Sterilisasi Gereja dan Patroli Amankan Perayaan Paskah di Yogyakarta
Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta memperketat pengamanan menjelang perayaan Paskah di sejumlah gereja. Salah satunya dengan sterilisasi untuk mematikan gereja aman dari bahan peledak dan bahan berbahaya.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta memperketat pengamanan menjelang perayaan Paskah di sejumlah gereja, khususnya yang memiliki umat dalam jumlah besar. Diharapkan tidak terjadi ancaman keamanan pada ibadah yang dijalankan selama tiga hari ke depan.
Salah satu bentuk penguatan pengamanan tersebut berupa sterilisasi sejumlah gereja di Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (1/3/2021). Sterilisasi bertujuan memastikan tidak ada ancaman keamanan berupa bom atau bahan peledak lainnya di lingkungan gereja.
”Ini terkait dengan situasi yang berkembang menindaklanjuti kejadian di Makassar dan Mabes Polri. Ini juga bentuk pelayanan kami kepada warga Nasrani sehubungan dengan perayaan Paskah ini,” kata Kepala Unit Penjinak Bom Brigade Mobil Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta (Brimob Polda DIY) Inspektur Satu Agus Setyono, setelah pelaksanaan sterilisasi, di Gereja Santo Antonius Padua Kotabaru, Kota Yogyakarta, DI Yogyakarta, Kamis siang.
Berdasarkan pantauan, di Gereja Santo Antonius Padua Kotabaru, sterilisasi berlangsung selama lebih kurang 1 jam. Sterilisasi dilakukan baik di dalam maupun luar bangunan gereja. Tidak ada temuan bom atau bahan peledak dalam sterilisasi tersebut.
Di Kota Yogyakarta, terdapat tiga gereja yang disterilisasi. Ketiga gereja itu adalah Gereja Santo Antonius Padua Kotabaru, Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Pugeran, dan Gereja Santo Fransiskus Xaverius Kidul Loji Gondomanan. Ketiganya punya jumlah umat yang besar sehingga diutamakan untuk disterilisasi.
”Kami fokus pengamanan pada tempat-tempat ibadah. Terutama yang punya kapasitas besar seperti tiga gereja tersebut,” kata Agus.
Agus menyebutkan, bentuk pengamanan tidak hanya pada sterilisasi. Penjagaan juga akan dilakukan selama ibadah berlangsung. Patroli-patroli turut diadakan demi menjamin keamanan perayaan Paskah nanti.
Penjagaan juga akan dilakukan selama ibadah berlangsung. Patroli-patroli turut diadakan demi menjamin keamanan perayaan Paskah nanti.
Sebelumnya, Wakil Kepala Polda DIY Brigadir Jenderal (Pol) R Slamet Santoso mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan seluruh jajarannya mengenai pengamanan perayaan Paskah. Pengamanan bakal dilakukan selama tiga hari ke depan, mulai dari Kamis hingga Minggu (4/4/2021).
”Persiapan kami mulai dari preventif, preemtif, dan penegakan hukum sudah kami siapkan semua. Mudah-mudahan dari sekian gereja di setiap kabupaten dan kota, sudah kami amankan,” kata Slamet.
Eka Rahayu, dari bagian Administrasi Umum, Sekretariat Paroki Santo Antonius Padua Kotabaru, tak memungkiri, adanya teror bom di Katedral Makassar beberapa waktu lalu membuat sebagian umat merasa khawatir. Namun, kekhawatiran itu tidak lantas menyurutkan niat umat datang mengikuti misa di gereja. Umat mempercayai para petugas keamanan telah bekerja keras guna menjamin keselamatan semua pihak dalam peribadatan.
”Mereka (umat) percaya dengan pengamanan, baik dari internal maupun kepolisian dan tentara. Kekhawatiran pasti ada, tetapi tidak sampai membuat mereka takut datang ke gereja,” kata Eka.
Eka menambahkan, di masa pandemi Covid-19, pelaksanaan misa dibatasi dengan protokol kesehatan. Umat yang bisa mengikuti misa harus mendaftar lebih dahulu. Mereka juga harus menjalani beberapa penapisan. Mulai dari pengecekan kartu peserta misa, suhu badan, hingga masuk ke gereja. Pihaknya meyakini dengan serangkaian pengecekan itu dapat semakin menjamin keamanan misa.
”Sejak masuk parkir sudah ditanya, mana giriknya (kartu peserta misa) oleh petugas. Kalau tidak bisa menunjukkan, tidak bisa melanjutkan ke tahap selanjutnya. Pengecekan berlapis ini membantu pengamanan kami,” kata Eka.
Lebih lanjut, protokol kesehatan ketat diterapkan selama misa. Umat diwajibkan mengenakan masker. Mereka juga akan diukur suhu tubuhnya dan mencuci tangan sebelum memasuki gereja. Di dalam gereja, tempat duduk juga diberi jarak sekitar 1,2 meter antarumat. Mereka duduk sesuai dengan nomor yang terdapat pada kartu masing-masing.