Atasi Kekosongan Vaksin Covid-19 di Papua, Distribusi Kembali Dimulai Awal April
Kendala kekurangan vaksin Covid-19 dialami sejumlah daerah di Papua. Pemerintah baru mendistribusikan kembali vaksin pada April 2021 ini. Vaksinasi setempat dinilai penting karena agenda Pekan Olahraga Nasional.
Oleh
DEONISIA ARLINTA/ FABIO MARIA LOPES COSTA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah wilayah, seperti di beberapa daerah di Papua, mulai kehabisan stok vaksin Covid-19. Ini membuat pelaksanaan vaksinasi terpaksa berhenti. Mekanisme distribusi vaksinasi perlu diperbaiki agar kendala tersebut bisa dihindari. Perbaikan ini termasuk pada manajemen laporan vaksin di daerah.
Kekosongan vaksin Covid-19 setidaknya terjadi di tiga wilayah daerah di Provinsi Papua, yakni Kabupaten Jayapura, Kabupaten Merauke, dan Kabupaten Mimika. Stok vaksin di dinas kesehatan provinsi setempat pun sudah tidak tersedia.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi di Jakarta, Selasa (30/3/2021), mengatakan, surat permintaan distribusi vaksin Covid-19 dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua sudah diterima oleh Kementerian Kesehatan. Namun, distribusi baru bisa dilakukan pada minggu pertama April 2021 sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan.
”Saat ini sedang proses untuk distribusi ke Papua karena jadwal distribusi baru akan kembali dimulai pada minggu pertama April. Vaksin yang dikirimkan ke Papua sekitar 200.000 dosis. Distribusi akan dilakukan sambil menunggu proses pemberian lot release (penjaminan mutu) dari Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan),” tuturnya.
Menurut Nadia, selama ini tidak ada kendala dalam proses distribusi vaksin Covid-19. Keterlambatan distribusi biasanya terjadi karena manajemen laporan stok vaksin di daerah yang kurang baik. Kondisi tersebut juga terjadi di Provinsi Papua.
Kementerian Kesehatan telah menyediakan aplikasi SMILE (Sistem Manajemen Informasi dan Layanan Elektronik) untuk memantau stok vaksin di daerah. Aplikasi ini perlu diisi dengan data yang lengkap agar stok vaksin di daerah juga bisa termonitor langsung Kementerian Kesehatan. ”Ini yang sering tidak lengkap dan masih cenderung dilakukan secara manual sehingga monitoring juga tidak optimal,” ucapnya.
Secara terpisah, Juru Bicara PT Bio Farma untuk Vaksinasi Covid-19 Bambang Heriyanto mengatakan, proses distribusi vaksin Covid-19 yang dilakukan oleh PT Bio Farma tidak mengalami kendala. Pengiriman masih berjalan sesuai jadwal ke seluruh wilayah di Indonesia.
Pihaknya berharap tambahan vaksin Covid-19, khususnya vaksin dari Sinovac, karena penerimaan masyarakat pada vaksin tersebut sudah baik.
Khusus untuk Provinsi Papua, per 22 Maret 2021 vaksin Covid-19 yang telah dikirimkan 11.690 vial vaksin yang diproduksi oleh PT Bio Farma serta 42.760 vial vaksin CoronaVac yang diproduksi Sinovac, China. Untuk vaksin produk PT Bio Farma, setiap satu vial berisi 10 dosis vaksin, sementara untuk vaksin CoronaVac setiap vial berisi satu dosis.
”Saat ini Bio Farma mendapatkan penugasan distribusi vaksin dari gudang PT Bio Farma ke tingkat provinsi. Selanjutnya dari provinsi ke tingkat kabupaten/ kota akan dilakukan oleh Kemenkes. Sampai saat ini tidak ada kendala,” ujar Bambang.
Secara terpisah, Ketua Harian Satgas Pengendalian, Pencegahan dan Penanganan Covid-19 Provinsi Papua, Welliam Manderi di Jayapura mengatakan, distribusi vaksin Covid-19 ke Papua harus dipercepat sehingga pelaksanaan vaksinasi di masyarakat tidak terhambat. Percepatan ini juga mempertimbangkan akan diselenggarakannya Pekan Olahraga Nasional pada Oktober mendatang.
Koordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan Satgas Penanganan Covid-19 terus dilakukan terkait pasokan vaksin Sinovac yang habis di sejumlah kabupaten di Papua, yakni Kabupaten Jayapura, Kabupaten Merauke, dan Kabupaten Mimika. Adapun total vaksin yang sudah diberikan di tiga daerah tersebut adalah 8.943 dosis vaksin di Kabupaten Jayapura, 19.700 dosis di Kabupaten Merauke, dan 16.320 dosis di Kabupaten Mimika.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Papua Aaron Rumainum mengaku telah mendapatkan laporan terkait habisnya pasokan vaksin jenis Sinovac di ketiga kabupaten tersebut. Ia menyayangkan kondisi tersebut karena antusiasme warga untuk mengikuti vaksinasi di tiga daerah ini sangat tinggi, yakni sekitar 6.000 orang per hari.
Ia pun menyatakan, Provinsi Papua tidak bisa membantu penyediaan vaksin Sinovac di Merauke, Jayapura, dan Mimika sebab pasokan vaksin Covid-19 di gudang milik dinas kesehatan provinsi pun telah habis.
”Kami telah menyurat ke Kementerian Kesehatan terkait masalah ini sejak enam hari lalu. Kemudian kami kembali menyurat ke mereka pada Minggu kemarin. Mudah-mudahan segera mengirimkan vaksin sesuai dengan permintaan Dinkes Papua, yakni 20.000 vial atau 200.000 dosis,” kata Aaron.
Ia mengatakan terjadi kenaikan 12.693 suntikan vaksinasi di sejumlah kabupaten di Papua dalam dua hari terakhir. Hal ini menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap vaksinasi sebagai upaya mencegah penyebaran Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Khairul Lie mengatakan, pihaknya berharap adanya tambahan vaksin Covid-19, khususnya vaksin dari Sinovac, karena penerimaan masyarakat pada vaksin tersebut sudah baik. Percepatan vaksinasi ini juga diperlukan karena pelaksanaan vaksinasi bagi warga lansia baru mencapai 1 persen. Sementara pemberian vaksin bagi tenaga kesehatan telah tuntas dan petugas publik sudah mencapai sekitar 70 persen.