Berdasarkan data kata Jelamu korban meninggal dunia 121 orang, dan korban hilang 65 orang orang, dan mereka yang terdampak bencana baik badai seroja maupun banjir bandang sebanyak 11.110 orang. Sebagian besar korban meninggal dunia tersebar di Pulau Adonara Flores Timur sebanyak 62 orang. Korban meninggal di Alor 21 orang.
Di Kabupaten Malaka kata Jelamu sebanyak tiga orang meninggal dunia, Kabupaten Kupang tiga orang, Ende, dan Kota Kupang masing-masing satu meninggal. Lembata sebanyak 28 meninggal dunia. Sabu dua meninggal dunia akibat rumah roboh.
Baca juga : Polri Terjunkan Anjing Pelacak Berkualifikasi Pencari Korban Bencana ke NTT
Jumlah korban hilang 65 orang, tersebar di Adonara empat orang, Lembata 41 orang, dan Alor sebanyak 20 orang . Para korban hilang masih dalam pencarian. Pencarian korban hilang di Adonara, Alor, dan Lembata dilakukan secara manual.
Dua unit alat berat dengan tujuan Lembata dan Adonara, dari Larantuka masih tertahan di Dermaga Larantuka. Pihak Syahbandar Larantuka melarang alat berat itu diangkut dengan kapal motor yang ada. Gelombang laut antara Larantuka-Waiwerang, dan Larantuka-Lembata dinilai belum aman dilalui.
PLN sedang bekerja tanpa henti memperbaiki jaringan listrik yang terputus dan investaris kerusakan guna percepat penyaluran listrik ke rumah warga (Agustinus Jatmiko)
Dampak bencana sebanyak 11.110 warga. Mereka mengungsi ke lokasi yang dinilai aman karena rumah rusak. Kerusakan itu dengan kategori rusak berat, sedang, dan rusak ringan. Selain rumah rusak diterjang angin badai Seroja, juga terendam banjir, dan rob di sepanjang pantai.
Korban mengungsi tersebar di Adonara, Flores Timur sebanyak 1.090 orang dari Kabupaten Lembata 958 warga, Sumba Barat 283 jiwa. Sumba Timur 7.218 mengungsi, Rote Ndao 756 warga dan Kota Kupang sebanyak 805 orang.
“Data-data ini masih bersifat sementara. Warga yang anggota keluarga hilang, rumah rusak, atau ada yang mengungsi segera melapor. Korban hilang masih dicari,”kata Jelamu.
Baca juga : Jejak Bencana di Adonara
Ia mengatakan rapat koordinasi secara virtual antara Presiden, Wakil Presiden, Gubernur NTT, Gubernur NTB, Menteri PUPR, Menkes, Panglima TNI, Kapolri, Kepala BMKG, dan Kepala BNPB. Dalam rapat itu ditetapkan TNI memobilisasi personil dari Kupang, NTT dan dari luar mendukung pemulihan di beberapa titik bencana di NTT terutama Adonara, Lembata, dan Alor. Ini didukung Polda NTT, Polda Jateng, dan Polda Bali dalam rangka pemulihan kondisi di NTT.
TNI menyiapkan lima kapal perang, KRI untuk memobilisir personil melakukan pencarian dan memberi bantuan kepada warga. Salah satu dari lima KRI memiliki rumah sakit apung. Lima KRI ini sedang dalam perjalanan menuju NTT dan NTB.
Demikian juga Hercules disiapkan untuk membantu memulihkan situasi dan kondisi yang ada. Markas di Maumere, disiapkan pula beberapa Helikopter untuk memudahkan distribusi logistik dari Maumere ke Lembata, Adonara, dan Alor.
Fasilitas kesehatan
“Polisi menyiapkan Helikopter, pesawat ATR, dan pesawat CN35. Presiden memerintahkan Menkes untuk menyediakan sarana dan prasarana seperti rumah sakit, dan fasilitas kesehatan di lapangan. Mereka bekerjasama dengan tenaga kesehatan yang ada, dan selalu berkoordinasi dengan BPBD setempat,”kata Jelamu.
Koordinasi penanggulangan bencana yang ada di setiap kabupaten adalah bupati, sementara di tingkat provinsi gubernur. Dalam pertemuan itu, Menteri PUPR pun diperintahkan Presiden untuk memperbaiki kerusakan jembatan dan fasilitas-fasilitas umum. Presiden juga memerintahkan pemulihan jaringan telekomunikasi dan listrik. Listrik di NTT mati total terutama sistem jaringan Timor dengan pusat instalasi di Bolok.
Baca juga : Timor Leste Dihantam Siklon Seroja, Ribuan Orang Kehilangan Tempat Tinggal
Menurut PLN satu bulan ke depan listrik baru pulih terutama di kota Kupang. Kondisi listrik terparah di Kota Kupang karena jaringan sistem Timor di Bolok, Kota Kupang rusak berat.
Presiden dan Wakil Presiden memiliki perhatian terhadap masyarakat NTT yang sedang terkena dampak bencana. Presiden dan rombongan dijadwalkan dalam waktu dekat mengunjungi warga yang berdampak bencana di Adonara, Lembata, dan Alor. Presidan memberi dukungan moral dan ingin melihat langsung situasi di lapangan.
Gubernur saat ini sedang meninjau bencana di Malaka, sebelumnya singgah di Kabupaten Kupang untuk melihat langsung kondisi pengungsi di kabupaten Kupang. Sepanjang jalan, gubernur akan memantau langsung situasi dan kondisi di Kabupaten Kupang, TTS, TTU dan Malaka.
Pantauan di beberapa toko bangunan dan toko kayu, warga berjubel berbelanja. Mereka berupaya segera memperbaiki rumah yang rusak diterjang badai Seroja, Senin dini hari. Harga bahan bangunan terutama kayu olahan untuk atap rumah mendadak naik sampai 200 persen. Pihak kepolisian Kota Kupang melakukan sidak ke toko-toko kayu dan menindak para pemilik toko yang mempermainkan harga.
General Manajer PLN Wilayah NTT Agustinus Jatmiko mengatakan, pihak PLN telah memulihkan 359 gardu lisrik, dan lebih dari 47.000 pelanggan sudah dapat menikmati listrik, sampai dengan Senin (5/4/2021) pukul 24 Wita. Pemulihan kelistrikan menjadi prioritas PLN.
“PLN sedang bekerja tanpa henti memperbaiki jaringan listrik yang terputus dan investaris kerusakan guna percepat penyaluran listrik ke rumah warga. Saat ini sedang dilakukan penormalan di jalur utama dari jaringan listrik menjadi prioritas. Tercatat sudah menyala di Kelurahan BTN Kolhua, sebagian Jalan Cakdoko, dan sebagian wilayah sekitar Telkom,”kata Jatmiko.
Baca juga : Status Tanggap Darurat Diharapkan Percepat Penanganan Bencana Lembata
Ia mengatakan, pemulihan PLN selalu mengutamakan keselamatan pelanggan. PLN segera mungkin memulihkan jaringan ketika banjir surut, atau kondisi jaringan dipastikan aman. Warga tetap waspada pada musim hujan dan saat terjadi banjir. Jika air masuk rumah, warga segera mematikan listrik dari mini circuit breaker pada kWh meter,”kata Jatmiko.