Gempa Bumi Magnitudo 5,3 Guncang Wamena, Tidak Ada Korban
Gempa kembali terjadi di wilayah Pegunungan Papua, tepatnya di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Gempa terasa selama lima detik.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Gempa bumi tektonik dengan kekuatan magnitudo 5,3 mengguncang wilayah Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Jumat (12/3/2021). Belum ada laporan bangunan rusak atau korban jiwa.
Berdasarkan rilis yang diterima Kompas dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Jumat siang, gempa terjadi pukul 10.16 WIT di wilayah Wamena. Wamena adalah ibu kota Jayawijaya yang berada di kawasan Pegunungan Papua.
Sementara itu, pusat gempa bumi terletak pada koordinat 4,54 Lintang Selatan dan 138,98 Bujur Timur atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 49 kilometer dari arah selatan Kota Wamena dengan kedalaman 24 kilometer.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno memaparkan, memperhatikan lokasi dan kedalamannya, gempa bumi kali ini merupakan jenis gempa dangkal. Ini disebabkan aktivitas sesar lokal, yakni Lajur Anjak Pegunungan Tengah.
Sementara dari hasil analisis mekanisme sumber, lanjut Bambang, menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan naik atau dikenal dengan istilah thrust fault.
Ia menuturkan, guncangan gempa bumi ini dirasakan hingga sekitar Kota Wamena dengan skala IV MMI. Skala ini berarti getaran dirasakan banyak orang di dalam rumah.
Bambang menambahkan, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan, gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
Ia pun mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak benar. Masyarakat juga diminta menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jayawijaya Ernawati Tappi mengungkapkan, gempa di Kota Wamena sangat terasa. Adapun durasi gempa selama lima detik.
”Kami sedang melihat kondisi Kota Wamena pascagempa. Sampai saat ini belum ada temuan bangunan yang mengalami kerusakan,” papar Ernawati.
Sembilan patahan
Kepala Subbidang Pengumpulan dan Penyebaran Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura Dedy Irjayanto mengatakan, masyarakat wajib mewaspadai pergerakan sembilan sesar atau patahan di wilayah Papua dan Papua Barat yang menyebabkan terjadinya gempa bumi.
Dari data Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura disebutkan, terjadi 1.597 kali gempa di Papua dan Papua Barat akibat pergerakan sembilan sesar tersebut sepanjang 2020.
Sembilan sesar ini meliputi Sesar Sorong di Sorong dan Sesar Ransiki di Ransiki di wilayah Papua Barat. Sementara di wilayah Papua adalah Sesar Yapen di wilayah Serui dan Biak, Zona Patahan Waipoga, Wandamen, Sesar Sungkup Weyland di Nabire dan sekitarnya, Zona Lajur Anjak Mamberamo di Wilayah Sarmi dan sekitarnya, zona pengangkatan Cycloop di Jayapura dan sekitarnya, serta Lajur Anjak Pegunungan Tengah di wilayah Wamena dan sekitarnya.
”Warga yang bermukim di sembilan jalur sesar ini harus meningkatkan mitigasi karena wilayah Papua dan Papua Barat merupakan kawasan rawan terjadi gempa,” kata Dedy.