Bulog Sulselbar Siapkan Pasokan untuk Kebutuhan Ramadhan
Panen dimulai di Sulsel dan akan berlangsung hingga Mei nanti. Kondisi ini membuat Bulog Sulselbar optimistis menyiapkan pasokan kebutuhan Ramadhan dan bagi wilayah lain atau Bulog di daerah lain yang defisit.
Oleh
Reny Sri Ayu
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Perum Bulog Divisi Regional Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat siap memasok kebutuhan beras untuk Ramadhan dan wilayah lain yang defisit. Untuk mengantisipasi kebutuhan Ramadhan, Bulog juga mempersiapkan pasar murah yang mulai digelar pada 14 April.
Hal ini dikatakan Pimpinan Wilayah Bulog Sulselbar Eko Pranoto, di Makassar, Selasa (16/3/2021). Tahun ini, Bulog Sulselbar menargetkan pengadaan beras sebanyak 303.000 ton. ”Kami optimistis target ini tercapai karena saat ini sedang panen. Puncak panen akan terjadi akhir Maret hingga pertengahan April. Namun, hingga Mei, panen akan terus berlangsung di beberapa daerah,” ujarnya.
Sampai hari ini, Eko menambahkan, pihaknya sudah menyerap 18.500 ton beras dari panen yang mulai dilakukan di beberapa daerah. ”Secara keseluruhan, cadangan kami sekarang ada 88.000 ton dan itu cukup hingga 15 bulan ke depan,” kata Eko.
Situasi panen dan cadangan yang ada ini yang membuat Bulog Sulselbar optimistis kebutuhan pangan selama Ramadhan bisa dipenuhi. Bahkan, Bulog Sulselbar bisa memasok bagi wilayah lain yang mengalami defisit.
Sebagai gambaran, tahun lalu, Bulog Sulselbar menargetkan pengadaan 250.000 ton beras dan tercapai 275.000 ton. Pengadaan ini, antara lain, digunakan untuk membantu daerah lain yang defisit atau tak memenuhi target penyerapan.
Tahun lalu, wilayah Papua, Jawa Barat, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Gorontalo termasuk yang dipasok dari Bulog Sulselbar. Awal tahun ini, sejumlah wilayah kembali dipasok, seperti Papua, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur.
”Untuk Ramadhan, kami sudah menyiapkan pasar murah yang mulai digelar pada 14 April. Tak hanya beras, kami juga menyiapkan minyak goreng, gula pasir, terigu, daging sapi, daging ayam, telur, bawang merah, bawang putih, dan cabai. Ini untuk mengantisipasi besarnya kebutuhan dan jika terjadi kenaikan harga,” tutur Eko.
Sejumlah warga menyambut gembira rencana pasar murah ini. ”Syukurlah kalau ada pasar murah karena biasanya, begitu masuk Ramadhan, harga mulai menggila. Padahal, kondisi sekarang ekonomi sedang lesu karena pandemi. Setidaknya pasar murah akan membantu kami dan orang-orang yang daya belinya rendah,” kata Khadijah (42), warga Kelurahan Mappala, Kecamatan Rappocini, Makassar.
Sementara itu, untuk mengantisipasi persaingan dengan pedagang pengumpul besar pada saat puncak panen nanti, Bulog telah menyiapkan satuan tugas di sentra-sentra beras dan bermitra dengan kelompok-kelompok tani. Mereka menjadi perpanjangan tangan Bulog dalam menyerap gabah petani.
Mengacu pada Permendag Nomor 24 Tahun 2020, harga pembelian Bulog untuk gabah kering panen adalah Rp 4.250 per kg dengan komponen kualitas hampa kotoran maksimal 10 persen dan kadar air maksimal 25 persen. Untuk gabah kering giling, dipatok Rp 5.300 per kg dengan kualitas hampa kotoran maksimal 3 persen dan kadar air maksimal 14 persen.
Adapun beras dihargai Rp 8.300 per kg dengan komponen kualitas menir maksimal 2 persen, butir patah maksimal 20 persen, dan kadar air maksimal 14 persen. Selain membeli beras standar, Bulog juga membeli beras medium dan premium yang dipasarkan ke berbagai wilayah.