Pencarian 13 Nelayan di Indramayu Diperluas, Kapal Ditambah
Memasuki hari kelima, Rabu (7/4/2021), tim SAR gabungan memperluas area pencarian 13 nelayan korban tabrakan kapal di perairan Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Jumlah kapal pencari pun ditambah.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
INDRAMAYU,KOMPAS — Memasuki hari kelima, Rabu (7/4/2021), tim SAR gabungan memperluas area pencarian 13 nelayan korban tabrakan kapal di perairan Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Tujuh kapal pun dikerahkan untuk mencari korban.
Sebelumnya, kapal Habco Pioneer berukuran 17.979 gros ton (GT) terlibat tabrakan dengan kapal Barokah Jaya berukuran 29 GT, Sabtu (3/4/2021) pukul 16.45. Lokasinya di perairan Indramayu, tepatnya di koordinat 5°37\'35.00"S 108°17\'18.00"E.
Kapal kargo itu berlayar dari Balikpapan, Kalimantan Timur, ke Merak, Banten. Adapun kapal nelayan yang berisi 32 orang bertolak dari Tanjungan ke Balongan, Indramayu, untuk mencari ikan. Dari Eretan Wetan, Kandanghaur, nelayan harus menempuh perjalanan sekitar tujuh jam ke lokasi.
Dari kejadian itu, kapal nelayan terbalik. Sebanyak 15 anak buah kapal Barokah Jaya berhasil dievakuasi ke Habco Pioneer dalam kondisi selamat dan empat orang ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa. Adapun 13 orang lainnya masih dinyatakan hilang. Sebagian besar korban merupakan warga Kandanghaur. Beberapa di antaranya masih berusia 13-16 tahun.
Pencarian korban kali ini menggunakan tujuh kapal yang dibagi ke lima sektor berdasarkan peta prediksi SAR. Di sektor 1, KP Parkit, KM Tunggal Jaya, dan KM Damar Lautsco menyisir area 118 mil laut atau 212 kilometer. Ketiga kapal telah bertolak dari Pelabuhan Eretan Wetan sejak pukul 05.00.
Di sektor 2, KN SAR Wisnu mencari korban dengan area 118 mil laut sejak pukul 06.00. Di sektor 3, KRI Teluk Bintuni menyisir area 118 mil laut, sedangkan KRI Cucut melakukan pencarian dengan luas area serupa. Adapun kapal RIB 01 Bandung mencari korban dengan luas area pencarian 89 mil laut atau 160 km.
Jumlah kapal ini bertambah dibandingkan pencarian sebelumnya, yakni lima kapal. Adapun luas area pencarian sebelumnya hanya mencakup tiga sektor dengan radius penyisiran paling jauh 38,7 mil laut atau sekitar 69 kilometer. Pencarian sebelumnya juga dilakukan di sekitar kapal Barokah Jaya yang tenggelam.
”Setiap kapal menyisir area pencarian sesuai dengan SAR map prediction berdasarkan arah angin dan arus. Semoga pencariannya maksimal,” kata Kepala Kantor SAR Bandung Deden Ridwansah.
Berdasarkan perkiraan cuaca BMKG hari ini, tinggi gelombang perairan utara Indramayu berkisar 1,25-2,5 meter. Ini termasuk kategori gelombang sedang.
Setiap kapal menyisir area pencarian sesuai dengan SAR map prediction berdasarkan arah angin dan arus.
Rasgianto, Ketua KUD Misaya Mina Eretan Wetan, mengatakan, kapal Barokah Jaya berangkat pada Jumat (2/4/2021) untuk mencari ikan. Biasanya nelayan berlayar seminggu hingga 10 hari. ”Kami juga tidak tahu mengapa bisa tabrakan. Baru kali ini terjadi kecelakaan laut dan memakan korban jiwa di Eretan,” katanya.
Eretan Wetan menjadi salah satu sentra perikanan di Indramayu. Terdapat sekitar 100 kapal ukuran 5-30 GT. Tahun lalu, produksi ikan di daerah itu lebih dari 1 juta kilogram dengan nilai Rp 18,2 miliar.