Pastikan Bantuan Korban Bencana Seroja di NTT Tepat Sasaran
Bantuan dari berbagai pihak dan daerah yang terus mengalir ke daerah yang dilanda bencana di Provinsi Nusa Tenggara Timur diharapkan tepat sasaran dan benar-benar diterima oleh penyintas bencana.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Distribusi bantuan logistik dari pemerintah, BUMN, pengusaha, dan perseorangan harus sampai ke sasaran korban bencana di Nusa Tenggara Timur. Alasannya Provinsi NTT terdiri dari pulau-pulau, semua titik pengungsi harus bisa dijangkau. Enam helikopter disiagakan di Maumere untuk distribusi logistik dan korban bencana. Jangan ada diskriminasi dalam penyaluran bantuan itu.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nusa Tenggara Timur (NTT) Sylvia Pekujawang saat memimpin rapat koordinasi distribusi logistik di Kupang, Jumat (9/4/2021), mengatakan, bantuan-bantuan sudah berdatangan dari berbagai lembaga, baik pemerintah, BUMN, BUMD, lembaga swadaya masyarakat, maupun perseorangan.
”Pastikan agar semua logistik didistribusikan sampai ke sasaran korban bencana. Jangan ada yang terlewatkan. Para pengungsi ada di berbagai titik yang tersebar di 18 kabupaten/kota, yang terdampak bencana badai Seroja. Bantuan jangan menumpuk di satu titik, tetapi semua pengungsi dan yang terdampak mendapatkan bantuan itu,” kata Sylvia.
Sylvia dan Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) NTT Yusuf Adu menerima tim bantuan bencana NTT dari PT Inalum dan PT Bukit Asam, dari Sumatera. Kedua perusahaan BUMN ini membawa 18 personel terdiri dari tenaga dokter, perawat, dan tenaga bantuan pencarian korban bencana.
Kami segera alihkan ke posko bantuan sehingga jangan ada yang hilang sebelum didistribusikan. (Yusuf Adu)
Dua perusahaan ini membawa dua kontainer obat-obatan dan tiga kontainer bahan pokok. Bantuan ini sudah tiba di Dermaga Tenau Kupang. Bantuan sudah diarahkan ke Kupang, karena itu lebih mudah didistribusikan ke Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten Malaka, Timor Tengah Utara, dan Timor Tengah Selatan, serta Kabupaten Belu.
Bantuan mengalir
Kepala ESDM NTT Yusuf Adu mengatakan, bantuan juga datang dari lima pengusaha pertambangan di daratan Timor. Mereka menyalurkan bantuan berupa bahan pokok ke kantor dinas ESDM. ”Kami segera alihkan ke posko bantuan sehingga jangan ada yang hilang sebelum didistribusikan,” kata Adu.
Juru bicara Gubernur NTT, Marius Ardu Jelamu, mengatakan, jumlah pengungsi yang tersebar di 18 kabupaten/kota di NTT sebanyak 48.669 orang. Mereka tersebar di 2.730 titik pengungsian. Mereka itu bukan hanya orang dewasa, melainkan juga anak-anak, usia 0-15 tahun.
Enam helikopter disiagakan di Maumere dan Kupang. Helikopter ini bertujuan mengangkut semua jenis bantuan logistik dari Maumere ke Adonara, Lembata, Alor, Malaka, Sabu Raijua, dan Rote Ndao.
Gelombang laut masih tinggi sehingga transportasi laut belum bisa beroperasi. Penutupan transportasi laut ini berlangsung sejak Rabu (31/3/2021) sampai dengan hari ini. Kondisi ini berlangsung sampai empat hari ke depan.
Dukungan anggota TNI/Polri pun dikerahkan untuk membantu menyalurkan logistik ke setiap titik pengungsi. TNI/Polri didukung Pemprov dan Pemkab/Pemkot juga membangun jembatan darurat yang sedang rusak agar bisa dilalui kendaraan untuk mengirim logistik ke titik pengungsi.
Selain itu, TNI/Polri juga menyediakan lima unit kapal perang, bahkan satu di antaranya memiliki rumah sakit terapung, untuk melayani para pengungsi dan masyarakat yang berdampak. Kapal perang ini juga mengangkut logistik untuk para pengungsi.
Ia mengatakan, sampai dengan Jumat (9/4/2021) pukul 08.00 Wita dilaporkan sudah ada 20 lembaga yang menyalurkan bantuan. Bantuan-bantuan itu berupa bahan kebutuhan pokok, selimut, obat-obatan, air mineral, pakaian, bahan bangunan, dan bantuan tenaga.
”Jika ada donatur perseorangan atau lembaga, yang langsung menyalurkan bantuan kepada warga, harap dilaporkan ke posko bantuan sehingga bisa dicatat. Silakan membantu langsung kepada warga, tidak ada larangan. Kita semua peduli terhadap bencana ini,” kata Jelamu.
Kepala Seksi Teritorial Korem 161/Wirasakti Kupang Kolonel (Inf) Seniman Zega mengatakan telah berkoordinasi dengan semua Kodim di 20 dari 23 kabupaten/kota di NTT untuk memberikan bantuan berupa personel kepada para korban bencana. Sebanyak 1.402 personel TNI terbagi di sejumlah wilayah.
Personel TNI yang terlibat dalam penanganan kesehatan warga sebanyak 466 orang, dan bukan tenaga medis 666 orang, serta 276 orang membantu pencarian korban yang hilang. Sebanyak 12 tim medis dari TNI yang disebarkan di 18 kabupaten/kota.
”TNI membangun juga Posko Kesehatan Lapangan di 12 kabupaten/kota, membangun dapur lapangan, membantu masyarakat mengatasi pohon tumbang dan lainnya, dan distribusi logistik ke daerah-daerah atau langsung ke warga yang membutuhkan,” kata Zega.
Ketua Yayasan ”Tukelakang” NTT Marianus Minggo mengatakan, ketua RT/RW telah melakukan pendataan kerusakan rumah warga di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. Para pemilik rumah berharap ada bantuan dari pemerintah terkait perbaikan rumah-rumah yang rusak.
”Kalau ada bantuan yang datang, jangan sampai tidak dialokasikan kepada warga yang terdampak. Sudah banyak pengalaman menunjukkan bahwa bantuan-bantuan seperti itu hilang, sebelum sampai ke sasaran,” kata Minggo.
Terkait dengan bantuan ini, harus ada tim pengawas dari TNI/Polri karena mereka menjadi andalan dalam menangani bencana seperti ini.