Capaian Rendah, Tim Vaksinasi ”Mobile” Diterjunkan di Pekalongan
Kabupaten Pekalongan menjadi daerah dengan capaian vaksinasi rendah di Jateng. Sebulan berlalu, vaksinasi tahap kedua dengan sasaran petugas pelayanan publik dan warga lansia di daerah itu baru sekitar 8 persen.
Oleh
KRISTI UTAMI
·4 menit baca
KAJEN, KOMPAS — Capaian vaksinasi Covid-19 tahap kedua yang ditujukan bagi warga lanjut usia dan petugas pelayanan publik di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, masih rendah, yakni di bawah 10 persen. Dinas kesehatan setempat bakal melakukan upaya ”jemput bola” dengan menerjukan tim vaksinasi keliling atau mobile ke desa-desa untuk meningkatkan capaian vaksinasi.
Pada vaksinasi Covid-19 tahap kedua, Kabupaten Pekalongan menargetkan memvaksin 116.763 orang yang terdiri dari petugas pelayanan publik dan warga lansia. Setelah sebulan berjalan, vaksinasi baru berhasil dilakukan kepada 10.229 orang atau sekitar 8,76 persen dari target.
Kepala Dinkes Kabupaten Pekalongan Setiawan Dwi Antoro mengatakan, rendahnya capaian vaksinasi terjadi karena keterbatasan jumlah vaksin. Pada vaksinasi tahap kedua, Kabupaten Pekalongan mendapat alokasi 47.000 dosis vaksin. Vaksin tersebut bisa digunakan untuk 23.500 orang.
”Kemarin, kami menunggu orang-orang yang akan divaksin di institusinya masing-masing. Ini memakan waktu cukup lama. Mulai pekan depan, kami akan berinovasi dengan sistem jemput bola untuk menambah jumlah capaian vaksinasi,” ujar Setiawan, di Pekalongan, Rabu (24/3/2021).
Sistem jemput bola yang dimaksud Setiawan adalah menerjunkan tim vaksinasi mobile ke desa-desa. Hal ini dilakukan untuk mendekatkan layanan kepada masyarakat. Dengan begitu, tak ada lagi masyarakat yang beralasan tidak ada transportasi menuju pusat layanan kesehatan.
Kendati demikian, ada sejumlah kendala yang mungkin akan dihadapi jika memilih menggunakan sistem vaksinasi mobile. Salah satu kendalanya, tidak semua daerah memiliki jaringan internet yang stabil untuk mencatat data vaksinasi.
Salah satu kendalanya, tidak semua daerah memiliki jaringan internet yang stabil untuk mencatat data vaksinasi.
”Risikonya, kami kerja dua kali. Saat di desa, data vaksinasi kami catat manual. Setelah sampai di kantor, kami input data lagi ke dalam sistem,” kata Setiawan.
Berdasarkan data cakupan vaksinasi Dinas Kesehatan Jateng, hingga Senin (22/3/2021), Kabupaten Pekalongan bukan satu-satunya daerah yang memvaksin kurang dari 10 persen dari target. Ada tiga daerah lain yang capaian vaksinasinya kurang dari 10 persen, yakni Brebes (4,79 persen), Cilacap (8,64 persen), dan Rembang (9,5 persen).
Sementara itu, Kota Tegal menjadi daerah dengan capaian vaksinasi tertinggi ketiga di Jawa Tengah, setelah Kota Magelang (61,29 persen) dan Kota Surakarta (56,94 persen). Dari jumlah sasaran vaksinasi tahap kedua sebanyak 42.590 orang, Kota Tegal sudah memvaksin 16.943 orang atau sekitar 48,92 persen.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal Sri Primawati Indraswari menuturkan, sasaran vaksinasi pada tahap kedua, antara lain, petugas pelayanan publik, wartawan, warga lansia, dan pedagang pasar. Adapun vaksinasi dilakukan di 15 fasilitas pelayanan kesehatan, yakni 3 rumah sakit, 8 puskesmas, dan 4 klinik kesehatan.
”Target vaksinasi kami 1.440 orang per hari. Dalam sehari, satu klinik kami targetkan memvaksin minimal 50 orang, satu puskesmas memvaksin 80 orang, dan satu rumah sakit memvaksin 200 orang,” kata Prima.
Vaksinasi pedagang
Pekan ini, Kota Tegal juga mulai memvaksin pedagang pasar. Ratusan pedagang sudah divaksin di sejumlah puskesmas. Kendati demikian, masih ada sejumlah pedagang yang enggan divaksin dengan alasan takut. Di Pasar Langon, Kecamatan Tegal Timur, misalnya, dari 100 pedagang yang ditargetkan akan divaksin dalam tiga hari, hingga hari kedua, baru sembilan orang yang divaksin.
”Sejauh ini yang sudah divaksin baru sembilan orang. Tiga orang kemarin dan enam orang hari ini. Ada yang takut, jadi memang belum semuanya,” tutur Kepala Pasar Langon Untung Santoso.
Menurut Untung, para pedagang akan dibujuk agar mau divaksin, Kamis (25/3/2021). Mereka akan difasilitasi transportasinya menuju tempat vaksinasi di Puskesmas Selerok, Kecamatan Tegal Timur.
Salah satu pedagang di Pasar Langon, Sri Mulyani (32), mengaku senang bisa divaksin. Menurut dia, pedagang pasar perlu divaksin karena mereka memiliki risiko tinggi terpapar Covid-19.
”Sebenarnya, prioritas vaksinnya itu pedagang yang berusia di atas 50 tahun, tapi mereka pada takut. Jadi, kami yang diminta vaksin duluan, ya, malah senang karena dapat kesempatan lebih dulu,” kata Sri.
Setelah divaksin, Sri mengaku tidak merasakan gejala apa pun, seperti pegal, mengantuk, ataupun lapar. Sri berharap para pedagang tidak lagi takut untuk divaksin. Sebab, vaksinasi adalah salah satu ikhtiar melindungi diri dan orang-orang sekitar.