Vaksin Saja Tidak Cukup, Penularan Covid-19 Masih Rentan Terjadi
Vaksinasi Covid-19 penting untuk menekan penularan dan dampaknya. Namun, protokol kesehatan harus tetap yang utama guna mencegah virus menjangkiti manusia.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
Nizar (33), warga Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, bisa jadi bernapas lega setelah menerima vaksinasi Covid-19. Namun, dia sadar, ancaman virus korona jenis baru (SARS-CoV-2) penyebab Covid-19 belum usai. Protokol kesehatan harus tetap menjadi yang utama.
Untuk mendapat vaksin Covid-19, pegawai Bank Jabar Banten (BJB) di Kota Cimahi ini datang ke Kantor Pusat BJB di Jalan Naripan, Kota Bandung. Jaraknya sekitar 35 kilometer dari kediamannya di Cipatat. Rabu (24/3/2021) pukul 14.00, dia mendapatkan giliran vaksinasi bersama puluhan pegawai yang menunggu giliran.
Nizar berharap, vaksinasi ini membantu beraktivitas, terutama saat bekerja di bagian pelayanan pelanggan. Sejauh ini, vaksin membuatnya lebih tenang. Namun, ia bakal tetap menerapkan protokol kesehatan ketat.
”Saya rata-rata mengunjungi tiga tempat dalam sehari. Memang sekarang lebih banyak by phone, tetapi kalau untuk keterangan detail harus bertemu orangnya,” katanya.
Selain Nizar, lebih kurang 3.300 pegawai BJB dan 1.200 warga Bandung mendapatkan layanan vaksinasi Covid-19 itu. Corporate Secretary Bank BJB Widi Hartanto menyatakan, vaksinasi ini dilakukan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dan nasabah.
Namun, vaksin tidak lantas mengugurkan penerapan protokol kesehatan. Penggunaan masker hingga menjaga jarak tetap menjadi pencegahan utama. Vaksin tidak membuat penerimanya kebal virus.
Daya tahan tubuh dan kondisi lingkungan tetap memengaruhi masuknya virus ke dalam tubuh walaupun antibodi terbentuk hampir sempurna pascavaksinasi. Hal ini terbukti saat puluhan sukarelawan vaksin Covid-19 dari Sinovac di Kota Bandung yang terkonfirmasi Covid-19.
Ketua Tim Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran Kusnandi Rusmil menyatakan, hingga Maret 2021 sudah ada 95 sukarelawan uji klinis vaksin Sinovac Covid-19 yang terkonfirmasi positif. Meski belum mendetail, orang-orang itu dipastikan terdiri dari mereka yang menerima vaksin dan plasebo (vaksin kosong).
Dari hasil penelitian, 99,97 persen antibodi tubuh terbentuk setelah vaksinsi. Namun, kadar antibodi ini tidak menentukan seseorang itu kebal terhadap penyakit. Apalagi ini virus baru, ada banyak tanda tanya besar yang harus dipelajari.
Meski efikasi vaksin Sinovac tetap 65 persen, hal ini menunjukkan pemberian vaksin saja tidak cukup. Semua harus tetap diiringi penerapan protokol kesehatan sebagai benteng utama.
”Dari hasil penelitian, 99,97 persen antibodi tubuh terbentuk setelah vaksinasi. Namun, kadar antibodi ini tidak menentukan seseorang itu kebal terhadap penyakit. Apalagi ini virus baru, ada banyak tanda tanya besar yang harus dipelajari,” ujarnya.
Kepala daerah
Terpapar Covid-19 setelah mendapatkan vaksin tidak hanya melanda sukarelawan. Sejumlah kepala daerah yang menjadi penerima vaksin Covid-19 perdana pun mengalami hal sama. Salah satunya Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna.
Ema dikonfirmasi terpapar Covid-19 pada Selasa (9/3/2021) malam. Padahal, dia menjadi salah satu penerima vaksin perdana di Kota Bandung, pertengahan Januari silam. Penyuntikan dosis kedua dilaksanakan akhir Januari. Waktu itu sekitar satu bulan sebelum dia terkonfirmasi positif.
Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna juga sama. Pradi terkonfirmasi positif Covid-19 pada akhir Januari 2021. Padahal, sama seperti Ema, sebelumnya Pradi telah mendapatkan vaksinasi perdana serentak pada 14 Januari 2021.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanagara menyatakan, protokol kesehatan tetap menjadi yang utama dalam mengantisipasi sebaran Covid-19. Apalagi, pandemi ini masih belum menunjukkan tren menurun meski setahun telah berlalu.
Berdasarkan data yang dihimpun Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar, jumlah konfirmasi kasus positif di Jabar pada Rabu (23/3/2021) sebanyak 1.216 pasien dalam sehari. Sementara dalam sepekan terakhir, penambahan kasus Covid-19 di Jabar mencapai 9.394 orang.
”Tidak ada satu pun vaksin yang menjamin 100 persen. Ada faktor lain yang dapat memengaruhi daya tahan tubuh. Belum lagi jumlah virus yang masuk, kekuatan virusnya, hingga faktor lingkungan,” ujarnya.
Walaupun tidak 100 persen, Ahyani menyatakan, vaksinasi sangat membantu menekan persebaran pandemi karena tubuh lebih siap dalam merespons penyakit. Jadi, hal ini bisa menekan gejala serius yang berbahaya bagi kesehatan bahkan berujung kematian.
Vaksin memberi bekal bagi tubuh menghadapi hidup di tengah pandemi. Namun, protokol kesehatan ketat dipastikan tetap sangat ampuh menyulitkan virus korona baru hidup di tubuh manusia.