Warga Surabaya Bisa Nikmati Hasil Budidaya Aset Pemerintah
Warga Surabaya, Jawa Timur, yang terdampak Covid-19 berkesempatan mengelola dan menikmati hasil budidaya pertanian dan perikanan pada lahan-lahan aset pemerintah yang belum dioptimalkan.
Oleh
AMBROSIUS HARTO, AGNES SWETTA PANDIA
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, berencana memberdayakan sejumlah aset untuk dioptimalkan melalui kerja sama dengan masyarakat. Aset itu berupa lahan budidaya pertanian dan perikanan.
Rencana kerja sama pengelolaan ini bertujuan membantu masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19 untuk pemenuhan kebutuhan pangan. Selain itu, upaya tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan usaha mikro dan kecil yang dikelola masyarakat.
”Tanah atau lahan aset pemerintah bisa dimanfaatkan. Jika berupa tambak akan diupayakan benih dan dikerjakan masyarakat dan hasilnya bisa dinikmati,” kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi seusai panen bandeng di Mangrove Wonorejo, Surabaya, Jumat (12/3/2021).
Di Wonorejo, Eri bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forpimda) Surabaya memanen 1,25 ton bandeng dari hasil budidaya pada tambak seluas 1 hektar. Budidaya bandeng di Wonorejo memakai sistem silvofishery, yaitu pengelolaan dan pemanfataan tambak memperhatikan kelestarian lingkungan berupa hutan bakau (mangrove).
”Kami sedang mendata seluruh aset yang berupa lahan budidaya sehingga bisa dimanfaatkan untuk masyarakat melalui skema kerja sama,” kata Eri.
Pemberian kesempatan kepada masyarakat, lanjutnya, dimaksudkan untuk memelihara penghidupan masyarakat, terutama yang terdampak pandemi Covid-19. Pemerintah juga segera mendata seluruh masyarakat untuk mengetahui kekuatan ekonomi setiap keluarga. Yang terkategori lemah akan diintervensi, salah satunya diberi kesempatan dalam mengelola lahan budidaya aset pemerintah.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya Yuniarto Herlambang menambahkan, pemanfaatan lahan budidaya milik pemerintah untuk masyarakat juga bertujuan melestarikan lingkungan. Dalam hal ini, mempertahankan lahan-lahan budidaya di perkotaan sehingga tidak semua menjadi kawasan terbangun.
Yuniarto mengatakan, pemerintah juga mengembangkan aset-aset yang belum dimanfaatkan berupa tanah kosong untuk budidaya pertanian. Setidaknya hasil dari budidaya bisa dimanfaatkan untuk masyarakat. Lahan yang dibiarkan, misalnya, akhirnya diubah menjadi kebun bibit sehingga bibit bisa ditanam oleh warga di perumahan.
”Pengelolaan bisa dikerjasamakan dengan masyarakat,” kata Yuniarto di sela-sela panen raya padi di Kecamatan Pakal, Surabaya. Di Pakal yang terletak di bagian barat Surabaya, ibu kota Jatim, ada lahan seluas 11 hektar yang ditanami padi varietas Ciherang. Lahan yang sedang dipanen seluas 2 hektar dengan produktivitas 14,6 ton gabah kering panen.