Dua Guru Korban Konflik Bersenjata di Puncak Berhasil Dievakuasi
Aparat gabungan TNI-Polri berhasil mengevakuasi jenazah dua guru yang tewas ditembak kelompok kriminal bersenjata di Kabupaten Puncak. Kedua korban dievakuasi bersama sejumlah guru dan anak-anak ke Timika.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Dua jenazah korban konflik bersenjata di Kabupaten Puncak, Papua, akhirnya bisa dievakuasi ke Timika, Sabtu (10/4/2021). Hal itu bisa dilakukan setelah aparat menjamin kondisi keamanan di sekitar Lapangan Terbang Beoga.
Sebelumnya, dua guru ditembak di Distrik Beoga. Mereka adalah Oktovianus Rayo (40) yang tewas pada Kamis (8/4/2021) dan Yonatan Renden (28) yang tewas sehari kemudian. Diduga kuat, pelakunya adalah kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Sabinus Walter dari Intan Jaya.
Kapolda Papua Inspektur Jenderal Mathius Fakhiri, saat ditemui di Jayapura, Sabtu, mengatakan, proses evakuasi jenazah dikawal ketat Polri dan TNI di Lapangan Terbang Beoga. Jenazah lantas dibawa menggunakan pesawat perintis dari maskapai Spirit Aviation Sentosa (SAS) dan tiba di Bandara Mozes Kilangin, Timika, pukul 12.45 WIT. Di dalam pesawat ikut juga empat guru, salah satu kerabat korban, dan dua anak.
”Aparat kami bersama TNI berhasil menguasai Lapangan Terbang Beoga. Proses evakuasi kedua korban dan para guru ke Timika berjalan aman,” tuturnya.
Ia menegaskan, tim dari Satuan Tugas Nemangkawi akan diterjunkan ke Beoga untuk menyelamatkan para warga dan menjaga lapangan terbang. Hal itu harus dilakukan karena keselamatan warga rentan terancam ulah KKB.
”Saat ini, jumlah anggota Brimob di Beoga sebanyak 25 orang. Kami akan mengirimkan tambahan anggota Brimob dari Polda Papua,” ucap Mathius.
Komandan Resor Militer 173/Praja Vira Braja Brigadir Jenderal Iwan Setiawan, saat dihubungi dari Jayapura, menambahkan, aparat TNI dan Polres Puncak kini masih berupaya mengevakuasi para guru dan menyelamatkan warga Beoga dari serangan KKB.
Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan, dan Arsip Daerah Provinsi Papua Christian Sohilait menyesalkan aksi penembakan guru dan pembakaran sekolah di Distrik Beoga. Ia mengaku telah menginstruksikan untuk mengungsikan para guru ke Kabupaten Mimika.
”Saya telah melaporkan masalah ini ke Wakil Gubernur dan Sekretaris Daerah Papua. Kami juga telah berkoordinasi dengan aparat TNI dan Polri untuk menjamin keamanan para guru,” tutur Christian.
Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka, Sebby Sambom, mengatakan, Oktovianus ditembak karena dianggap sebagai anggota intelijen aparat keamanan di Beoga.
”Kami telah memetakan data anggota intelijen yang menyamar sebagai tenaga kesehatan, guru, dan aparatur sipil negara,” kata Sebby.