Kamis, Pembelajaran Tatap Muka di Pemalang Mulai Diujicoba
Peserta uji coba adalah sekolah percontohan di desa zona hijau atau memiliki nol kasus Covid-19.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
PEMALANG, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah berencana menggelar uji coba pembelajaran tatap muka, Kamis (18/3/2021). Uji coba yang akan dilakukan dua pekan tersebut diikuti sekolah-sekolah percontohan di tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah pertama.
Uji coba pembelajaran tatap muka akan dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Guru dan siswa yang boleh mengikuti simulasi adalah yang tinggal di desa atau kelurahan berstatus sebagai zona hijau atau nol kasus Covid-19. Selama simulasi mereka diminta untuk selalu memakai masker, menjaga kebersihan tangan, dan menjaga jarak.
Setiap sekolah peserta uji coba diwajibkan menyiapkan sarana penunjang penerapan protokol kesehatan, seperti tempat cuci tangan dan masker cadangan. Sekolah juga diharuskan memiliki alat pengukur suhu tubuh untuk memastikan siswa dan guru yang masuk ke lingkungan sekolah dalam kondisi sehat.
Dalam sehari, uji coba akan dilakukan selama empat jam tanpa istirahat. Adapun siswa peserta simulasi dibatasi maksimal 50 persen dari kapasitas ruang. "Uji coba ini akan digelar selama dua pekan. Pesertanya adalah sekolah-sekolah percontohan di desa atau kelurahan zona hijau yakni, 17 sekolah dasar dan 13 sekolah menengah pertama," kata Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemalang Ani Khasanah di Pemalang.
Ani mengatakan, selama uji coba, pihaknya akan melakukan evaluasi. Jika dinyatakan efektif dan aman, kegiatan itu akan dilanjutkan seterusnya. Namun, jika terdapat siswa atau guru yang terkonfirmasi positif, pembelajaran tatap muka di sekolah tersebut akan dihentikan selama dua pekan.
Sementara itu, sebanyak 700 sekolah dasar dan 100 sekolah menengah pertama yang tidak menjadi peserta simulasi diminta tetap menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh secara daring. Sembari menunggu arahan selanjutnya, sekolah-sekolah tersebut juga diminta melengkapi sarana penunjang protokol kesehatan.
"Persiapan ini memerlukan waktu yang tidak sebentar, untuk itu kami minta kepada sekolah-sekolah agar memanfaatkan waktu dengan baik. Sesuai dengan harapan Pemerintah Provinsi Jateng, pembelajaran tatap muka bisa dilakukan serentak pada Juni," ucap Ani.
Pemalang adalah daerah kedua di wilayah pesisir pantura barat Jateng yang menyelenggarakan pembelajaran tatap muka. Sebelumnya, Selasa (9/3/2021), Pemerintah Kabupaten Batang sudah memulai pembelajaran tatap muka di sekolah.
Kala itu, pembelajaran tatap muka hanya boleh diikuti oleh sejumlah sekolah di tingkat dasar dan menengah pertama yang berada di desa berstatus zona hijau. Adapun guru dan siswa peserta pembelajaran tatap muka juga harus yang berasal dari desa zona hijau.
"Sejak dimulai hingga saat ini, pemantauan dan pengawasan terkait penerapan protokol kesehatan di sekolah-sekolah yang menyelenggarakan pembelajaran tatap muka tetap kami lakukan. Hasilnya, seluruh sekolah tertib dalam menerapkan protokol kesehatan," ujar Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Batang, Manto.
Hingga Selasa (16/3/2021), sebanyak 297 dari total 454 SD di Batang mengikuti pembelajaran tatap muka. Adapun di tingkat SMP, sebanyak 41 dari 71 sekolah juga mengikuti pembelajaran tatap muka. "Sekolah yang belum ikut belajar tatap muka tetap melayani siswa dengan menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh secara daring," tutur Manto.
Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, saat ini waktu yang tepat bagi sekolah-sekolah untuk uji coba pembelajaran tatap muka. Kendati demikian, hal itu tetap harus mempertimbangkan zonasi Covid-19.
"Saat ini adalah waktu yang tepat untuk uji coba pembelajaran tatap muka, Juli nanti mungkin pelaksanaannya akan sedikit massal. Namun, saya sudah mengomunikasikan ke Menteri Pendidikan dan Kebudayaan agar tetap mempertimbangkan zonasi, kalau merah ya jangan," kata Ganjar dalam keterangan tertulisnya.
Ganjar menambahkan, pihaknya juga mengusulkan agar Kementerian Kesehatan memprioritaskan guru dan tenaga pendidik untuk segera divaksin. Dengan itu, pembelajaran tatap muka bisa berjalan lebih aman bagi.