Tiga Daerah di Maluku Kembali ke Zona Hijau, Kasus Melandai
Laju kasus Covid-19 di Maluku melandai. Dari 11 kabupaten/kota, tiga di antaranya kembali ke zona hijau atau tanpa kasus.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
AMBON, KOMPAS — Sebanyak tiga dari 11 kabupaten/kota di Maluku telah kembali ke zona hijau alias nihil kasus Covid-19. Secara keseluruhan, laju penambahan kasus dan pasien yang sedang menjalani perawatan pun melandai. Sayangnya, kesadaran masyarakat menjalankan protokol kesehatan semakin menurun.
Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Maluku, tiga kabupaten/kota dimaksud adalah Buru Selatan, Seram Bagian Timur, dan Kepulauan Tanimbar. Hingga Rabu (31/3/2021), jumlah pasien di Maluku yang menjalani perawatan akibat Covid-19 sebanyak 388 orang dan 4 orang lain dinyatakan suspect.
Selain tiga daerah itu, tiga kabupaten/kota masuk kategori zona kuning atau dengan risiko rendah penularan, yakni Kota Tual, Maluku Barat Daya, dan Seram Bagian Barat. Sementara itu, daerah kategori zona oranye atau dengan risiko sedang penularan adalah Kota Ambon, Maluku Tengah, Buru, Kepulauan Aru, dan Maluku Tenggara. Tak ada zona merah di Maluku.
Secara keseluruhan, jumlah kasus di Maluku 7.352 dengan 6.864 orang dinyatakan sembuh dan 110 pasien meninggal. Jumlah kasus terbanyak ditemukan di Kota Ambon, yakni sekitar 70 persen. Kasus Covid-19 di Maluku pertama kali dilaporkan pada 22 Maret 2020, artinya sudah lebih dari satu tahun.
Kepala Dinas Kesehatan Maluku Meikhyal Pontoh mengatakan, masyarakat yang tinggal di zona hijau sekalipun tidak boleh abai terhadap protokol kesehatan. Tidak ada jaminan bahwa di daerah tersebut tidak terdapat virus korona sama sekali. ”Kondisi ini harus dipertahankan, jangan sampai kasusnya muncul dan malah meledak,” ujarnya.
Ia mencontohkan, beberapa daerah di Maluku yang kasusnya tiba-tiba meledak padahal sebelumnya zona hijau adalah Kota Tual, Kepulauan Tanimbar, Kepulauan Aru, dan Maluku Tenggara. Kejadian itu pada tahun lalu. Ia berharap agar pemeriksaan dan penelusuran untuk sasaran rentan jangan sampai berhenti.
Sementara itu, menurut pantauan Kompas di Ambon, sebagian besar masyarakat tidak lagi terlalu peduli dengan protokol kesehatan. Di Pasar Mardika, hampir semua pedagang tidak lagi mengenakan masker dan tidak menjaga jarak aman. Kondisi tersebut juga tampak di sejumlah rumah kopi dan restoran.
Warga hanya menggunakan masker saat mengendarai kendaraan atau menumpang kendaraan. Mereka takut dengan petugas yang sewaktu-waktu menggelar razia di sejumlah ruas jalan. ”Sekarang ini orang pakai masker karena takut petugas. Mereka tidak peduli lagi dengan bahaya Covid-19,” kata Angky Ranmaru (43), warga Ambon.
Di sisi lain, vaksinasi warga di Maluku terus meningkat. Juru bicara Satuan Tugas Covid-19 Maluku, Adonia Rerung, mengatakan, tenaga kesehatan yang sudah menjalani vaksinasi hingga dosis kedua 10.837 orang atau 71,87 persen dari target 15.108 orang. Cakupan vaksinasi tertinggi adalah Kepulauan Tanimbar, yakni 86,61 persen.
Sementara itu, pada tahap kedua, warga lanjut usia yang menerima vaksinasi hingga dosis kedua baru lima orang dan dosis pertama 7.184 orang. Keseluruhan target warga lanjut usia di Maluku 86.580 jiwa. Untuk pelayan publik yang telah menerima hingga dosis kedua 177 orang dan dosis pertama 15.491 orang dari target 124.777 orang.
Menurut Adonia, cakupan vaksinasi sangat bergantung pada ketersediaan vaksin. Hingga Rabu, jumlah vaksin yang diterima Maluku 150.540 dosis. Stok vaksin yang masih tersedia saat ini terdiri dari Sinovac 17.800 dosis dan AstraZeneca 25.000 dosis. Setiap orang menerima dua dosis.