Percepat Distribusi, Jangan Timbun Bantuan Bencana NTT
Bantuan terus mengalir bagi korban bencana di Adonara. Kepala BNPB Doni Monardo mengingatkan agar barang bantuan jangan ditimbun agar tak memicu kekacauan dalam distribusi.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·2 menit baca
LARANTUKA, KOMPAS — Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo memerintahkan jajarannya untuk mempercepat distribusi bantuan kepada para korban bencana di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Ia mengingatkan agar bantuan tidak sampai ditimbun di lokasi tertentu.
”Bantuan harus tiba di tangan para korban secara cepat dan tepat. Rantai pendistribusian dilakukan secara sederhana dan seringkas mungkin. Memang yang menjadi kendala sekarang adalah kondisi cuaca,” kata Doni kepada sejumlah stafnya di Larantuka, Kamis (8/4/2021).
Seperti diberitakan sebelumnya, banjir bandang dan longsor menerjang sejumlah titik di Pulau Adonara. Puluhan orang meninggal. Di Kecamatan Ile Boleng sebanyak 55 orang meninggal dan 1 orang hilang, di Kecamatan Adonara Timur 10 orang meninggal dan 2 orang hilang, serta di Kecamatan Wotan Ulumado 2 orang meninggal dan 1 orang hilang.
Selain itu, sebanyak 54 orang luka-luka, 218 keluarga terdampak, dan 1.100 jiwa mengungsi. Selain itu, 82 unit rumah rusak berat, 34 unit rusak ringan, dan delapan unit fasilitas umum rusak berat. Banjir bandang dimaksud terjadi dalam waktu hampir bersamaan pada 4 Maret 2020.
Secara khusus, Doni memantau distribusi logistik di Adonara yang sempat tersendat. Selama beberapa hari, logistik tertahan di Larantuka, ibu kota kabupaten. Kala itu, perairan antara Adonara dan Larantuka dilanda gelombang dengan tinggi lebih dari 2 meter.
Secara besar-besaran, logistik dikirim menggunakan empat dump truck yang diangkut dengan feri dari Larantuka ke Adonara pada Rabu (7/4/2021) malam. Bantuan logistik itu berasal dari Kementerian Sosial, BNPB, dan sejumlah instansi pemerintah lainnya.
Selama beberapa hari, logistik tertahan di Larantuka, ibu kota kabupaten. Kala itu, perairan antara Adonara dan Larantuka dilanda gelombang dengan tinggi lebih dari 2 meter.
Menurut Doni, penimbunan barang bantuan dapat menimbulkan kekacauan. Berkaca dari pengalaman di sejumlah daerah bencana, para korban bencana mengambil dengan paksa logistik yang ditimbun. ”Kami tidak ingin kondisi itu terulang lagi,” ucapnya.
Doni juga meminta agar helikopter milik BNPB digunakan untuk mengatur logistik ke daerah yang terisolasi akibat banjir dan longsor. Dua helikopter disiagakan di Bandar Udara Gewayan Tanah Larantuka. Pengiriman melalui helikopter dimulai pada Kamis siang.
Bupati Flores Timur Antonius G Hadjon ikut dalam pengiriman itu. Ia sendiri datang ke Desa Demondei, Kecamatan Wotan Ulumado, untuk menyerahkan bantuan ke desa di wilayah perbukitan tersebut. ”Warga di sana tidak bisa ke mana-mana karena jalan dan jembatan sepanjang 7 kilometer putus,” katanya.
Sementara itu, Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi mengatakan, Presiden Joko Widodo menurut rencana akan berkunjung ke Adonara pada Jumat besok. Lokasi kunjungan berada di Kecamatan Ile Boleng yang menjadi titik terparah banjir bandang.