Capaian Vaksinasi untuk Warga Lansia di Kalteng Masih Sangat Rendah
Vaksinasi di Kalteng sudah dimulai sejak awal Maret lalu untuk kelompok lansia. Meskipun demikian, capaiannya masih sangat rendah. Padahal, kelompok lansia merupakan prioritas vaksinasi.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Capaian vaksinasi untuk warga lanjut usia di Kalimantan Tengah masih sangat rendah. Pada tahap pertama, capaiannya hanya 1,98 persen, sedangkan tahap kedua hanya 0,17 persen. Kendalanya beragam, mulai dari akses, sosialisasi yang kurang, hingga pasokan vaksin yang kurang.
Vaksinasi untuk kalangan lansia sudah dimulai sejak awal Maret tahun ini. Vaksinasi untuk warga lansia menjadi prioritas karena merupakan kelompok yang paling rentan terdampak Covid-19 yang mematikan. Meski sudah berjalan sebulan lebih, capaian masih rendah.
Dari data Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Kalteng, pada tahap pertama capaiannya hanya 1,98 persen atau sebanyak 3.798 orang dari target 191.817 orang di kelompok lansia. Sementara pada tahap kedua, baru 323 orang atau 0,17 persen yang divaksin dari target yang sama.
Di tahap kedua, terdapat enam kabupaten yang bahkan sama sekali belum ada kelompok lansia yang divaksin, yaitu Kabupaten Murung Raya, Barito Utara, Gunung Mas, Seruyan, Barito Timur, dan Barito Selatan.
Maria Maruei (68), warga lansia di Desa Murung, Kabupaten Murung Raya, mengaku belum divaksin. Ia bahkan tak tahu kapan jadwal vaksinasi di desanya. Menurut dia, hingga kini belum ada pemberitahuan dari puskesmas untuk melakukan vaksinasi.
Di rumah, Maria hanya tinggal berdua dengan suami. Adapun anak dan cucu-cucunya tinggal terpisah dengannya. ”Belum ada yang datang memberi tahu. Saya juga tidak tahu vaksin itu untuk apa,” ungkapnya saat dihubungi dari Palangkaraya, Jumat (9/4/2021).
Hal serupa dirasakan Agus Triadi (65), warga Desa Talio Muara, Kabupaten Pulang Pisau. Meskipun mendapatkan informasi dari kerabatnya, jarak dari rumahnya ke puskesmas begitu jauh. Beberapa kali datang ke puskesmas pun ia belum terlayani untuk vaksinasi. ”Kata petugas, barangnya belum masuk, jadi kami diminta menunggu dulu,” katanya.
Dari target vaksinasi 12.390 orang lansia di Kabupaten Pulang Pisau, baru satu orang yang menerima vaksin tahap kedua. Sementara untuk tahap pertama hanya 50 orang yang sudah divaksin.
Terkait hal itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng Suyuti Syamsul mengungkapkan, awalnya hanya Kota Palangkaraya yang mendapatkan alokasi vaksin untuk warga lansia. Namun, vaksin akhirnya diputuskan disebar ke kabupaten lain.
”Memang pelaksanaan vaksinasi di lapangan fokus pada pelayan publik terlebih dahulu. Untuk kelompok pelayan publik juga belum selesai,” kata Suyuti.
Dari data Tim Satuan Penanganan Covid-19 Kalteng, vaksinasi tahap kedua untuk pelayan publik, seperti guru dan ASN lainnya, baru mencapai 15,18 persen atau baru 30.198 orang dari total target 198.975 orang.
”Memang cakupannya masih rendah (untuk warga lansia). Supaya meningkat, distribusi vaksin berikutnya kami mensyaratkan 60 persen dialokasikan untuk warga lansia terlebih dahulu,” kata Suyuti.
Menurut Suyuti, lansia menjadi kelompok yang paling rentan terpapar virus korona dan bisa berdampak fatal karena biasanya memiliki komorbid atau penyakit penyerta. Kelompok ini, meski jadi kelompok yang jarang keluar rumah, berisiko terpapar dari mereka yang daya tahan tubuhnya jauh lebih kuat.
”Makanya, kelompok lansia perlu diperhatikan dan diutamakan. Kami masih menunggu distribusi vaksin berikutnya untuk fokus meningkatkan cakupan vaksinasi untuk lansia,” ucap Suyuti.
Hingga kini, jumlah kasus di Kalteng mencapai 18.005 kasus dengan tambahan 111 kasus pada Jumat petang. Total pasien sembuh hingga kini mencapai 15.704 orang dengan tambahan 64 orang pada Jumat.
Sementara kasus kematian bertambah dua orang sehingga total mencapai 452 orang dengan tingkat kematian 2,5 persen. Dua orang yang meninggal berasal dari Kota Palangkaraya dan Kabupaten Kapuas.
”Meski sudah divaksin, protokol kesehatan masih harus diikuti. Disiplin menerapkan protokol kesehatan adalah kunci pemutusan rantai penyebaran virus ini,” lanjut Suyuti.