Uji Coba PTM Pompa Semangat Belajar Siswa dan untuk Ujian Praktik
Sedikitnya 140 sekolah di Jateng mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka, Senin (5/4/2021). Uji coba diharapkan mampu menambah semangat siswa. Sebagian sekolah memanfaatkan momen ini mengadakan untuk ujian praktik.
Oleh
KRISTI UTAMI
·4 menit baca
PEKALONGAN, KOMPAS — Sejumlah daerah di pesisir utara Jawa Tengah mulai menggelar uji coba pembelajaran tatap muka atau PTM tingkat sekolah menengah pertama dan atas, Senin (5/4/2021). Selain untuk menambah semangat belajar siswa, momen tersebut juga dimanfaatkan untuk menyelenggarakan ujian praktik.
Pada Senin pagi, sedikitnya 140 sekolah dari tingkat SMP, SMA, SMK, dan MA di Jateng menyelenggarakan pembelajaran tatap muka terbatas. Uji coba tersebut akan diselenggarakan selama dua pekan mulai 5-16 April. Adapun hasil uji coba akan dievaluasi pada 19-23 April.
Selama uji coba, seluruh peserta diharuskan menerapkan protokol kesehatan yang ketat seperti, memakai masker, menjaga jarak, dan menjaga kebersihan tangan. Sekolah juga diminta menyiapkan sarana penunjang protokol kesehatan. Hal itu dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19 di sekolah.
Di Kota Pekalongan, empat sekolah, yakni SMP Negeri 3 Kota Pekalongan, SMA Negeri 1 Kota Pekalongan, SMK Negeri 2 Kota Pekalongan dan MA Negeri 1 Kota Pekalongan ditunjuk untuk mengikuti uji coba pembelajaran tatap muka. Empat sekolah itu ditunjuk karena berada di daerah zona hijau Covid-19 dan dinilai telah mematuhi protokol kesehatan.
”Persiapan sudah kami lakukan sejak pertengahan pekan lalu. Begitu ada pemberitahuan dari dinas pendidikan setempat, kami langsung bergerak menyiapkan sarana penunjang protokol kesehatan, mengatur skema pembelajaran di ruang kelas, menyediakan ruang kesehatan, dan ruang isolasi khusus, serta mengomunikasikan rencana pembelajaran tatap muka ini kepada orangtua siswa,” kata Kepala SMP Negeri 3 Kota Pekalongan Runtut Wijiasih.
Runtut menuturkan, dari jumlah total 387 siswa, hanya 94 siswa yang mengikuti uji coba setiap harinya. Mereka adalah siswa kelas VII dan VIII. Adapun siswa kelas IX tetap belajar jarak jauh secara daring.
Sebelum melaksanakan uji coba pembelajaran tatap muka, pihak sekolah mengirimkan permohonan izin kepada orangtua siswa.
Sebelum melaksanakan uji coba pembelajaran tatap muka, pihak sekolah mengirimkan permohonan izin kepada orangtua siswa. Melalui upaya tersebut diketahui, sebanyak 96,4 persen orangtua setuju anaknya mengikuti uji coba. Adapun sebanyak 3,6 persen lainnya menolak.
”Orangtua yang tidak memberi izin beralasan bahwa mereka takut anaknya terpapar Covid-19 saat belajar tatap muka. Kami memaklumi hal tersebut karena itu pilihan masing-masing. Siswa yang tidak mengikuti uji coba tetap kami layani melalui pembelajaran daring,” ujar Runtut.
Menurut Runtut, pihaknya sudah berkoordinasi dengan orangtua siswa untuk memastikan anaknya berangkat ke sekolah dalam keadaan sehat. Siswa yang di rumahnya terdapat orang sakit juga dilarang mengikuti uji coba. Sementara itu, jika siswa diketahui sakit saat di sekolah, ia akan dibawa ke ruang kesehatan atau ruang isolasi untuk diperiksa lebih lanjut oleh petugas dari puskesmas terdekat.
Uji coba pembelajaran tatap muka hari pertama disambut baik oleh sejumlah siswa di Kota Pekalongan. Elisa, siswa kelas VII SMP Negeri 3 Kota Pekalongan, misalnya, mengaku bersemangat karena bisa kembali belajar di sekolah setelah setahun terakhir dilanda kebosanan akibat belajar daring di rumah.
”Kalau daring, sering ketinggalan pelajaran karena kuota internetnya cepat habis. Kalau tatap muka lebih enak, kalau ada pelajaran yang tidak dimengerti bisa konsultasi secara langsung dengan guru,” tutur Elisa.
Selain untuk menambah semangat siswa yang mengendur selama pembelajaran daring, uji coba pembelajaran tatap muka tersebut juga dimanfaatkan untuk melaksanakan ujian praktik. Di Kabupaten Tegal, misalnya, satu dari lima sekolah peserta uji coba, yakni SMP Negeri 1 Slawi, menggunakan waktu uji coba tersebut untuk ujian praktik siswa kelas IX.
”Alasannya, kalender pendidikannya saat ini adalah ujian praktik. Tidak semua ujian praktik bisa dilakukan lewat daring,” kata Kepala SMP Negeri 1 Slawi Mujiarti di Tegal.
Selain untuk menambah semangat siswa yang mengendur selama pembelajaran daring, uji coba pembelajaran tatap muka tersebut juga dimanfaatkan untuk melaksanakan ujian praktik.
Menurut Mujiarti, ada 143 siswa kelas IX yang mengikuti ujian praktik hingga dua pekan mendatang. Mereka akan mengikuti ujian praktik pada mata pelajaran pendidikan agama, olahraga, seni budaya, dan imu pengetahuan alam.
Ujian praktik itu digelar bergiliran dari Senin-Sabtu pukul 07.00-09.30 tanpa istirahat. Satu siswa mendapat giliran masuk sebanyak tiga kali dalam seminggu. Sementara itu, dalam sehari, jumlah siswa yang masuk dibatasi maksimal 16 orang atau separuh dari kapasitas kelas.
”Siswa dengan nomor urut 1-16 masuk pada hari Senin, Rabu, dan Jumat. Sementara siswa dengan nomor urut 16-32 masuk pada Selasa, Kamis, dan Sabtu,” ucap Mujiarti.
Mujiarti menambahkan, siswa kelas VII dan VIII tetap mengikuti pembelajaran jarak jauh secara daring. Jika hasil evaluasi uji coba pembelajaran tatap muka tahap pertama dinilai baik, Mujiarti berencana mengajukan penambahan jumlah siswa. Siswa kelas VII dan VIII yang saat ini masih menjalani pembelajaran daring bisa mengikuti pembelajaran tatap muka.
Adapun proses uji coba pembelajaran tatap muka akan dihentikan sementara apabila ada guru atau siswa yang terkonfirmasi positif. Hal itu dilakukan untuk mensterilkan sekolah dan melakukan pelacakan kontak.
Hingga Senin malam, penularan Covid-19 di Kota Pekalongan dan Kabupaten Tegal belum terkendali. Di Kota Pekalongan, jumlah kasus positif Covid-19 sebanyak 2.024 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 100 orang merupakan kasus aktif dan sebanyak 123 orang meninggal.
Sementara itu, di Kabupaten Tegal, kasus positif Covid-19 kumulatif sebanyak 5.301 orang. Sebanyak 194 orang dari jumlah tersebut merupakan kasus aktif dan 220 orang meninggal.