Rani Jambak Merekam Lanskap ”Suara Minangkabau” dalam Komposisi Kreatif
Komposer muda dari Medan, Rani Jambak, merilis lanskap komposisi suara kreatif bertajuk ”Suara Minangkabau”. Rani merekam bunyi di pasar, kebun, perburuan babi, musik tradisi, lembah, air terjun, serta suara azan.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Komposer muda dari Kota Medan, Rani Jambak, merilis lanskap komposisi suara kreatif bertajuk ”Suara Minangkabau”. Rani merekam bebunyian di pasar, kebun, perburuan babi, musik tradisi, lembah, air terjun, hingga suara azan. Ia meramunya dalam sebuah komposisi yang menggambarkan lanskap bunyi Minangkabau.
Komposisi suara kreatif berjudul Suara Minangkabau itu pun dirilis di d\'Caldera Coffee, Medan, Sumatera Utara, Senin (29/3/2021) malam. Peluncuran Suara Minangkabau yang dilakukan bersama Rumah Karya Indonesia (RKI) itu juga disiarkan secara daring melalui Youtube RKI Project dan melalui video konferensi.
Rani memperkenalkan Suara Minangkabau dalam komposisi berdurasi sekitar 3 menit 15 detik. Komposisi itu dibuka dengan suara suasana desa yang menenangkan seperti gemercik air, jangkrik, desir angin, dan deru air terjun. Lanskap suara pembukaan itu menggambarkan suasana perdesaan Minangkabau di dataran tinggi yang tenang.
Komposisi suara lalu dilanjutkan dengan tempo yang lebih cepat dengan lanskap suasana suara di pasar di daerah perkotaan. Suara klakson, derap kaki kuda, alat tenun, hingga bunyi dari proses menggoreng kerupuk.
Suara anjing-anjing pemburu babi hutan juga ditampilkan dalam komposisi itu. Rani juga memasukkan suara sejumlah alat musik tradisi, seperti talempong batu dan seruling.
Sentuhan akhir komposisi itu pun ditutup dengan laungan azan yang yang syahdu. Rani menyebut, ia akan membuat beberapa komposisi suara kreatif untuk menggambarkan suasana di tiga wilayah Minangkabau, yakni daerah dare (darat), pasisia (pesisir), dan rantau. ”Karya pertama yang saya luncurkan malam ini menggambarkan suasana di alam ’dare’,” kata Rani.
Dare atau daratan terletak di tengah-tengah daerah pegunungan Bukit Barisan atau terletak di wilayah dataran tinggi. Dare diyakini sebagai daerah asli Minangkabau yang juga sering disebut sebagai ”Alam Minangkabau”.
Dalam proyek ”Suara Minangkabau”, keseluruhan wilayah ”dare” diwakilkan oleh daerah Payakumbuh, Padang Panjang, dan Bukit Tinggi. Untuk ”pasisia” akan diwakilkan Pariaman dan Kota Padang.
Sementara wilayah rantau, dimaknai Rani dalam perspektif asal-usulnya sebagai anak rantau yang tinggal di Medan. Ia menginterpretasi suara-suara di Rantau Minangkabau dalam sebuah hibridasi.
”Mendengar kembali suara-suara atau soundscapes yang tercipta atas aktivitas budaya, ekonomi, alam, dan lainnya, dapat memberikan pengalaman yang berbeda dalam memahami lingkungan sonik Minangkabau,” kata Rani.
Bagi masyarakat Minangkabau yang tinggal di wilayah Minangkabau ataupun luar daerah, Suara Minangkabau bisa menjadi penghubung dengan asal-usulnya dan juga dengan masa lalu. (Marojahan A Manalu)
Direktur RKI Marojahan A Manalu mengatakan, suara dapat membangkitkan indra dan imajinasi. Terlebih, bagi masyarakat Minangkabau yang tinggal di wilayah Minangkabau maupun luar daerah, Suara Minangkabau bisa menjadi penghubung dengan asal-usulnya dan juga dengan masa lalu.
Budayawan Juhendri Chaniago mengatakan, suara merupakan watak manusia. ”Suara Minangkabau adalah catatan penting yang bisa menjadi representasi suara alam dan peradaban Minangkabau,” katanya.
Juhendri mengatakan, komposisi suara yang ditutup dengan azan membuat lanskap itu menjadi lengkap. Ia pun memberi masukan agar komposisi suara yang akan diluncurkan berikutnya bisa merepresentasikan Minangkabau secara filosofis.