Vaksin Selesai Dikirim ke 14 Kabupaten/Kota di Kalteng
Vaksin Sinovac sudah dikirim ke daerah-daerah di Kalteng. Tanggal vaksinasi pun sudah ditetapkan. Meskipun demikian, masyarakat diminta tetap mematuhi protokol kesehatan.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·2 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Vaksin Covid-19 produksi Sinovac sudah selesai didistribusikan ke 14 kabupaten/kota di Kalimantan Tengah. Pemerintah Provinsi Kalteng menargetkan mulai memberikan vaksin kepada tenaga kesehatan tahap pertama pada Kamis (14/1/2021).
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Suyuti Syamsul, Selasa (12/1/2021), menjelaskan, saat ini vaksin Sinovac sudah didistribusikan ke 14 kabupaten/kota sesuai kebutuhan masing-masing. Jumlahnya disesuaikan dengan jumlah tenaga kesehatan prioritas penerima vaksin.
”Saat ini (vaksin) sudah sampai semua, kami kirim melalui jalur darat dan udara. Semua tempat penyimpanan juga sudah diperiksa dan semuanya memenuhi persyaratan,” ujar Suyuti di Palangkaraya.
Kalimantan Tengah pada tahap pertama ini mendapatkan 14.680 dosis vaksin Sinovac pada 5 Januari lalu. Vaksin itu kemudian disimpan di gudang farmasi Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng sebelum didistribusikan ke 14 kabupaten/kota.
Distribusi vaksin, lanjut Suyuti, sudah dimulai sejak Sabtu (9/1/2021) dari Kota Palangkaraya sampai Kabupaten Seruyan. Lalu dilanjutkan pada Senin (11/1/2021) sampai Selasa pagi di Kabupaten Kotawaringin Timur sampai Kotawaringin Barat. Semuanya melalui jalur darat, hanya Kabupaten Gunung Mas dan Murung Raya yang dikirim menggunakan helikopter.
Suyuti menambahkan, pihaknya sudah menyiapkan juru vaksinasi yang akan memberikan vaksin pada 14 Januari. Hal itu dipastikan setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan izin atau otorisasi setelah melakukan kajian tahap akhir.
Dari catatan BPOM, tambah Suyuti, vaksin Sinovac memiliki tingkat efikasi sebesar 65,3 persen setelah dilakukan analisis interim uji klinis di Bandung, Jawa Barat. Tingkat efikasi atau efektivitas itu melebihi target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang memberi standar 50 persen.
”Vaksin ini dibuat dari virus yang sudah dimatikan, bukan virus hidup atau setengah hidup. Jadi, masyarakat tidak perlu khawatir dengan banyaknya informasi bohong yang beredar soal vaksin,” kata Suyuti.
Suyuti menambahkan, vaksin tersebut tetap memiliki efek samping mulai dari yang ringan sampai sedang. Artinya, penyakit yang ditimbulkan dari efek samping itu tercatat bisa pulih kembali atau diobati.
Sementara itu, Kabupaten Kotawaringin Barat mendapatkan jatah vaksin sebanyak 1.200 dosis. Juru Bicara Tim Satuan tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Kotawaringin Barat Rody Iskandar menjelaskan, jumlah vaksin yang datang belum memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan yang sebanyak 1.725 orang.
”Pendataannya untuk tenaga kesehatan tahap pertama ini sudah selesai, kekurangannya akan dimasukkan di tahap berikutnya,” ungkap Rody.
Menanggapi hal itu, Suyuti menyatakan, tidak semua tenaga kesehatan mendapatkan vaksin. Mereka yang sudah pernah terpapar virus dan memiliki beragam penyakit tertentu tidak divaksin. ”Kami yakin jumlah vaksin ini akan memenuhi kebutuhan di Kalteng. Kalaupun tidak, akan tetap divaksin di tahap berikutnya,” ungkap Suyuti.