15 ABK Masih Hilang di Perairan Indramayu, Pencarian Diperluas
Hingga Minggu (4/4/2021) malam, 15 anak buah kapal Barokah Jaya yang menjadi korban tabrakan kapal belum ditemukan di perairan Indramayu, Jawa Barat. Dua orang lainnya dinyatakan tewas, dan 15 lainnya selamat.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS — Hingga Minggu (4/4/2021) malam, 15 anak buah kapal Barokah Jaya yang menjadi korban tabrakan kapal di perairan Indramayu, Jawa Barat, belum ditemukan. Kecelakaan juga menewaskan dua orang. Pencarian dilanjutkan Senin (5/4/2021) dengan area yang lebih luas.
Dua korban tewas dievakuasi di Pelabuhan Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Indramayu, Minggu petang. Dua ambulans langsung membawa jenazah ke RS Bhayangkara Indramayu untuk identifikasi lebih lanjut.
Sementara itu, kedatangan 15 korban selamat disambut histeris keluarga yang saling dorong untuk bertemu korban. Apalagi, sebagian korban selamat masih berusia 14-16 tahun. ”Untuk hari ini, baru itu (17 korban, termasuk 2 yang tewas) yang dievakuasi. Pencarian tetap berlanjut besok,” kata Kepala Kantor SAR Bandung Deden Ridwansah.
Sebelumnya, kapal Habco Pioneer berukuran 17.979 gros ton (GT) bertabrakan dengan kapal Barokah Jaya berukuran 29 GT, Sabtu (3/4/2021) pukul 16.45 di perairan Indramayu. Insiden tabraken itu tepatnya di koordinat 5°37\'35.00"S 108°17\'18.00"E, atau bagian utara Balongan.
Kapal Habco Pioneer yang berisi batubara itu berlayar dari Balikpapan ke Merak, Banten. Adapun kapal nelayan Barokah Jaya yang berisi 32 orang bertolak dari Tanjungan ke Balongan, Indramayu, untuk mencari ikan. Dari Eretan Wetan, nelayan harus menempuh sekitar tujuh jam ke lokasi.
Dari kejadian itu, 15 ABK Barokah Jaya dievakuasi ke Habco Pioneer dalam kondisi selamat dan dua orang ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa. Kedua korban meninggal tersangkut di jaring dan dalam kapal yang terbalik. Adapun 15 orang lainnya masih dinyatakan hilang.
”Tim penyelam sudah mengelilingi kapal Barokah Jaya tiga kali, tapi tidak ada (orang),” kata Deden. Untuk itu, area pencarian akan diperluas dari sekitar kapal hingga 10-20 nautical mil (NM).
Sebanyak lima kapal yang ikut mencari korban adalah KN SAR Wisnu Jakarta, KM Baru Rugem, RIB 01 Bandung, KM Gelora Asmara, dan KM Patroli 5245 Syahbandar Indramayu. Sejumlah kapal nelayan juga ikut mencari korban.
Deden mengatakan, pencarian terkendala jaringan komunikasi dan cuaca. Kecepatan angin, misalnya, mencapai 10-15 knot, sedangkan tinggi gelombang 1,5 meter. ”Ini menyulitkan pencarian, khususnya untuk kapal-kapal kecil,” katanya.
Direktur Polairud Polda Jabar Komisaris Besar Widi Handoko mengatakan, bersama tim SAR, kesatuannya masih fokus mencari korban hilang. ”Nanti, kami akan selidiki penyebabnya. Saat kejadian, cuaca dalam kondisi bagus,” ucapnya.
Rasgianto, Ketua KUD Misaya Mina Eretan Wetan, mengatakan baru kali ini terjadi kecelakaan laut dan memakan korban jiwa di Eretan. ”Kapal Barokah Jaya berangkat Jumat (2/4/2021), dan biasanya berlayar seminggu hingga 10 hari. Lokasi kecelakaan memang tempat nelayan mencari ikan. Kami juga tidak tahu mengapa bisa tabrakan,” katanya.
Di Eretan Wetan terdapat sekitar 100 kapal ukuran 5 GT sampai 30 GT. Tahun lalu, produksi ikan di daerah itu lebih dari 1 juta kilogram dengan nilai Rp 18,2 miliar. Eretan menjadi salah satu sentra perikanan di Indramayu. Juweni (40), warga Eretan Wetan, belum menerima kabar keponakan dan adik iparnya yang ikut melaut. ”Namanya tidak ada di data yang selamat. Mereka sudah sering naik kapal ini untuk cari ikan. Semoga bisa segera ketemu,” ucapnya.