Pemkab Minahasa Utara Promosikan Likupang melalui Duatlon
Ajang olahraga duatlon yang memadukan lari maraton dan bersepeda akan digelar Pemkab Minahasa Utara untuk mempromosikan destinasi pariwisata superprioritas Likupang.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS — Ajang olahraga duatlon, yang memadukan lari maraton dan bersepeda, akan digelar Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara, untuk mempromosikan destinasi pariwisata superprioritas Likupang, Sabtu (3/4/2021). Nantinya, Likupang diharapkan juga bisa menjadi tuan rumah kompetisi olahraga internasional.
Dalam dialog yang disiarkan langsung dengan Tribun Manado, Rabu (24/3/2021), Bupati Minahasa Utara Joune Ganda mengatakan, keunggulan utama Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang adalah pantainya. Namun, area di sisi pucuk utara Pulau Sulawesi itu juga direncanakan menjadi kawasan yang terintegrasi.
Joune menyebut, selain hotel, resort, dan vila, berbagai fasilitas akan dibangun di situ, antara lain, pusat pendidikan dan pelatihan kerja, pusat konservasi satwa liar endemik di sisi dalam Garis Wallacea, hingga pusat olahraga dan rehabilitasi. ”Apa yang disiapkan pemerintah (pusat dan provinsi Sulawesi Utara) sangat komprehensif,” ujarnya.
Ia menilai, area KEK Likupang yang dibangun oleh PT Minahasa Permai Resort Development (MPRD) di lahan seluas 197,4 hektar dengan investasi Rp 11 triliun itu menyimpan daya tarik bagi wisatawan dan investor. Gelaran duatlon dengan rute sepanjang 45,6 kilometer pun diharapkan dapat membuka tabir pengetahuan masyarakat dan pengusaha akan Likupang.
”Ini merupakan event pertama yang akan kita coba (adakan) untuk membangkitkan perekonomian di Kabupaten Minahasa Utara dan Provinsi Sulut. Saya harap Likupang sebagai destinasi superprioritas bisa lebih terkenal lagi. Kita juga harus mengatasi ketertinggalan dari destinasi superprioritas lainnya,” katanya.
Gelaran itu diharapkan dapat diikuti minimal 100 orang. Joune mengatakan, jika peminat melampaui ekspektasi, jumlahnya hanya akan dibatasi sampai 150.
Rute yang direncanakan sebagai arena membentang dari Hotel Novotel di Manado hingga Desa Marinsow, Likupang Timur, yang kini telah menjadi desa wisata dengan 61 homestay. Joune telah menjajal sendiri rute tersebut untuk memastikan keamanannya, Sabtu (20/3/2021) lalu.
Pemerintah telah membuat dan memperbaiki jalan menuju Likupang, termasuk bundaran KEK, sejak wilayah itu ditetapkan sebagai destinasi superprioritas pada 2019. Jalur aspal untuk duatlon itu pun dinilai sudah cukup mulus untuk berlari dan bersepeda dengan beberapa tanjakan.
Dalam kunjungan ke Likupang awal Maret lalu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menjanjikan akan mengadakan ajang wisata olahraga sepeda pada Mei 2021. Ia juga menyatakan akan mengadakan konferensi tingkat tinggi investor. Sandi ingin lebih banyak investor masuk agar Likupang dapat menjadi tuan rumah kompetisi olahraga internasional.
”Proyek-proyek di Likupang sudah jelas. Ada fasilitas olahraga terintegrasi, ada pusat rehabilitasi, dan ada tempat-tempat latihan. Kami harap di masa depan ada kompetisi kelas dunia di Likupang, seperti triatlon dan tenis,” ujarnya.
Tahun ini wilayah C KEK Likupang yang menjadi pusat area perbelanjaan serta perhotelan akan dibangun.
Menurut Sandi, pihaknya sudah mengunci komitmen lebih dari 50 investor yang diajaknya berdialog di Manado. Ia pun menyatakan akan menyebarluaskan rancangan pembangunan KEK Likupang demi menarik investor dan merealisasikan konsep-konsep yang telah dibuat.
Sementara itu, Direktur PT MPRD Paquita Wijaya mengatakan, tahun ini wilayah C KEK Likupang yang menjadi pusat area perbelanjaan serta perhotelan akan dibangun. Lalu, dilanjutkan pembangunan resort mewah di area B pada 2022 sampai pembangunan Pelabuhan Marina pada 2024.
Menurut dia, pusat olahraga menjadi salah satu dari mimpi membangun pariwisata di Likupang. ”Kami rencanakan ada tempat tinggal di area tersebut sehingga atlet-atlet mau tinggal di situ untuk karantina. Ini mimpi besar kami, siapa yang tahu bisa jadi kenyataan?” kata Paquita.
Selama 2020, produk domestik regional bruto dari lapangan usaha akomodasi dan makan minum di Sulut hanya Rp 1,96 triliun, turun dari Rp 2,7 triliun setahun sebelumnya akibat pandemi Covid-19. Namun, momentum kebangkitan telah ditandai dengan peningkatan okupansi hotel di Sulut menjadi 55-60 persen sejak awal 2021, meningkat dari 42,39 persen pada Desember 2020.