Kobaran Api Tangki Balongan Terkendali, Warga Masih Mengungsi
Upaya pendinginan masih dilakukan. Penyebab ledakan masih dalam investigasi.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI DAN MELATI MEWANGI
·3 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengumumkan, api di area tangki yang terbakar di PT Pertamina RU VI Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, bisa dikendalikan. Meski demikian, ratusan warga yang mengungsi belum diperbolehkan pulang.
”Alhamdulillah api sudah bisa dikendalikan, bisa dipadamkan. Sekarang dalam tahap penyelesaian, masih dilakukan pemadaman yang ofensif,” kata Menteri ESDM Arifin saat mengunjungi PT Pertamina RU VI Balongan, Sabtu (3/4/2021). Turut hadir Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dan Bupati Indramayu Nina Agustina.
Pantauan Kompas dari luar area PT Pertamina RU VI Balongan, tak tampak api dan asap hitam seperti hari-hari sebelumnya. Menurut Arifin, saat ini petugas masih mendinginkan tanggul di empat tangki (bund wall). Setelah itu, petugas menyemprotkan busa (foam) ke perimeter bund wall dan pusat nyala api.
Dengan begitu, temperatur tangki bisa menurun. ”Memang, beberapa waktu lalu ada api menyala kembali. Ini disebabkan minyak masih panas dan terbukanya cairan (busa) sehingga kontak dengan udara. Juga ada beberapa tangki yang masih ada endapan minyaknya,” katanya.
Ledakan terjadi di tangki PT Pertamina RU VI Balongan, Senin (29/3/2021) pukul 00.45. Luas area tangki terdampak sekitar 2 hektar dari total 180 hektar area Pertamina Balongan. Dari 72 tangki di area kilang berkapasitas 1,35 juta kiloliter, ada empat tangki yang terdampak dengan kapasitas 100.000 kiloliter.
Ledakan dan kebakaran juga mengakibatkan 29 warga luka ringan dan enam luka berat karena terbakar. ”Beberapa korban luka serius dan dirawat di RS Pusat Pertamina, Jakarta. Kondisinya diharapkan membaik. Semoga segera keluar dari unit perawatan,” katanya.
Lebih dari 800 warga di sekitar kilang Balongan juga terpaksa mengungsi ke Bumi Patra Pertamina. Mereka tidur beralaskan matras. Kebutuhan makan dan minum dipenuhi Pertamina dan Pemerintah Kabupaten Indramayu serta organisasi sukarelawan. Hingga Sabtu, warga masih mengungsi.
Arifin memastikan, Pertamina akan bertanggung jawab atas ledakan tangki itu. Warga yang terdampak akan diberikan kompensasi, baik berupa bentuk fisik bangunan, penyembuhan trauma, maupun penggantian usaha warga.
Sebelumnya, sekitar 1.600 rumah dilaporkan mengalami kerusakan pascaledakan tangki itu. Kerusakannya berupa kaca pecah, tembok retak, hingga plafon ambrol.
Investigasi penyebab
Terkait penyebab insiden, pihaknya masih menunggu hasil investigasi internal Pertamina dan pihak eksternal. ”Termasuk juga kami ingin mendapatkan kajian dari instansi internasional yang menangani bidang kecelakaan kerja seperti ini,” katanya.
Meskipun api di Balongan sudah dikendalikan, Pelaksana Tugas Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Indramayu Caya belum bisa memastikan kapan pengungsi pulang. Awalnya, masa pengungsian direncanakan tiga hari, yakni Senin-Rabu.
Namun, masa pengungsian diperpanjang karena api belum sepenuhnya padam hingga tiga hari atau sampai Jumat. ”Pengungsian (direncanakan) sampai Minggu. Meskipun api padam, kami masih akan menunggu rekomendasi dari Pertamina terkait keamanan hingga daya dukung lingkungan,” katanya.
Caya mengatakan, status tanggap darurat untuk insiden ledakan tangki Balongan akan berlangsung 14 hari sejak Senin (29/3/2021). Namun, waktu tersebut bisa bertambah sesuai kondisi di lapangan.