Capaian Vaksinasi Warga Lansia Jabar Masih 1,35 Persen
Masih rendahnya capaian vaksinasi di Jawa Barat, yakni baru 1,35 persen, maka vaksinasi massal terus dilakukan untuk meningkatkan cakupan tersebut.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Capaian vaksinasi Covid-19 tahap kedua terhadap warga lanjut usia di Jawa Barat masih minim. Dari sasaran 4,4 juta warga lansia, baru sekitar 59.600 orang yang divaksin atau 1,35 persen. Vaksinasi massal terus dilakukan untuk meningkatkan cakupan tersebut.
Penyuntikan vaksin terhadap warga lansia di Jabar telah dimulai pada akhir Februari 2021. Vaksinasi tahap kedua juga dilakukan kepada petugas sektor pelayanan publik, di antaranya tenaga pendidik, tokoh agama, TNI, Polri, pegawai pemerintah, dan pedagang pasar. Total sasaran vaksinasi tahap ini sekitar 6,6 juta jiwa.
”Capaian vaksinasi untuk warga lansia masih sedikit sekali, baru 1,35 persen. Kami terus berupaya menggerakkan warga lansia ke fasilitas kesehatan,” ujar Ketua Divisi Penanganan Kesehatan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Jabar Marion Siagian saat menghadiri penyuntikan vaksin bagi dosen dan pegawai Institut Teknologi Bandung (ITB) di Kota Bandung, Senin (22/3/2021).
Selain di fasilitas kesehatan, penyuntikan vaksin juga dilakukan secara massal di gedung-gedung tertentu, seperti Gedung Pakuan dan Gedung Sate di Bandung yang dimulai pada pekan kedua Maret. Namun, sasaran vaksinasi di tempat ini berdasarkan undangan dari Dinas Kesehatan Jabar.
Vaksinasi di gedung-gedung dilakukan untuk mengantisipasi keterbatasan kapasitas fasilitas kesehatan. Sebab, sekitar 1.000 puskesmas di Jabar diprediksi tidak memadai untuk tempat penyuntikan vaksin terhadap 36 juta sasaran vaksinasi di provinsi itu.
Capaian vaksinasi untuk warga lansia masih sedikit sekali, baru 1,35 persen. Kami terus berupaya menggerakkan warga lansia ke fasilitas kesehatan. (Marion Siagia)
Cakupan vaksinasi untuk petugas layanan publik di Jabar juga minim. Jumlahnya baru 229.000 orang dari total sasaran 2,1 juta orang. Meskipun vaksin Covid-19 telah ditemukan, upaya meredam pandemi tidak dapat dilakukan secara instan. Sebab, kapasitas produksi vaksin terbatas.
”Kami harus cepat sehingga pemerintah pusat dapat mengirimkan vaksin lagi. Dalam pekan ini, rencananya vaksin akan dikirim,” ujarnya.
Vaksinasi tahap kedua ditargetkan rampung pada akhir Juni 2021. Tahapan selanjutnya ditujukan kepada kelompok rentan dan masyarakat umum.
Untuk mempercepat vaksinasi, penyuntikan vaksin juga dilakukan secara massal di kampus. Salah satunya dilaksanakan oleh ITB terhadap 3.400 orang yang terdiri dari dosen, pegawai, dan pensiunan.
Kekebalan kelompok
Vaksinasi berlangsung pada 22-24 Maret di Sasana Budaya Ganesha, Bandung. ”Ini upaya untuk mewujudkan herd immunity atau kekebalan kelompok sehingga dapat menekan penyebaran Covid-19,” ujar Rektor ITB Reini Wirahadikusumah.
Menurut Reini, meskipun vaksin Covid-19 telah ditemukan, upaya meredam pandemi tidak dapat dilakukan secara instan. Sebab, kapasitas produksi vaksin terbatas. Distribusi dan penyimpanan vaksin hingga ke daerah-daerah juga membutuhkan kesiapan sarana.
”Semuanya tentu berharap pandemi segera berakhir. Namun, mohon bersabar dan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan,” ujarnya.
Setelah vaksinasi terhadap dosen dan pegawai rampung, Reini belum dapat memastikan apakah perkuliahan tatap muka akan diterapkan secara keseluruhan. Sebab, pihaknya harus mengikuti kebijakan teknis dari pemerintah pusat dan daerah.
”Namun, kami sudah merancang perkuliahan hybrid. Untuk semester ini, sudah ada kuliah luring (luar jaringan), tetapi terbatas di kampus Jatinangor (Sumedang),” ujarnya.
Sekretaris Institut ITB Widjaja Martokusumo menambahkan, perguruan tinggi diizinkan menggelar kuliah tatap muka. Namun, kapasitas kelas dibatasi maksimal 25 persen.