Terpapar Gas PT Medco, Sembilan Warga Aceh Timur Dirawat di RS
Sebanyak 26 warga Desa Panton Rayeuk, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, terdampak paparan gas sumur AS-11 PT Medco E&P Indonesia. Sembilan orang harus dirawat di RS.
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
IDI RAYEUK, KOMPAS — Sembilan warga Desa Panton Rayeuk, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, harus dirawat di rumah sakit karena terpapar gas dari aktivitas perusahaan PT Medco E&P Indonesia. Sejumlah warga juga harus mengungsi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur Ashadi menuturkan, warga yang mengalami gangguan kesehatan karena terpapar gas sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Zubir Mahmud.
Berdasarkan data sementara, ada 26 orang yang terdampak terpapar gas. Warga yang terdampak mengalami pusing, sesak napas, dan mual. Namun, tidak semua yang terpapar harus dirawat intensif. Sebagian telah dirawat di puskesmas.
Sebagian warga juga mengungsi ke kantor camat. BPBD Aceh Timur pun mendirikan posko agar mudah mengontrol kesehatan warga.
”Pihak perusahaan sudah menutup sumber gas. Jadi kondisi sekarang kondusif,” kata Ashadi.
Kepala Desa Panton Rayeuk Samsul Bahri yang dihubungi dari Banda Aceh menuturkan, delapan warganya kini dirawat di RSUD Zubir Mahmud dan satu orang dirawat di RS Graha Bunda Idi.
Menurut Samsul, bau tidak sedap dan menyengat yang disebut bersumber dari gas milik perusahaan migas PT Medco sudah dirasakan warga Desa Panton Rayeuk sejak pukul 04.00. Letak Desa Panton Rayeuk dengan lokasi aktivitas pembakaran gas PT Medco sekitar 1,5 kilometer.
Samsul pun melaporkan hal itu ke pihak perusahaan dan direspons dengan menghentikan aktivitas pembakaran gas.
Sekitar pukul 08.00, baunya semakin terasa. Beberapa warga dikabarkan mengalami sesak dan mual. Samsul pun melaporkan hal itu ke pihak perusahaan dan direspons dengan menghentikan aktivitas pembakaran gas.
Melalui keterangan tertulis, VP Relations & Security Medco E&P Indonesia Arif Rinaldi mengatakan, pembakaran gas pada sumur AS-11 merupakan bagian dari perawatan sumur. Setelah ada laporan warga terpapar gas, pihaknya langsung menghentikan aktivitas dan membantu penanganan korban.
”Bersama instansi terkait, kami fokus dulu menangani dampak asap dari kegiatan flaring gas sumur AS-11 yang sedang dalam proses perawatan. Perusahaan langsung menghentikan aliran sumur,” kata Arif.