Api Masih Berkobar di Pertamina Balongan, Sekitar 1.000 Warga Mengungsi
Lebih kurang 1.000 warga di sekitar Balongan mengungsi. Hingga Senin (29/3/2021) malam, api masih berkorbar dari kilang minyak yang terbakar di Indramayu, Jawa Barat, itu.
Oleh
Abdullah Fikri Ashri/Melati Mewangi
·4 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS — Kebakaran yang melanda kawasan PT Pertamina RU VI Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, sejak Senin (29/3/2021) pukul 00.45 belum padam hingga malam hari. Lebih kurang 1.000 orang di sekitar kilang minyak pun terpaksa kembali mengungsi.
Pantauan Kompas hingga lewat pukul 19.00, api masih berkobar di kawasan pengolahan minyak tersebut. Asap hitam membubung tinggi. Bahkan, asap itu bisa dilihat dari daerah Singaraja, sekitar 9 kilometer dari lokasi.
Jalan penghubung Cirebon-Indramayu juga masih ditutup. Pengendara harus memutar melalui jalur Karangampel-Jatibarang. Petugas polisi dan TNI berjaga di sekitar lokasi. Penutupan jalan sudah dilakukan sejak dini hari setelah ledakan.
Sebanyak 29 orang luka ringan dan 6 orang luka berat akibat kejadian itu. Korban mengalami luka bakar. Korban luka berat dibawa ke Rumah Sakit Pertamina Pusat Jakarta.
Hingga Senin malam, ratusan warga masih mengungsi di GOR Kompleks Bumi Patra Pertamina. Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu per pukul 15.00, jumlah warga yang mengungsi sebanyak 932 warga. Jumlah pengungsi akan bertambah sekitar 500 orang dari Desa Majakerta.
Selain Majakerta, desa terdampak lainnya adalah Balongan, Rawadalem, Sukareja, Tegalurung, dan Sukaurip. Pengungsi menempati tikar, karpet, dan matras. Pertamina dan pemerintah daerah menanggung kebutuhan makan dan minum pengungsi. Petugas kesehatan juga disiagakan.
Salah satu fokus kami adalah menangani pemulihan trauma pengungsi. Kami sudah berkoordinasi untuk mendatangkan sekitar lima psikolog dari Temanggung.
Menteri Sosial Tri Rismaharini meninjau ke pengungsian di GOR Kompleks Bumi Patra sekitar pukul 20.00. Dia memberikan bantuan logistik berupa 600 paket makanan siap saji, 300 paket makanan anak, 200 lembar selimut, dan 300 unit kasur. Selain itu, ada juga 60 paket pakaian anak, 100 paket pakaian dewasa, dan 50 lembar tenda gunung. Total bantuan sebesar Rp 305.184.250.
Pihaknya juga menyiapkan layanan dukungan psikososial oleh pelopor perdamaian dan gabungan sukarelawan sosial. Layanan ini untuk membantu pemulihan trauma pengungsi.
”Salah satu fokus kami adalah menangani pemulihan trauma pengungsi. Kami sudah berkoordinasi untuk mendatangkan sekitar lima psikolog dari Temanggung,” kata Risma.
Pelaksana Tugas Sekretaris BPBD Indramayu Caya menyatakan, tempat pengungsian disiapkan selama tiga hari sesuai masa tanggap darurat. Tempat pengungsian bisa diperpanjang sesuai kondisi di lapangan.
”Saya trauma kalau pulang. Enggak bisa tidur nyenyak. Waktu kejadian saya lagi tidur terus ada suara ledakan sampai tiga kali. Dinding bergetar,” ujar Suyetin (54), warga Blok Wisma Jati, Desa Balongan, kurang dari 500 meter dari lokasi kebakaran.
Suyetin yang kesulitan berjalan harus digendong adik iparnya dan warga untuk evakuasi. Api juga melahap tembok pembatas Pertamina RU VI dengan permukiman. Begitupun dengan pepohonan di sekitar tembok.
Setelah ledakan, plafon sejumlah rumah ambrol. Kaca jendela beberapa rumah warga di Blok Kesambi juga rusak. ”Banyak rumah yang rusak. Namun, jumlahnya enggak tahu. Kami sudah koordinasi dengan pihak Pertamina,” ujar Fauzi, Ketua RT 001 RW 001 Blok Kesambi, Desa Balongan.
Bupati Indramayu Nina Agustina masih menunggu hasil evaluasi berbagai pihak terkait insiden itu. ”Nanti bisa diketahui kira-kira berapa jarak aman untuk tempat tinggal warga. Kemungkinan akan ada relokasi untuk warga sekitar,” katanya.
Sementara itu, Kepala Polda Jabar Inspektur Jenderal Ahmad Dofiri memastikan, penyelidikan dilakukan terkait ledakan di tangki Balongan. ”Oh iya, itu standar ya. Nanti, akan ada langkah-langkah (penyelidikan) sumber api dari mana? Penyebabnya apa?” ujarnya.
Saat proses penanganan konon katanya ada petir menyambar. Namun, apakah dari petir (penyebabnya) atau tidak, itu proses selanjutnya.
Setelah mengecek ke kawasan ledakan, Dofiri mengatakan, ledakan dipicu rembesan atau kebocoran tangki. ”Saat proses penanganan konon katanya ada petir menyambar. Namun, apakah dari petir (penyebabnya) atau tidak, itu proses selanjutnya,” ujarnya.
Dofiri juga memastikan tim Laboratorium Forensik Polri mengecek ke lokasi. Pengecekan pun bisa dilakukan jika api sudah padam dan mereda.
Unit Manager Communication Relations dan CSR Pertamina RU VI Balongan Cecep Supriyatna mengatakan, ada empat tangki berisi gasoline yang terbakar. Dua di antaranya, katanya, masih kosong. ”Semua biaya kami yang urus,” ujarnya.
Pihaknya menduga pemicu ledakan karena terkena petir. Namun, pihaknya masih akan memastikan penyebabnya, termasuk indikasi human error. ”Semoga malam ini selesai (padam). Tidak ada korban jiwa meninggal. Tidak ada pekerja yang menjadi korban dalam insiden itu,” ujarnya.