Gempa dengan kekuatan M 6,1 terjadi di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (10/4/2021). Guncangan dari gempa tersebut terasa hingga sejumlah wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Gempa dengan kekuatan magnitudo 6,1 terjadi di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (10/4/2021). Guncangan dari gempa tersebut terasa hingga sejumlah wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebagian masyarakat keluar dari rumahnya akibat merasakan gempa tersebut.
Berdasarkan pantauan, sejumlah masyarakat tampak keluar dari rumahnya masing-masing di Kelurahan Gedongkiwo, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu siang. Mereka keluar rumah setelah merasakan guncangan gempa yang berlangsung selama beberapa detik.
Emmanuel Alejandro (19), warga Kelurahan Gedongkiwo, menyampaikan, pihaknya tak bisa memperkirakan berapa lama guncangan gempa terjadi. Namun, guncangan gempa itu cukup dirasakannya sehingga membuatnya harus ikut keluar rumah.
”Awalnya, saya tidak sadar itu gempa. Saya kira sakit kepala. Rasanya seperti mengayun-ayun lambat. Lalu, saya bergegas keluar rumah,” kata Alejandro.
Alejandro menambahkan, salah satu yang menyadarkannya gempa sedang terjadi adalah tumpahnya air dari bak kamar mandi. Saat itu, bak kamar mandinya baru dipenuhi air. Tiba-tiba, terdengar suara tumpahan air beberapa kali. Bak air tersebut seolah-olah seperti sedang digoyang-goyangkan.
Awalnya, saya tidak sadar itu gempa. Saya kira sakit kepala. Rasanya seperti mengayun-ayun lambat. Lalu, saya bergegas keluar rumah. (Alejandro)
Gempa tersebut juga terasa di Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, DIY. Gratia Wisung (28), warga Desa Maguwoharjo, sempat turun dari kamar kosnya yang berada di lantai dua akibat merasakan guncangan gempa.
”Tidak hanya saya yang keluar. Semua teman satu kos juga keluar dari kamarnya. Tetapi, tidak terlalu lama, kami masuk kembali ke kamar masing-masing,” kata Gratia.
Pusing kepala
Arfiansyah Panji (28), warga Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, juga merasakan adanya guncangan gempa tersebut. Menurut dia, gempa terjadi relatif lama. Tetapi, ia tidak bisa menyebutkan berapa lama durasi gempa itu.
”Waktu itu saya sedang nonton televisi. Saya kira hanya pusing. Oh, ternyata gempa bumi. Cukup lama terasanya,” kata Panji.
Menurut data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa bumi tersebut terjadi pada pukul 14.00. Jenisnya gempa tektonik. Awalnya, gempa bumi dilaporkan berkekuatan M 6,7, kemudian diperbarui menjadi M 6,1.
Pusat gempa bumi terletak pada koordinat 8,83 Lintang Selatan dan 112,5 Bujur Timur. Tepatnya berlokasi 96 Km ke arah selatan dari Kota Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Adapun gempa itu terjadi pada kedalaman 80 km.
”Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thurst fault),” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno lewat keterangan tertulis.
Setelah gempa awal, sempat terjadi dua kali gempa susulan. Menurut laporan dari BMKG, gempa susulan pertama terjadi pada pukul 14.53. Gempa tersebut berkekuatan M 3,2. Lokasi gempa tersebut 77 km ke arah barat daya dari Kabupaten Malang, Jawa Timur. Gempa terjadi pada kedalaman 46 km.
Gempa susulan kedua terjadi pada pukul terjadi, pada pukul 15.05 dengan kekuatan M 3,6. Lokasinya berada di 75 km ke arah barat daya dari Kabupaten Malang, Jawa Timur. Gempa tersebut terjadi pada kedalaman 41 km.
Merasakan guncangan gempa juga dialami warga Kota Surabaya bahkan hingga Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Mereka yang sedang berada dalam rumah tidak sempat keluar. Justru mereka keluar setelah gempa berlalu dan saling bertanya sesama tetangga.
Berbeda dengan pengunjung pusat perbelanjaan. ”Begitu terasa ada guncangan, semua lari ke arah tangga berjalan untuk bisa segera keluar dari mal. Sempat juga sebentar berada di luar terus begitu suasana agak tenang, ya, kembali lagi ke mal,” kata Maria (29), yang sedang berada di Royal Plaza Surabaya.